Khotbah: 20240310-0930/SR: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
k (Penggantian teks - "| name= Sutadi Rusli↵" menjadi "| name= Sutadi Rusli | type= pesangembala ")
k (Penggantian teks - "| type= Pesan Gembala↵|" menjadi "| type= pesangembala |")
Baris 6: Baris 6:
| type= pesangembala
| type= pesangembala
| completename= Pdt Sutadi Rusli
| completename= Pdt Sutadi Rusli
| type= Pesan Gembala
| type= pesangembala
| event= Ibadah Raya
| event= Ibadah Raya
| date= 2024-03-10
| date= 2024-03-10

Revisi per 20 November 2024 14.12

Kita perlu introspeksi diri kita sendiri, apakah kita itu gandum atau lalang? Apakah kita berbuah seperti gandum atau buah kita pahit seperti lalang?

Shalom dan selamat pagi, semuanya diberkati oleh Tuhan? Saya melihat wajah-wajah yang penuh dengan roh yang menyala-nyala, karena Yesus ada bersama-sama dengan kita. Haleluya!

Tidak terasa kita ada di dalam bulan ketiga, yaitu bulan Maret 2024, nanti beberapa minggu ke depan akan ada ibadah Jumat Agung dan Paskah, saya berdoa dan saya dorong setiap Saudara untuk menghadiri ibadah Jumat Agung, di mana kita akan mengenang kembali apa yang Tuhan lakukan buat Saudara dan saya 2000 tahun lalu, di mana Dia mati di kayu salib untuk menebus doa setiap kita.

Tema hari ini adalah apakah saya gandum atau lalang? Pertanyaan ini nomor satu ditujukan kepada saya. Saya beberapa waktu lalu, diingatkan, saya ini apa. Saya harus bertanya kepada diri saya, saya itu gandum atau lalang? Tentu Saudara juga perlu bertanya kepada diri Saudara masing-masing, apakah Saudara ini gandum atau lalang? Kita perlu mengoreksi diri kita, karena ini menjadi sesuatu yang penting untuk kita orang-orang percaya, menjadi suatu peringatan buat kita semuanya. Supaya kita semua bukan menjadi lalang, tapi kita adalah gandum-gandumnya Tuhan, yang berbuah baik bagi kemuliaan-Nya.

Matius 13:24-30,

Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya.
Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi.
Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu. Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu?
Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu?
Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu. Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan Ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku."

Dalam Matius 13, ada lima perumpamaan yang Tuhan bagikan kepada orang banyak. Dari lima perumpamaan itu, Tuhan memberikan keterangan maksud dari empat perumpamaan. Tapi perumpamaan yang ini tidak Dia berikan secara langsung kepada orang banyak.

Matius 13:36-43,

Maka Yesuspun meninggalkan orang banyak itu, lalu pulang. Murid-murid-Nya datang dan berkata kepada-Nya: "Jelaskanlah kepada kami perumpamaan tentang lalang di ladang itu."
Ia menjawab, kata-Nya: "Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia; ladang ialah dunia. Benih yang baik itu anak-anak Kerajaan dan lalang anak-anak si jahat.
Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis.
Waktu menuai ialah akhir zaman dan para penuai itu malaikat. Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman.
Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya.
Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.
Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"

Saudara yang dikasihi Tuhan, ini menjadi pengingat bagi kita. Ada dua pesan utama yang mau saya bagikan untuk kita semua, untuk kita meresponi pesan-pesan ini secara serius.

#1 Berjaga-jaga dan berdoa

Pesan yang pertama, pada waktu itu, sang penabur benih menabur benih yang baik. Lalu ada lagi yang datang menabur benih yang jahat, yaitu Iblis, roh-roh jahat.

Tuhan ingatkan pada kita, setiap kali ada sesuatu yang Tuhan kerjakan, setiap kali ada hal-hal yang luar biasa Tuhan kerjakan, baik itu dalam keluarga, usaha, pekerjaan, pelayanan Saudara, Iblis ngga pernah tinggal diam. Dia selalu berusaha juga untuk bikin kacau, berusaha menghancurkan apa yang Tuhan sudah bangun dalam keluarga Saudara, usaha, pelayanan Saudara. Dia mencoba untuk senantiasa memporak-porandakan setiap apa yang sudah baik. Dia mau hancurkan bangunan-bangunan rohani Saudara yang sudah baik.

Markus 14:38,

Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh memang penurut, tetapi daging lemah."

Ayat ini Tuhan pesankan kepada tiga murid-Nya waktu Dia ada di taman Getsemani. Sebentar lagi kita akan memperingati Jumat Agung, dan waktu itu Tuhan sudah berdoa di taman Getsemani, dalam kondisi ketakutan, Dia pesan kepada murid-murid-Nya: Petrus, Yakobus, dan Yohanes, kamu mesti berjaga-jaga dan berdoa! Kalau 2000 tahun yang lalu itu menjadi pesan bagi para murid-Nya, hari ini Tuhan juga pesan buat Saudara, kita mesti berjaga-jaga dan berdoa.

