Paradigma baru, menjadi murid dan berbuah

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 12 November 2022 03.50 oleh Leo (bicara | kontrib) (Penggantian teks - "| namalengkap=" menjadi "| completename=")
Lompat ke: navigasi, cari

Matius 13:23,

'"Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat."

Shalom sahabat-sahabat yang terkasih, pada renungan kali ini, kita akan merenungkan kembali pesan Tuhan di dalam Matius 13 mengenai perumpamaan seorang Penabur.

"Adalah seorang penabur keluar untuk menabur. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar" Matius 13:1-9

Dalam perumpamaan ini benih yang ditaburkan berbicara mengenai Firman Tuhan. Firman Tuhan itu ibarat benih yang ditaburkan di hati kita. Ada 4 keadaan yang Tuhan Yesus berikan sehubungan dengan benih yang ditaburkan tersebut.

  1. Benih yang jatuh di pinggir jalan, adalah orang yang mendengarkan Firman tentang Kerajaan Allah, tapi tidak mengertinya, lalu datanglah si jahat dan merampasnya.
  2. Benih yang tumbuh di tanah yang berbatu-batu, ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad.
  3. Benih yang jatuh di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.
  4. Adalah benih yang jatuh di tanah yang baik, yang menghasilkan banyak buah.

Firman Tuhan adalah kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kita. Firman Tuhan yang ditaburkan akan merubah pola pikir /paradigma kita, dan paradigma yang berubah tersebut akan merubah kehidupan kita, sehingga apabila kita memegangnya dan bertekun di dalamnya (mengerti, merenungkannya, serta melakukannya, walaupun di tengah kesulitan /masalah/ tekanan), maka ia akan menghasilkan buah 30, 60 bahkan sampai 100 kali lipat. Tetapi permasalahannya, sama seperti perumpamaan penabur di atas, kita akan diperhadapkan dengan tantangan-tantangan yang ada;

  1. Ada iblis /si jahat yang senantiasa ingin merampas kebenaran yang baru saja ditaburkan. (Jangan lupa kita sedang memasuki era peperangan rohani yang sangat dahsyat. Iblis berusaha untuk mencuri dan membelokkan kebenaran. Dengan tipu muslihat ia akan memberikan kebenaran yang salah /palsu. Ingat bahwa ia adalah bapa pendusta (Efesus 6:10-11; Yesaya 27:1).
  2. Kekuatiran dunia dan tipu daya kekayaan yang senantiasa mencoba untuk men-distract/mengalihkan fokus kita.

Karenanya, kita harus sungguh-sungguh mengerti kebenaran yang benar, sungguh-sungguh memegangnya kuat-kuat dan menjadi pelaku firman (Ingat perumpamaan Tuhan Yesus mengenai orang yang membangun rumah di atas batu, bukan di atas pasir). Kita harus sungguh-sungguh berakar (tidak seperti benih yang tumbuh di atas tanah yang tipis yang akarnya tidak kuat). Kita harus sungguh-sungguh dimuridkan /menjadi murid, agar kita berbuah 30, 60 bahkan 100 kali.

TUHAN YESUS MEMBERKATI.(HW).

'"Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat." (Matius 13:23)