Khotbah: 20070101-0600/SR: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
k (Penggantian teks - "| type= pesangembala↵ | type= Pesan Gembala↵" menjadi " | type= pesangembala")
k (Penggantian teks - "Pdt Ir Sutadi Rusli" menjadi "Pdt Sutadi Rusli")
 
Baris 5: Baris 5:
  | khotbahstyle=  
  | khotbahstyle=  
  | illustrationA5= Sutadi Rusli.jpg
  | illustrationA5= Sutadi Rusli.jpg
  | completename= Pdt Ir Sutadi Rusli
  | completename= Pdt Sutadi Rusli
  | name= Sutadi Rusli
  | name= Sutadi Rusli
  | type= pesangembala | event= Ibadah Raya
  | type= pesangembala | event= Ibadah Raya

Revisi terkini sejak 10 Oktober 2024 08.33

Tahun 2007 adalah Tahun Kemenangan (The Year of Victory). Tidak ada kemenangan tanpa peperangan. Dan peperangan yang dimaksudkan adalah peperangan rohani. Maka jemaat diperingatkan agar mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah (Efesus 6:11-18). Mengutip khotbah Bapa Rohani kita Pdt Dr Ir Niko Njotorahardjo, bahwa "Pada musim Peperangan Rohani jangan sampai kita lari dari Peperangan Rohani, sebab resikonya bisa seperti kisah Daud," di mana ia jatuh dalam dosa seks yang berakibat panjang pada kepemimpinannya dan kehidupan keluarganya. "Apa yang dimaksudkan lari dari Peperangan Rohani? Pada waktu kita menghadapi banyak permasalahan yang seharusnya kita selesaikan melalui Peperangan Rohani, tetapi kita justru lari kepada minuman keras, obat-obatan, dan masuk ke dalam pergaulan yang tidak baik."

Mengantisipasi tahun 2007

Ada 3 hal untuk mengantisipasi tahun 2007 yang penuh dengan tantangan dan peluang yang besar:

  1. Jaga hati
  2. Jaga lidah
  3. Jaga iman

Jaga hati

"Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan" (Amsal 4:23).

Hati merupakan bagian dalam diri manusia yang paling rentan. Ia mudah terluka dan mudah mempengaruhi sikap seseorang. Tetapi jika hati bersih maka di dalamnya penuh dengan potensi ilahi di mana Tuhan menaruh kasihNya, anugerahNya, dan visiNya. Menurut Tuhan Yesus hati adalah perbendaharaan segala yang baik atau yang segala jahat (Lukas 6:45). Jadi baik atau tidak baiknya sikap seseorang ditentukan oleh kondisi hatinya.

Menjaga hati tidak sama dengan menjaga barang-barang berharga, menurut pemazmur menjaga hati agar tetap bersih adalah dengan firman Tuhan. Semakin banyak firman Tuhan yang tersimpan dalam hati semakin besar potensi ilahi untuk hidup benar sesuai kehendakNya. Dan pengaruhnya menyemangati hidup banyak orang. "Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu. Dengan segenap hatiku aku mencari Engkau, janganlah biarkan aku menyimpang dari perintah-perintah-Mu. Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau." (Mazmur 119:9-11)

Jaga lidah

Ada pepatah mengatakan "memang lidah tak bertulang", untuk memberi sindiran bagi orang-orang yang suka berbohong/menipu. Kenapa lidah harus dijaga? Karena: Lidah memiliki kuasa untuk menjadikan hidup baik atau buruk.. "Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya."' (Amsal 18:21).

Lidah turut menentukan perkara–perkara besar terjadi dalam hidup kita, entah hal yang positif atau hal yang negatif. "Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapa pun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar" (Yak 3:5).

Lidah menentukan makna ibadah kita,'"Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya." (Yakobus 1:26)

Lidah memberi nilai sempurna pada diri seseorang. "Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya." (Yakobus 3:2)

Meskipun ketidak-bersalahan dalam perkataan hampir tidak mungkin, tetapi firman Tuhan yang kita perkatakan secara terus-menerus akan memberi kesanggupan kepada kita untuk bertindak hati-hati sesuai dengan yang tertulis. Dan dengan demikian perjalanan kita akan berhasil dan kita beruntung dalam banyak hal (Yosua 1:8).

Oleh karena itu mari kita dengarkan nasehat Amsal melalui syairnya, "Buanglah mulut serong dari padamu dan jauhkanlah bibir yang dolak-dalik dari padamu." (Amsal 4:24), maka dosa lidah dusta menjauh dari hidup kita dan kita pasti mengalami kemenangan yang luar biasa. Perkatakan firman Tuhan lebih sering. Mari kita bernubuat untuk diri sendiri, keluarga kita, gereja kita dan bangsa kita Indonesia. Apa yang diperkatakan oleh anak-anak Tuhan yang hati dan pikirannya penuh firman Tuhan mengubah yang buruk menjadi yang lebih baik, yang tidak mungkin menjadi mungkin, yang mustahil-pun akan terjadi.

Jaga iman

Iman kita pasti diuji. Karena sifat iman itu selalu bertumbuh. Tidak akan ada pertumbuhan iman (kenaikan tingkat iman) tanpa ada ujian. "Sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan." (Yakobus 1:3). Mengapa iman harus dijaga? Karena:

  • Iman memiliki musuh terberat, yaitu kebimbangan.
    Dan kebimbangan itu datang bukan dari luar diri kita tetapi dari dalam diri kita. Jika kita bimbang, maka bahtera hidup kita akan terombang-ambing ke sana kemari oleh gelombang persoalan yang pasang surut tak kunjung berhenti. "Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin." (Yakobus 1:6)
  • Iman memperkaya hidup kita dengan nilai kekekalan.
    Nilai-nilai Kerajaan Allah diwariskan kepada orang-orang beriman. Dunia kaya dengan perkara-perkara yang bersifat sementara, tetapi orang beriman melebihi ukuran dunia. "Dengarkanlah, hai saudara-saudara yang kukasihi! Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada barangsiapa yang mengasihi Dia?" (Yakobus 2:5)
    Iman akan menyelamatkan kita dari sistem kepercayaan yang tidak berdasarkan kebenaran Allah. Kita hidup di era keterbukaan, termasuk soal kepercayaan. Debat teologis antar agamapun sudah tidak diharamkan. Ada banyak orang Kristen yang berpindah agama, karena tidak bisa mempertahankan nilai imannya. Atau tidak cukup pemahaman iman, tidak bisa mengatasi probelm iman, sehingga akan menjadi lebih mudah terpengaruh terkecoh dan akhirnya disesatkan. Kebenaran Firman Tuhan tidak perlu dibela, tetapi iman kita harus dipertahanhan (tindakan apologetis). Lalu bagaimana kita bisa ber-apologetik (pembelaan iman), kalau kita tidak memiliki cukup pemahaman iman? Bagaimana kita memiliki pemahanan iman kalau kita tidak memiliki sistem pembelajaran iman?

Rasul Petrus menegaskan bagaimana caranya menjaga iman agar tetap kokoh bahkan terus bertumbuh; "Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang. Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita. Tetapi barangsiapa tidak memiliki semuanya itu, ia menjadi buta dan picik, karena ia lupa, bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan." (2 Petrus 1:5-9)

Kesimpulan

Tekad kita di tahun 2007, Tahun Peperangan Rohani dan Tahun Kemenangan ini adalah menjaga hati, menjaga lidah dan menjaga iman. Bersama Kristus kita pasti menang, bahkan lebih dari pemenang. Tuhan Yesus memberkati saudara.

Sumber