Mengampuni (Pdt Sutadi Rusli)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 18 November 2022 14.44 oleh Leo (bicara | kontrib) (Penggantian teks - "| khotbah =" menjadi "| title=")
Lompat ke: navigasi, cari

Saya senantiasa mau mengajak kita semua untuk mengingat kembali penderitaan Tuhan Yesus dua ribu tahun yang lalu. Penderitaan Tuhan Yesus dimulai pada waktu Dia ada di Taman Getsemani, saat Dia berdoa pada Bapa di Sorga. Firman Tuhan katakan bahkan peluh Tuhan Yesus itu berubah menjadi titik-titik darah, Yesus berdoa, "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." (Matius 26:39)

Mengenang penderitaan Tuhan Yesus

Saya senantiasa mau mengajak kita semua untuk mengingat kembali penderitaan Tuhan Yesus dua ribu tahun yang lalu.

Penderitaan Tuhan Yesus dimulai pada waktu Dia ada di Taman Getsemani, saat Dia berdoa pada Bapa di Sorga. Firman Tuhan katakan bahkan peluh Tuhan Yesus itu berubah menjadi titik-titik darah, Yesus berdoa, "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." (Matius 26:39)

Yesus menyerahkan apa pun kepada kehendak Bapa di Sorga!

Setelah itu Yesus ditangkap dan mulai masuk dalam pengadilan demi pengadilan. Pada waktu tidak ditemukan apa pun kesalahan-Nya, Dia tetap dipersalahkan dengan tuduhan bahwa Dia menempatkan diri-Nya sebagai seorang Raja.

Kemudian mulailah Dia mengalami siksaan, pakaian-Nya dilucuti, Dia disiksa, diludahi, diejek, dihina, bahkan belum berhenti sampai di situ, Dia masih harus memanggul salib-Nya ke bukit Golgota. Ini adalah perjalanan Via Dolorosa, perjalanan yang sungguh menyakitkan. Kalau kita pergi ke Tanah Perjanjian, di sana ada 14 stasi ada di perjalanan Via Dolorosa. Yesus mengalami jatuh bangun, semalam-malaman tidak tidur, disiksa, dan darah-Nya tercurah. Penderitaan-Nya belum selesai. Pada waktu di Bukit Golgota, salib yang dibawa dipersiapkan untuk menyalibkan diri-Nya. Tubuh Tuhan Yesus yang sudah begitu lemah dan menderita amat sangat, darah tercurah di mana-mana, dipakukan di kayu salib. Tentu amat sangat menyakitkan karena paku yang besar dipakukan ke rongga-rongga Destot, yang berisikan syaraf-syaraf motorik, sesuatu yang sangat-sangat menyakitkan.

Mulailah salib itu didirikan. Pukul 12 tengah hari, daerah sekitar Bukit Golgota mengalami kegelapan yang luar biasa. Dan kurang lebih pukul 3 siang itu, Dia berteriak kepada Bapa di Sorga, “Eli, Eli, lama sabakhtani?” Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? Firman Tuhan katakan pada saat itu, Dia adalah manusia yang buruk rupa, The Man of Sorrow, di mana tubuh dan wajah-Nya hancur. Bahkan Bapa di Sorga tidak mau melihat-Nya karena saat itu dia sedang menanggung dosa seluruh dunia, dosa Saudara dan saya.

Saat itu seseorang membawa anggur asam untuk diberikan pada Yesus. Pada waktu itu Dia mencicipi sedikit, lalu Dia mati, Dia menyerahkan nyawa-Nya kepada Bapa di Sorga.

Mari bersyukur, terima kasih Tuhan, seharusnya kami yang mengalami itu semua, karena kami adalah orang-orang berdosa, dan upah dosa adalah maut, tapi Engkau menggantikan kami, terima kasih Tuhan.

Seringkali kami tidak menghargai apa yang Engkau lakukan 2000 tahun lalu, kami seringkali merasa kecewa, ngomel, seringkali kami bersungut-sungut Tuhan. Ampuni kami Tuhan, terima kasih Tuhan. Engkau begitu baik, terima kasih Tuhan, Engkau baik, Tuhan.

Terima kasih, terima kasih Tuhan, Engkau mati di kayu salib bagi kami semua. Tapi kami bersyukur, tiga hari kemudian Engkau bangkit. Biarlah apa yang Engkau kerjakan di kayu salib, tidak pernah kami lupakan, setiap penderitaan yang kami alami, kami tahu itu adalah karunia, karena bukan hanya karunia keselamatan, tapi juga karunia untuk menderita bagi kemuliaan nama-Mu yang kudus.

Dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Amin.

Pintu pengampunan sudah dibukakan

Kalau kita ingat akan kematian Tuhan Yesus dua ribu tahun lalu, di kayu salib, ada yang bertanya pada saya, Yesus mati di kayu salib untuk apa? Saya jawab, Tuhan Yesus mati di kayu salib untuk mengampuni dosa Saudara dan saya. Amin!

