Iman yang menaklukkan tantangan

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 24 November 2022 03.16 oleh Leo (bicara | kontrib) (Penggantian teks - "| judul =" menjadi "| title=")
Lompat ke: navigasi, cari
RK.jpgRK.jpg
Renungan khusus
Tanggal30 Oktober 2011
Renungan khusus lainnya

“Iman adalah DASAR dari segala sesuatu yang kita harapkan dan BUKTI dari segala sesuatu yang tidak kita lihat ... Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia”. (Ibrani 11:3, 6)

Milikilah iman di dalam Kristus, sebab:

  1. Iman sanggup membalikkan keadaan
  2. Iman membuat kita berkenan kepada Allah
  3. Iman membawa kita masuk ke dalam target Tuhan

#1 Iman sanggup membalikkan keadaan

Kita telah berada di tahun Ayin Beth dan sekarang sedang berjalan di musim baru. Tanggal 28 September 2011 pukul 18.00 terjadi peralihan tahun dalam penanggalan ka-lender Yahudi, dari tahun Ayin Aleph ke Ayin Beth. Sekarang telah berada di tahun Ayin Beth. Tentu ada banyak hal yang menanti di tahun Ayin Beth termasuk “masalah”. Pada umumnya orang memandang masalah sebagai tantangan dan diidentikkan sebagai kondisi “yang tidak enak, pahit, menekan, dan sebagainya”. Dalam situasi demikian, orang berusaha untuk memperoleh kemenangan atau menaklukkan tantangan. Kemenangan dan penaklukan atas tantangan merupakan harapan setiap orang. Dan bagi orang percaya “tidak ada yang mustahil”. Caranya, bertindaklah dalam iman sebab iman dapat “membalikkan keadaan”.

Kesaksian:

Ada seorang anak Tuhan, saat menghadapi tantangan yang berat, ketika bersandar kepada Tuhan, dia melihat pertolongan yang nyata; Tuhan membalikkan keadaan, masalah berubah jadi berkat yang besar. Dia baru diangkat menjadi seorang presiden direktur di perusahaan yang selama ini dia bekerja, segera berhadapan dengan masalah yang sulit baginya. Era kepemimpinan yang lalu membuat keadaan perusahaan yang sudah lima puluh tahunan ini menukik di tiga tahun terakhir, sehingga semula sebetulnya perusahaan itu sudah diputuskan untuk dijual. Masalah yang dialami saat itu adalah banyaknya uang yang harusnya sudah tertagih karena proyek-proyek yang dikerjakan sudah selesai, ternyata jadi tunggakan. Akumulasi berbagai tunggakan sekitar Rp 3 miliar membuat seretnya uang cair untuk operasional perusahaan. Keadaan ini membuatnya sulit bergerak. Teman saya ini berbagi beban masalahnya, lalu saya tawarkan untuk bersama-sama mencari Tuhan secara khusus, agar mengalami pertolongan-Nya. Saat kami bertiga menyembah dan mencari wajah-Nya, Tuhan mengingatkan saya tentang Firman Tuhan:

  • “Betapa dahsyatnya segala pekerjaan-Mu; oleh sebab kekuatan-Mu yang besar musuh-Mu tunduk menjilat kepada-Mu. Seluruh bumi sujud menyembah kepada-Mu, dan bermazmur bagi-Mu, memazmurkan nama-Mu.” (Mazmur 66:3-4)
  • “Dengan perbuatan-perbuatan yang dahsyat dan dengan keadilan Engkau menjawab kami, ya Allah yang menyelamatkan kami, Engkau, yang menjadi kepercayaan segala ujung bumi dan pulau-pulau yang jauh-jauh;” (Mazmur 65:6)