Berjaga-jaga dan berdoa itu menjadi satu paket ngga bisa dipisah. Ngga bisa cuma berjaga-jaga sendiri tanpa berdoa. Juga ngga bisa berdoa saja tanpa berjaga-jaga secara fisik.

Perjalanan rohani dan jasmani kita jalankan bersama-sama. Tuhan pesankan, hidup kita sebagai orang percaya itu jangan sembrono. Jangan ceroboh. Kita perlu saling mengingatkan jangan sembrono, membiarkan perjalanan hidup kita itu sembarangan, ceroboh. Jangan sampai pikiran kita itu pikiran yang sembrono, perkataan yang sembrono, langkah-langkah dibuat secara sembrono, semau gue.

Kita mesti menata diri kita, mendengar tuntunan Tuhan, melihat kebenaran-kebenaran yang ada. Kita melangkah tidak dengan sembrono atau ceroboh, tapi semuanya dengan suatu tuntunan Tuhan. Ayo, saya ajak kita berjaga-jaga. Bukankah Iblis itu digambarkan seperti singa yang mengaum-aum? Dia mengelilingi kita, sedikit saja ada celah, dia masuk memorak-porandakan setiap kita, sehingga kita perlu jaga jangan sampai pintu rohani kita terbuka, lalu masuklah Iblis, bahkan sampai ke kehidupan jasmani kita juga hancur. Jadi, sekali lagi, berjaga-jaga dan berdoa!

Tadi dalam Matius 13:25,

Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi.

Saudara yang dikasihi Tuhan, kita mungkin sudah keenakan tidur, bukan dalam artian tidur secara jasmani dari malam ke pagi, tapi tidur secara rohani. Tidur secara roh. Sudah ngga waspada, sudah ngga berjaga-jaga, sudah ngga berdoa, karena kita dalam posisi tidur. Sehingga Iblis datang dan menabur benih yang jahat dalam kehidupan kita.

Siapa yang masih doa setiap pagi? Semua masih doa setiap pagi? Amin! Saudara, roh doa itu jangan sampai padam, karena waktu kita tidur secara rohani, di situ Iblis datang, dia menabur benih-benih lalang. Jangan sampai roh doa kita mati.

Tuhan melalui para pemimpin rohani kita mengingatkan, jaga api di mezbah! Amin! Saudara harus jaga. Kita ada doa pagi sendiri, kita ada doa makan sendiri, doa malam sendiri, tapi saya mendorong untuk Saudara jangan lupa untuk punya mezbah keluarga. Doa bersama-sama suami dan istri, juga anak-anak ajak doa bersama-sama. Ada yang lain lagi dalam rumah Saudara, ajak sama-sama berdoa juga. Di situ menjadi kekuatan buat kita, supaya setiap keluarga mendapat pagar perlindungan dari Tuhan.

Tapi bagaimana kalau kita ngga pernah doa bersama-sama? Firman Tuhan ingatkan pada kita dalam Matius 18:19-20, di mana ada dua orang tiga orang berkumpul bersepakat dalam nama Yesus, Dia hadir di tengah-tengah keluarga itu. Dia mendengarkan setiap doa-doa kita dan yang terlebih lagi Dia memberikan jawaban untuk setiap doa-doa kita. Haleluya! Ini penting. Jaga api itu jangan sampai mati.

Siapa yang pernah jadi Pramuka? Jadi pendaki gunung? Kalau kita jadi pendaki gunung, dan sampai pada satu titik sudah sore menjelang malam, orang-orang biasanya mengumpulkan kayu bakar, lalu bikin api unggun.

Kenapa orang-orang ini membuat api unggun? Yang nomor yang nomor satu bukan untuk menghangatkan badannya, tapi yang nomor satu untuk menjaga dirinya dari serangan binatang-binatang buas. Karena ada api, binatang-binatang buas ngga mau datang, takut dengan api itu.

Bayangkan kalau Saudara ngga punya lagi roh doa, Saudara ngga punya mezbah keluarga, ngga ada apinya, ngga heran Iblis datang memorak-porandakan karena ngga ada lagi apinya, dia berani untuk menghancurkan keluarga-keluarga. Kalau kita ingat, kenapa Daud bisa jatuh dalam dosa, karena di kala semua panglima tentaranya sedang pergi berperang, Daud sendiri santai leha-leha menikmati keberhasilannya sebagai seorang raja. Akhirnya dia pun jatuh.

Hari-hari ini kita semua sedang ada dalam peperangan rohani yang besar. Setiap orang-orang percaya yaitu Saudara dan saya mesti terus ada di dalam roh yang menyala-nyala, terus ada dalam roh doa yang luar biasa, karena kita mau membangun api yang lebih besar pada hari-hari ini, dimulai daripada setiap keluarga lepas keluarga. Waktu setiap keluarga membangun api yang besar, maka akan mengalir kepada setiap gereja yang ada. Waktu gereja membangun api yang besar, Indonesia penuh kemuliaan Tuhan, dunia penuh kemuliaan Tuhan! Everyone akan dituai bagi kemuliaan Tuhan. Amin!