Mazmur 103:3, Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu,

Ada 7 perkataan Tuhan Yesus di kayu salib, salah satunya adalah Lukas 23:34a, Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka…”

Ini menjadi titik tolak, bagaimana pintu pengampunan sudah dibukakan untuk kita semuanya.

Mengapa kita harus mengampuni?

Ada tiga pengertian kenapa kita harus mengampuni.

#1 Mengampuni adalah perintah Tuhan

Catat dengan baik! Mengampuni adalah perintah Tuhan.

Matius 6:14-15,

Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."

Siapa yang mau melakukan perintah Tuhan? Kita semua mau melakukan perintah Tuhan! Tuhan Yesus melakukan perintah Bapa di Sorga.

Ada satu orang bernama Karol Józef Wojtyła, yang mengalami hal-hal yang luar biasa.

Ketika ia menjadi Dosen di Polandia, dia memiliki seorang asisten dosen bernama Adam Zieliński, yang ternyata adalah mata-mata dari Partai Komunis yang bertujuan mengintimidasi Wojtyła. Ketika mata-mata ini melakukan hal-hal yang jahat terhadap Wojtyła, ternyata sang Dosen malah membalas dengan kebaikan demi kebaikan.

Kemudian pada 13 Mei 1981, dia juga mengalami kejadian di mana dia ditembak oleh seseorang bernama Mehmet Ali Ağca. Dia tertembak namun selamat dari tragedi itu. Setelah sembuh, dia malah mengunjungi Mehmet Ali Ağca, yang telah menembaknya itu, di penjara, bahkan dia cium dan peluk.

Siapakah Karol Wojtyła ini? Dia lebih dikenal sebagai Paus Yohanes Paulus II. Dia adalah salah satu pemimpin gereja dan salah satu pemimpin dunia yang terbaik.

Kisah hidupnya pun diangkat dalam sebuah film. Dunia pun gempar dengan pengampunan yang diberikannya. Ketika diwawancarai, kenapa dia bisa mengampuni orang-orang yang melakukan kejahatan demi kejahatan kepadanya?

Dia menjawab, “Saya harus menjadi pelaku Firman. Saya hanya melakukan perintah Tuhan bahwa kita harus saling mengampuni. Karena Tuhan Yesus sudah melakukan, maka kita juga harus melakukan. Harga nyawa seseorang yang bertobat, yang minta pengampunan itu jauh lebih berharga.” Ini menjadi statement yang menggugah orang-orang percaya.

Kalau 2000 tahun lalu Tuhan sudah mengampuni kita, kita juga harus mengampuni satu sama lain. Amin!

Suatu kali, Petrus datang kepada Yesus dan bertanya, "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Petrus berpikir bahwa angka 7 adalah angka yang sempurna. Bahwa aku ini sudah hebat bisa mengampuni sedemikian sempurnanya. Tapi dia dikagetkan oleh jawaban Yesus, "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. (Matius 18:21)

Tujuh adalah angka sempurna, artinya kita harus mengampuni sempurna, dikalikan sempurna, ditambah sempurna! Kalau mau menjadi seperti Yesus, Saudara harus saling mengampuni. Jumat Agung, Tuhan sudah mengampuni kita, kita juga harus saling mengampuni satu sama lain.

#2 Mengampuni agar doa kita tidak terhalang

Yohanes 15:7, Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.

Bahasa Inggris terjemahkan, dalam kondisi apapun juga, doa kita dijawab Tuhan.

Firman ini dahsyat. Apa yang menjadi cita-cita, pengharapan Saudara? Kalau saya tanya, siapa yang punya pengharapan, pasti semua punya. Semua pasti punya cita-cita. Pada waktu kita berdoa, kita pasti mau dijawab Tuhan. Tapi ada syarat Tuhan buat kita, yaitu barangsiapa mau tinggal dalam Tuhan!

Ada 7 kali kata tinggal di dalam Aku dalam Yohanes 15:1-7. Supaya doa kita dijawab, harus tinggal di dalam Tuhan Yesus.

Hidup ini ada rambu-rambu. Waktu Adam dan Hawa tinggal di taman Eden, Tuhan katakan, seluruh taman ini kelola dengan baik, kamu punya kuasa atas binatang-binatang di udara, darat, dan laut. Jadi Adam dan Hawa diberikan kebebasan yang luar biasa! Tuhan berikan rambu-rambunya kepada Adam dan Hawa, Jangan makan buah dari pohon kehidupan!

Hidup kita diberikan kebebasan oleh Tuhan, tapi ada banyak rambu-rambunya! Kenapa tidak boleh begini begitu? Itu adalah pertanyaan dari banyak orang. Saudara, pada waktu kita melakukan sesuatu, cek dulu, apakah yang kita lakukan ini menyenangkan hati Tuhan atau tidak? Pada waktu mau melakukan sesuatu, tanya pada diri kita sendiri, apakah sesuai Firman Tuhan atau tidak? Ada rambu-rambunya!