Firman Tuhan mengajar kita, saat menghadapi keadaan yang sulit, datanglah kepada Allah dengan sikap yang benar. Kita datang kepada-Nya dalam pengenalan yang pasti, kita harus kenal siapa Allah bagi kita atas masalah, dan apa yang Dia sanggup buat atas masalah kita. Perkatakanlah hal itu kepada-Nya sebagai penghormatan dan ungkapan kepercayaan kita kepada-Nya. Itu adalah ungkapan iman yang sesungguhnya kepada-Nya. Dia adalah jawaban yang tidak akan mengecewakan atas masalah yang kita hadapi. Dia yang menjawab dengan perbuatan-Nya yang dahsyat. Sebab itu percayalah, bahwa Dia adalah Allah yang sedemikian, dan katakanlah kepada-Nya sebagai pengakuan iman. Walaupun bagi mata jasmani belum melihat, namun mata iman telah lebih dulu melihat apa yang Tuhan akan buat sebagai jalan keluar. Karena itu katakan dengan iman kepada-Nya: “Betapa dahsyatnya segala pekerjaan-Mu Tuhan! Kekuatan-Mu yang besar membuat masalahku bertekuk lutut di hadapan-Mu! Saya percaya inilah yang akan terjadi dengan masalah yang saya hadapi.” Inilah iman yang menaklukkan. Karena Allah melihat iman kita, maka Dia bertindak untuk kita sesuai dengan iman kita. Ketika datang dengan iman, maka Dia berkenan akan iman kita. Allah yang berperang bagi kita. Di atas iman dan perkataan pengakuan kita akan Dia, Allah berpijak dan bertindak menaklukkan masalah kita.

Ketika kami mulai memperkatakan kepada Allah seperti yang firman itu ajarkan, sesuatu terjadi. Tuhan memberikan penglihatan kepadanya. Ada hembusan angin yang cukup kencang, lalu terlihat kertas beterbangan karenanya, dan menempel ke tubuhnya, ternyata saat dilihat, itu semuanya uang. Tuhan sudah menjawab doa kami. Dalam lima hari kemudian, jawaban Tuhan yang di luar dugaan terjadi. Dari tiga sumber yang berbeda, yang sama sekali tidak tahu menahu keadaan yang sedang dihadapi, tanpa meminjam, masuk dana melebihi jumlah tagihan. Hanya Tuhan yang bisa melakukan hal itu. Bukan hanya operasional perusahaan bisa berjalan baik, dua bulan berikutnya gaji karyawan naik, setelah sekian waktu tidak pernah ada kenaikan, dan bulan berikutnya lagi pembagian bonus bagi karyawan. Mengakhiri tutup buku tahun 2010, perusahaan mencetak rekor keuntungan yang belum pernah dicapai sepanjang 50 tahun! Tuhan membuat kejutan bagi orang yang berjalan dalam iman yang aktif. Masalah dibalikkan jadi berkat yang besar. Itulah yang ingin Tuhan buat atas kita.

Untuk mengalami kemenangan dalam perjalanan hidup kita di “musim yang baru”, Tuhan memberikan kekuatan baru bagi kita yang berjalan menuju kepada tujuan Ilahi. Karena itu kita harus senantiasa melangkah dengan mengenakan iman yang aktif. Imanlah yang membuat kita jadi kuat dan berkemenangan. Para pahlawan iman dalam Alkitab adalah orang-orang yang telah berjalan dalam iman, dan menaklukkan setiap tantangan.

  • Oleh iman, Daniel di gua singa menaklukkan keadaan.
  • Oleh iman, Musa keluar dari identitas Mesir yang sudah melekat dalam dirinya, dan menaklukkan seluruh kekuatan Firaun untuk memerdekakan umat Israel.

Semua tantangan dan pergumulan yang kita hadapi pasti dapat ditaklukkan oleh iman. Sebaliknya, tanpa iman, kita tidak dapat meraih kekuatan yang Allah sediakan untuk menanggulangi situasi kita.

Firman Tuhan berkata: “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.” (Ibrani 11:3)

Untuk meraih segala janji Allah, kita harus beriman. Sebab iman memungkinkan kita berharap kepada Allah; dan setiap janji yang digenapi merupakan bukti dari iman. Iman menjadi pijakan yang pasti untuk memiliki keyakinan, baik di hadapan Tuhan, maupun saat menghadapi tantangan.

Bagaimana? Setiap hari kita harus senantiasa mengaktifkan iman, dan berjalan dalam iman. Jika kita berjalan dengan iman, kita akan menjadi orang yang:

  • Berjalan dalam kemenangan
Kita selalu mampu mengalahkan dunia, sehingga tidak dikuasai oleh apa yang dari dunia. (1 Yohanes 5:4)
  • Bergerak secara dinamis
Kita akan dinamis bergerak dari level iman yang satu ke iman level berikutnya. Setiap tantangan yang kita hadapi, akan membuat iman semakin kuat, dan bergerak ke level yang lebih maju. (Roma 1:17)
  • Bertumbuh menjadi orang yang berkenan kepada Allah. (Ibrani 11:6)

#2 Iman membuat kita berkenan kepada Allah

”Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.” (Ibrani 11:6)

