Silent no more! (7 Weeks of Deeper Love) (Pdm Thamrin)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 18 November 2022 13.14 oleh Leo (bicara | kontrib) (Penggantian teks - "| illustration= " menjadi "| illustration16x9= ")
Lompat ke: navigasi, cari

Shalom, pada tahun lalu kita berdoa dalam 9 Weeks of Breakthroughs dan tahun ini kita bersama-sama dalam 7 Weeks of Deeper Love. Mari kita ikut dan taat terus saja tanpa motivasi apa pun. Dalam buletin pada bagian "Kasih Persaudaraan" dikatakan, suasana kasih seperti itulah yang dituntut Allah dalam pelayanan kepada-Nya. Pelayanan tanpa kasih adalah bersifat profesional, pelayanan seorang upahan; pelayanan sekedar rutinitas sekedar memenuhi tugas. Sedangkan pelayanan dengan kasih abadi menjadi pelayanan yang hidup dan indah serta berkenan dan menyenangkan hati-Nya.

Shalom, pada tahun lalu kita berdoa dalam 9 Weeks of Breakthroughs dan tahun ini kita bersama-sama dalam 7 Weeks of Deeper Love. Mari kita ikut dan taat terus saja tanpa motivasi apa pun.

Dalam buletin pada bagian "Kasih Persaudaraan" dikatakan, suasana kasih seperti itulah yang dituntut Allah dalam pelayanan kepada-Nya. Pelayanan tanpa kasih adalah bersifat profesional, pelayanan seorang upahan; pelayanan sekedar rutinitas sekedar memenuhi tugas. Sedangkan pelayanan dengan kasih abadi menjadi pelayanan yang hidup dan indah serta berkenan dan menyenangkan hati-Nya.

Saya tidak mengatakan bahwa pelayanan saya sudah baik sekali tapi saya selalu memulai tanpa menempatkan motivasi di atas segala-galanya. Saya terus berjalan dan belajar dalam proses. Saya bersama gereja ini sejak awal pada tahun 1995. Dulu memasang kabel itu hal yang biasa bersama Pak Susilo dan rekan-rekan lainnya. Dan 16 tahun kemudian, saya tetap enjoy, tetap sukacita, dan roh saya tidak pernah padam, dan Saudara harus lebih semangat lagi.

Saya mengucap syukur kepada Tuhan, melalui Pak Rusli saya diutus mengikuti All Nations Prayer Convocation di Yerusalem selama 2 minggu, bukan perjalanan berjalan-jalan. Ada tugas yang berat bagi hidup saya. Kalau jalan-jalan itu kita hanya melihat tempat-tempat secara Bible Story, tapi ini benar-benar kami mengikuti konvokasi selama dua minggu dari pagi, sesi demi sesi, sampai 10 malam, bahkan jam 10-12 malam kita masuk ke Menara Doa. Saya mau katakan, tiada hari tanpa mencucurkan air mata. Saya tidak pernah berpikir saya bisa ke sana, saya tidak punya motivasi yang lebih, dan saya mengucap syukur yang tidak bisa saya lukiskan.

Konvokasi doa ini diikuti oleh 160 bangsa dengan 2500 peserta. Saudara, orang China paling banyak yaitu 500 peserta, diikuti Afrika 300, dan Indonesia 300 peserta.

Saya ingin membagikan dari Yesaya 62:6-7,

Di atas tembok-tembokmu, hai Yerusalem, telah Kutempatkan pengintai-pengintai. Sepanjang hari dan sepanjang malam, mereka tidak akan pernah berdiam diri. Hai kamu yang harus mengingatkan TUHAN kepada Sion, janganlah kamu tinggal tenang dan janganlah biarkan Dia tinggal tenang, sampai Ia menegakkan Yerusalem dan sampai Ia membuatnya menjadi kemasyhuran di bumi.

Tuhan tidak pernah tinggal tenang dan terlelap tidur. Tapi seringkali Gereja tertidur, anak-anak Tuhan seringkali terlelap dan tertidur.

Inilah tema yang diusung Konvokasi Doa di Yerusalem, yaitu Silent no more! Jangan pernah berhenti bersaksi. Kenapa Gereja berhenti bersaksi? Gereja berhenti karena:

  1. Pengaruh dunia yang luar biasa.
  2. Kalau kita lihat di negara-negara Eropa, gereja menjadi shopping mall dan sebagainya. Dunia memenuhi kita dengan kekayaan, pengetahuan, metode, dunia mencoba mempengaruhi kita dengan banyak cara, sehingga seolah-oleh kita, gereja, orang percaya, tidak perlu dekat dengan Tuhan.
  3. Roh yang padam
  4. Kenapa roh padam? Kenapa kita letih, lesu, tidak bergairah? Semangat kita naik turun. Begitu kena masalah kita goyang dan good bye sama pelayanan Tuhan. Saya menyimak, roh ini padam karena kita kurang menerima air hidup. Orang yang mengalami kasih yang mula-mula itu bersuara dan memenangkan banyak jiwa. Manusia tidak bisa hidup tanpa air. Roh kita butuh air kehidupan yaitu Firman Tuhan. Itulah pengurapan. Spirit kita butuh pengurapan. Pak Rusli ajak kita memuji dan menyembah. Saya katakan Yes, dan kami mendukung terus, bahkan pagi ini di Danau Bogor Raya dan kami juga melakukan sorenya di Gunung Putri, sejak tahun lalu. Luar biasa.
  5. Tidak punya waktu
  6. Ini alasan yang paling banyak. Ingat, Tuhan yang kita sembah tidak pernah tinggal tidur dan tinggal tenang, sementara kita seringkali enak tidur dan tinggal tenang.

Dalam Yohanes 4, perempuan Samaria itu mengalami kasih yang mula-mula.

Yohanes 4:14, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal." Perhatikan ayat 15, kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air."

Air yang Tuhan berikan itu, kita semua sudah menerimanya. Amin? Kuncinya, ayat 14, terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal! Dan perempuan ini memberi respons yang luar biasa. Ketika hidup kita dipenuhi oleh air kehidupan itu, kita respons dengan tepat, maka dari ayat 28 dan seterusnya, kita tahu orang Samaria pun mengenal Yesus Kristus.

Ketika kasih mula-mula terjadi, saya percaya, kita tetap tidak tidur tenang dan tetap bersuara untuk Yesus Kristus. Mari kita tetap setia, terus berjalan di dalam Tuhan, dan kita terus mendukung tuntunan Tuhan melalui Gembala Sidang kita.

Tuhan Yesus memberkati.