Waktu kita beli motor, mobil, alat elektronik yang baru, sesuai kebutuhan Saudara, pasti dapat manual book-nya, harus begini atau begitu, supaya alat ini menjadi awet, umurnya menjadi panjang. Siapa yang mau umurnya panjang dan diberkati Tuhan? Saudara harus punya manual book. Manual book kita adalah Alkitab! Saudara tidak usah susah-susah. Segala hal apapun yang Saudara tanya, jawabannya ada di buku Alkitab ini. Dari keluarga, pelayanan, pekerjaan, berkat, sampai kepada jodoh. Semua ada di sini! Jadi setiap hari kita perlu baca, bagaimana langkah-langkah ke depan, lihat manual book-nya bagaimana. Manual book-nya Tuhan untuk hidup kita itu ada begitu banyak petunjuknya, sehingga kita perlu setiap hari.

Apa salah satu rambu dalam hidup kita, supaya doa kita tidak terhalang?

Markus 11:25

Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu." (Tetapi jika kamu tidak mengampuni, maka Bapamu yang di sorga juga tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu.)

Amin? Siapa yang tiap hari doa? Kita doa tiap hari. Oh bagus. Tapi Tuhan ingatkan ini. Ini adalah salah satu rambu untuk “tinggal di dalam Aku”, artinya mengikuti manual book-nya Tuhan.

Tidak heran doa kita bertahun-tahun tidak terjawab. Mungkin ada sesuatu yang kita perlu koreksi. Ada apa dalam hidup kita. Mungkin Saudara sudah lama bergumul, tapi doa Saudara tidak terjawab. Mungkin Tuhan katakan, Kamu itu tidak tinggal di dalam Aku, sehingga apa yang kamu minta tidak bisa Aku jawab! Aku adalah pohon dan kamu adalah ranting-rantingnya. Tapi kamu tidak mau menempel pada-Ku, sehingga kamu tidak mendapatkan pewahyuan!

#3 Mengampuni agar terhindar dari penyakit

Mazmur 103:3, Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu,

Dalam Matius 18:21, Tuhan berikan perumpamaan, seorang yang punya hutang 10.000 dinar, dan 100 dinar. Yang 10.000 sudah tidak bisa bayar, karena begitu besarnya. Yang besar sekali ini dihapuskan hutangnya oleh Raja. Begitu keluar, dia ketemu temannya yang hutangnya cuma sedikit kepada dia ketimbang hutangnya pada Raja.

Hamba yang jahat ini menagih dan marah besar. Kalau tidak bayar kamu akan kumasukkan ke penjara. Sudah minta ampun tapi tidak diampuni juga. Waktu Raja dengar, Raja marah besar lalu menghukum hamba yang jahat itu. Tuhan bilang, Raja ini menyerahkan hamba yang jahat kepada Algojo. Saudara, Algojo ini dalam bahasa aslinya ditulis, basanistes, artinya penyakit. Jadi, Raja ini menyerahkan hamba yang jahat ini kepada algojo ini, artinya diserahkan kepada penyakit.

Matius 18:35, Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu."

Saudara, ini peringatan buat kita. Peringatan buat Saudara dan saya! Saudara mau diberkati Tuhan? Tuhan katakan, Bapa di Sorga akan berbuat seperti Raja itu. Dia menyerahkan hamba yang jahat kepada Algojo. Dia menyerahkan kepada sakit-penyakit. Basanistes ini adalah kondisi yang tidak enak

Satu kali, ada seorang hamba Tuhan dengan tim melayani di Rumah Sakit. Waktu dia bertemu seorang pasien di sana, terbaring lemah, dan didoakan. Mulailah diberikan sesuatu pengertian. Hamba Tuhan memberikan kebenaran Firman Tuhan. Hamba Tuhan ini berharap Bapak ini mau mengerti, bertobat, dan mengampuni. Tapi Hamba Tuhan ini kaget waktu mendengar statement pasien yang sakit itu. dia katakan, “Saya tidak akan pernah mengampuni!” Luar biasa, ada orang yang lebih baik mengalami sakit penyakit yang sangat menyakitkan, dibandingkan dia harus mengampuni! Saya berdoa tidak ada seorang pun kita seperti Bapak yang terbaring di Rumah Sakit itu. Waktu kita dengar Firman Tuhan itu, mari kita hidup saling mengampuni. Amin!

Penyakit fisik, kondisi keluarga, keuangan yang tidak baik, bisa karena dosa. Mari sama-sama, kalau terjadi itu semua karena sesuatu yang Tuhan izinkan. Karena Tuhan katakan, Bapa-Ku di Sorga akan melakukan seperti yang dilakukan Raja itu. Artinya dia tega untuk mengizinkan Saudara mengalami sakit, tapi mari datang pada Yesus dan kita minta pengampunan.

Penutup

Kita semua adalah orang yang berdosa. Tidak ada seorang pun yang benar di hadapan Tuhan. Tuhan mengampuni kita, maka kita juga harus mengampuni satu sama lain, supaya kita sungguh-sungguh melakukan Firman Tuhan. Mari kita mengampuni sesama kita, agar kita diberkati, doa-doa kita dijawab Tuhan, dan Tuhan menjauhkan diri kita dari sakit penyakit.

Amin.