Dari nats ini, ada beberapa catatan yang harus diperhatikan

a. Iman membuat Allah berkenan kepada kita

Kebalikan dari kalimat “Iman membuat Allah berkenan kepada kita” adalah “tanpa atau di luar iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah”. Satu-satunya cara agar berkenan kepada Allah adalah percaya. Firman Tuhan berkata, “... Sebab orang yang datang kepada Allah harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi balasan kepada orang yang mencari-Nya” (Terjemahan BIS). Iman di dalam hati kita membuat Allah berkenan kepada kita. Sebaliknya, ketika ada kebimbangan meracuni iman kita, Allah tidak berkenan. Ketika Allah memandang kita, yang Dia lihat adalah hati kita, apakah ada iman di dalamnya. Iman di hati membuat Allah memberi perhatian khusus kepada kita. Sebaliknya, ketika kebimbangan meracuni iman kita, Allah tidak berkenan, kita tidak menjadi orang yang diprioritaskan Tuhan.

b. Iman memungkinkan kita mendapatkan balasan dari Allah

Setidak-tidaknya, ada dua jenis upah atau balasan yang diterima ketika kita percaya kepada Allah;

  1. yang pertama adalah keselamatan atau kehidupan kekal, dan
  2. yang kedua adalah kesehatan (kesembuhan), berkat, damai sejahtera dan perkenanan.

Abraham adalah contoh iman yang gamblang. Ia sepenuhnya yakin, bahwa Allah pasti menggenapi janji, sikap seperti itu memuliakan Tuhan dan membuat hati-Nya berkenan.

Terhadap janji Allah, ia [Abraham] tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia dalam imannya dan ia memuliakan Allah dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan (Roma 4:20-21)

Iman melihat kepada apa yang tidak kelihatan mata jasmani. Sebaliknya keinginan daging dan pikiran manusiawi selalu mencari apa yang dapat dilihat mata jasmani, sehingga selalu berkata “mana mungkin” terhadap apa yang dilihat dengan iman. Iman dan penglihatan mata jasmani selalu berlawanan. Iman membuat kita mampu untuk melihat apa yang dulu tidak bisa kita lihat.

Karena iman, kita berdiri pada posisi rohani yang berbeda. Dari posisi yang baru, kita bisa melihat dengan cara pandang yang berbeda, terfokus kepada sasaran yang berbeda. Iman membuat kita berfokus kepada Allah dan perkara yang Ilahi. Kita tidak akan mudah digertak oleh keadaan dunia yang kacau dan menakutkan. Kita tidak terpancing ikut-ikutan cara dunia yang kotor dalam berbisnis. Kita mengandalkan Tuhan dan menanti-nantikan campur tangan Tuhan. Karena berpaling kepada Allah, maka terjadi perubahan paradigma. Tujuan hidup kita jadi berbeda. Iman membuat pandang-an kita berfokus kepada Allah, dengan kerinduan untuk menerima sesuatu hanya yang datangnya dari pihak Allah.

Imanlah yang membuat kita berkenan kepada Allah. Ketika kita berkenan kepada Allah, maka apa yang dijanjikan, digenapi di dalam kita. Apa yang Allah rancang, itu yang mewujud, dan kita menjadi orang yang berhasil mencapai tujuan Allah atas hidup kita. Kita akan melihat penyertaan Tuhan, pertolongan dan pembelaan-Nya atas hidup kita menjadi nyata.

#3 Iman membawa kita masuk ke dalam target Tuhan

Untuk dapat masuk dalam target Tuhan, kita harus membangun iman. Caranya adalah renungkan Firman Tuhan, siang dan malam (Yosua 1:8). Sebab iman timbul dari pendengaran akan Firman Tuhan (Roma 10:17). Hal ini harus dilakukan secara terus menerus hingga menjadi gaya hidup.

Perjalanan dalam iman akan membawa kita masuk ke dalam target Tuhan.

Iman yang benar:

  • membawa kita kepada tujuan Ilahi,
  • mencapai garis finish sebagai pemenang dalam pertandingan iman
  • menjadi orang yang mencapai sasaran Tuhan membuat kita terhormat di mata Tuhan.

Tidak ada cara lain untuk keluar dari masalah selain beriman kepada Allah di dalam Kristus. Iman di dalam Kristus dapat membalikkan masalah dan mengubah hidup kita menjadi berkenan kepada Allah.

Sumber

  • [mg] (30 Oktober 2011). "Renungan Khusus". GBI Jalan Gatot Subroto. Diakses pada 31 Oktober 2011.