Bersukacita ke rumah Tuhan

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 10 Mei 2022 13.30 oleh Sari (bicara | kontrib) (Baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari

Mazmur 122:1,

'"Nyanyian ziarah Daud. Aku bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku: "Mari kita pergi ke rumah TUHAN."

Ayat ini menunjukkan suatu ekspresi kegairahan dan semangat Daud dalam merespon ajakan untuk pergi ke rumah TUHAN di Yerusalem, dimana rumah TUHAN yang dimaksud merujuk kepada Pondok Daud yang ia dirikan, atau jika diaplikasikan pada periode berikutnya berarti ke Bait Allah. Jika ayat ini kita implementasikan dalam era kita sekarang ini, maka sudah seharusnya kita juga mengikuti teladan Daud yang memiliki respon hati bersukacita terhadap ajakan untuk pergi ke gereja.

Selama lebih dari dua tahun, kita beribadah secara online dari tempat tinggal kita mengingat situasi dan kondisi yang belum menentu terkait penularan COVID-19. Namun sekarang ini, sudah banyak gereja yang telah mengadakan ibadah secara onsite dengan penerapan prokes sesuai aturan pemerintah. Bagaimana dengan Anda? Sudahkah Anda Kembali beribadah onsite di gereja lokal tempat Anda tertanam dan berjemaat? Atau Anda sudah terbiasa dengan ibadah online dan masih merasa enggan, bahkan takut untuk beribadah secara onsite? Sekalipun sudah beberapa rekan, sahabat atau keluarga bahkan gembala mengajak agar Anda Kembali beribadah secara onsite. Mari kita bersukacita ke rumah TUHAN! Paling tidak ada tiga alasan mengapa kita harus merespon dengan sukacita ajakan ke rumah TUHAN:

  1. Kita pergi untuk memuji dan menyembah TUHAN secara koorporat
  2. Tidak dapat dipungkiri bahwa kita bisa memuji dan menyembah TUHAN di mana saja, sejauh kita menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran. Namun dengan pergi ke gereja, beribadah secara onsite kita dapat memuji dan menyembah TUHAN secara koorporat, secara bersama-sama dengan jemaat lainnya dalam kesatuan hati dan ikatan kasih Kristus yang luar biasa. Ada persekutuan yang erat bukan hanya dengan TUHAN yang kita sembah tapi juga dengan sesama jemaat lainnya yang menyembah bersama dengan kita. Sebuah pengalaman rohani (spiritualitas) yang jauh berbeda jika dibandingkan dengan beribadah secara online di rumah masing-masing.

  3. Kita mencintai TUHAN dan tempat kediaman-Nya
  4. TUHAN Mahahadir, tepat sekali! Kehadiran-Nya dimanifestasikan secara khusus di Sorga tempat kediaman-Nya, di setiap hati yang merindukan DIA dan di tempat yang dikhususkan untuk memuji dan menyembah DIA tempat dimana jemaat secara koorporat bersekutu dengan-Nya. Apa yang paling kuat yang membuat kita dapat merespon dengan sukacita ajakan untuk pergi ke rumah TUHAN adalah karena kita mencintai/mengasihi TUHAN. Kasih yang besar kepada TUHAN tentunya membuat rasa rindu yang sangat dalam untuk mencari, mengejar, berjumpa dan menyembah DIA setiap saat serta di waktu yang khusus dan di tempat yang khusus pula. Tuhan Yesus bukan hanya mengasihi Bapa, tetapi juga memiliki kecintaan akan rumah TUHAN. "Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku." (Yohanes 2:17).

  5. Kita masih diberikan kesempatan untuk menyembah TUHAN
  6. Setiap ajakan untuk pergi dan beribadah ke rumah TUHAN harus disadari sebagai sebuah kesempatan untuk menyembah TUHAN. Hidup manusia sangat rentan, kita tidak tahu apa yang akan terjadi hari esok, itu sebabnya jika kita masih diberi kesempatan pada hari ini, itu adalah sebuah kesempatan emas yang tidak boleh disiakan-siakan.

"Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!" (Yesaya 55:6)

"Aku hendak memuliakan TUHAN selama aku hidup, dan bermazmur bagi Allahku selagi aku ada." (Mazmur 146:2). (DL)

'"Nyanyian ziarah Daud. Aku bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku: "Mari kita pergi ke rumah TUHAN." (Mazmur 122:1)