Jadi pesan yang pertama, jangan sampai kita tidur tapi kita mesti berjaga-jaga dan berdoa!

#2 Menjadi ciptaan baru

Di ladang itu ada benih gandum dan benih lalang. Dalam bahasa Inggris, lalang ini menggunakan kata darnel.

Kenapa enggak boleh dicabut pada waktu awal? Karena kalau dicabut itu akarnya dibawa ngikat juga sama akar gandum sehingga waktu dicabut akarnya dari gandum juga rusak sehingga Tuhan bilang, nanti dulu, biarin keluar dulu dua-duanya. Biarin kelihatan, baru dicabut lalangnya!

Saudara yang dikasihi Tuhan, kalau gandum ini menghasilkan buah yang baik, lalang yang darnel tadi itu dia menghasilkan bulir-bulir yang hitam dan pahit.

Hidup kita harus jadi berkat buat banyak orang hidup saudara, harus menjadi berkat. Hidup kita harus membawa kemanisan buat setiap orang yang kita jumpai bukan membagikan kepahitan kepada orang-orang lain. Haleluya!

Matius 13:41,

Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya.

Tuhan bilang begini sama kita, gandum dan lalang itu sama-sama ada dalam kerajaannya. Saya mau sederhanakan, gandum sama lalang itu sama-sama ada dalam gereja! Kita perlu introspeksi diri kita, apakah kita ini gandum atau lalang?

Kita sama-sama ada dalam ibadah di tempat ini, tapi apakah kita gandum yang buahnya kuning dan menjadi berkat, atau apakah kita lalang yang buahnya hitam dan pahit? Kita ada di mana?

Apa itu ciri Kristen gandum?

2 Korintus 5:17,

Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.

Waktu orang beri dirinya buat dibaptis, maka pendeta berdoa mulai hari ini engkau mati dari kehidupanmu yang lama dan engkau bangkit bersama dengan Kristus dalam kehidupanmu yang baru. Lalu dia dicelupkan ke air. Jadi dia bangkit dan menjadi kehidupan yang baru, ciptaan yang baru.

Saudara, baru itu ada dua kata dalam bahasa Yunani, yang satu ini neos, dan satu lagi adalah kainos. Kalau neos, artinya hanya direnovasi, tapi kalau kainos itu benar-benar brand new, sesuatu yang benar-benar baru.

Tuhan perbarui dari inner man nya, dari dalam orang tersebut, menjadi ciptaan baru, yaitu setiap Saudara dan saya yang mau untuk dibangkitkan menjadi ciptaan yang baru! Mungkin dulu kita kasar, suka maki-maki, setelah Tuhan Yesus membuat Saudara menjadi baru, kata-kata kita menjadi alkitabiah, kata-kata yang memberkati. Dulu tangan kita suka minta, tapi sekarang suka memberkati. Dulu kita suka mengeluh semua ngga bagus, tapi sekarang walaupun dalam kondisi pergumulan tetap mengucap syukur dalam segala hal. Amin!

Semua mau jadi gandumnya Tuhan? Amin!

Sebentar lagi kita akan memperingati Jumat Agung. Tuhan Yesus ditangkap di taman Getsemani lalau diolok-olok, diludahi, dipasangi duri di kepalanya hingga darah bercucuran. Saudara, Tuhan memakai mahkota duri itu berbicara keselamatan untuk setiap Saudara dan saya. Oleh anugerah Tuhan kita sudah diberikan keselamatan dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Tapi banyak orang Kristen yang hanya sampai sekedar selamat. Dia pikir sudah cukup Oh tidak, Saudara mesti melangkah lebih lagi kalau Saudara mau jadi ciptaan baru. Saudara harus pakaikan kepada Tuhan Yesus mahkota Raja. Jadikan Yesus Raja dalam usaha keluarga Saudara. Jadikan Yesus Raja dalam usaha Saudara. Jadikan Yesus Raja dalam pelayanan Saudara. Jadikan Yesus Raja dalam setiap langkah-langkah Saudara. Saudara diperintah, bukan terbalik Tuhan yang mesti mengikuti permintaan kita.

Biarlah kita ikuti apa yang menjadi perintah Raja di atas segala raja, karena Dia akan datang untuk menjemput gereja-Nya sebagai Raja.

Penutup

Terakhir kita buka Matius 13:43b,

Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"

Maksudnya apa yang Tuhan pesankan ini? Jangan cuma masuk telinga kanan keluar ke kiri, masuk kiri keluar kanan. Jangan! Tapi biarlah jadi rhema dalam kehidupan kita. Kita perlu berlomba-lomba sebelum Dia datang menjemput kita, agar kita menjadi gandum-gandumnya Tuhan, memuliakan nama Tuhan, supaya setiap orang melihat bahwa dalam diri Saudara, dalam gereja, yaitu ada kemuliaan dan hadir Tuhan, membawa banyak jiwa-jiwa datang dan bertekuk lutut mengaku Yesus Kristus adalah Tuhan!

Tuhan memberkati kita semua. Amin!

Video