Article: 20240725/IN: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
k (upd)
k (fmt)
Baris 44: Baris 44:
Boleh dikatakan, manusia paling pertama yang dicatat namanya di Kitab Kehidupan yaitu Habel. Kita harus bersyukur nama kita ada di dalam Kita Kehidupan. Tapi apakah nama kita bisa hilang sekali waktu? Bisa! Jadi kita bukan penganut dari sekali selamat tetap selamat, lalu setelah selamat kita seenaknya saja. Sama sekali tidak. Ini menjadi peringatan bagi kita. Kita harus bersukacita karena sudah memenangkan banyak orang, menyembuhkan banyak orang, itu semua karena Tuhanlah yang sudah memberi kuasa kepada-Mu. Jadi kalau kita bisa melakukan semua itu, itu bukan karena kuat gagah kita, tapi karena kuasa sudah Tuhan sediakan untuk semua orang percaya. Tuhan katakan, bersukacitalah karena nama kita tetap tercatat di Surga!
Boleh dikatakan, manusia paling pertama yang dicatat namanya di Kitab Kehidupan yaitu Habel. Kita harus bersyukur nama kita ada di dalam Kita Kehidupan. Tapi apakah nama kita bisa hilang sekali waktu? Bisa! Jadi kita bukan penganut dari sekali selamat tetap selamat, lalu setelah selamat kita seenaknya saja. Sama sekali tidak. Ini menjadi peringatan bagi kita. Kita harus bersukacita karena sudah memenangkan banyak orang, menyembuhkan banyak orang, itu semua karena Tuhanlah yang sudah memberi kuasa kepada-Mu. Jadi kalau kita bisa melakukan semua itu, itu bukan karena kuat gagah kita, tapi karena kuasa sudah Tuhan sediakan untuk semua orang percaya. Tuhan katakan, bersukacitalah karena nama kita tetap tercatat di Surga!


{{sabdaweb2v|1 Korintus 9:27}},
{{pmb0|{{sabdaweb2v|1 Korintus 9:27}},}}
:'''Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.'''
:'''Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.'''


Ini jadi peringatan lagi buat kita untuk kita mesti melatih diri kita. Rasul Paulus mengajak kita latihan. Latihan apa? Latihan untuk menundukkan kedagingan kita. Melatih diri untuk mematikan kedagingan kita.
Ini jadi peringatan lagi buat kita untuk kita mesti melatih diri kita. Rasul Paulus mengajak kita latihan. Latihan apa? Latihan untuk menundukkan kedagingan kita. Melatih diri untuk mematikan kedagingan kita.

Revisi per 3 Agustus 2024 06.25

Logo Inspirational.jpgLogo Inspirational.jpg
Inspirasi
Tanggal25 Juli 2024
PenulisPdt Sutadi Rusli
Sebelumnya
Selanjutnya

Kemudian ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata: "Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu.” Lalu kata Yesus kepada mereka: "Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit. Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu. Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga.” (Lukas 10:17-20)

Kemudian ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata: "Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu.” Lalu kata Yesus kepada mereka: "Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit. Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu. Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga.”

Lukas 10:17-20

Satu waktu, ketujuh puluh murid datang kepada Tuhan Yesus, kira-kira mereka itu kasih laporan, bahwa mereka sudah melakukan hal-hal yang begitu dahsyat, spektakuler, Tuhan katakan, ya Aku juga melihat Iblis jatuh dari langit, Aku sudah memberikan kuasa kepada-Mu. Tapi Tuhan juga memperingatkan, dalam ayat 20,

Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga.”

Seringkali, manusia itu melihat hanya dari luarnya. Waduh saya sudah melakukan perkara-perkara yang dahsyat, saya sudah menginjil, orang-orang banyak diselamatkan, bertobat, disembuhkan. Luar biasa Tuhan begitu dahsyat semuanya.

Kita sering hanya melihat hal-hal yang jasmani, yang dari luar. Hari-hari ini kita sedang didorong ayo, kita jangkau jiwa-jiwa di luar melalui kegerakan EveryONE, menginjil, sampai 2033, memberitakan kabar baik. Ayat ini mengingatkan bahwa kita memiliki satu tugas yang begitu penting yaitu menyelesaikan Amanat Agung, tetapi Tuhan juga ingatkan kepada kita, jangan kita bersukacita karena melihat pelayanan kita begitu dahsyat, sangat memberkati banyak orang. Itu semua baik, tapi Tuhan tekankan, kita harus bersukacita karena nama kita terdaftar di Kitab Kehidupan! Amin! Ini yang paling penting!

Saya mau tanya, semua sudah diselamatkan? Semua percaya nama Saudara ada di Kitab Kehidupan? Amin!

Boleh dikatakan, manusia paling pertama yang dicatat namanya di Kitab Kehidupan yaitu Habel. Kita harus bersyukur nama kita ada di dalam Kita Kehidupan. Tapi apakah nama kita bisa hilang sekali waktu? Bisa! Jadi kita bukan penganut dari sekali selamat tetap selamat, lalu setelah selamat kita seenaknya saja. Sama sekali tidak. Ini menjadi peringatan bagi kita. Kita harus bersukacita karena sudah memenangkan banyak orang, menyembuhkan banyak orang, itu semua karena Tuhanlah yang sudah memberi kuasa kepada-Mu. Jadi kalau kita bisa melakukan semua itu, itu bukan karena kuat gagah kita, tapi karena kuasa sudah Tuhan sediakan untuk semua orang percaya. Tuhan katakan, bersukacitalah karena nama kita tetap tercatat di Surga!

1 Korintus 9:27,

Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.

Ini jadi peringatan lagi buat kita untuk kita mesti melatih diri kita. Rasul Paulus mengajak kita latihan. Latihan apa? Latihan untuk menundukkan kedagingan kita. Melatih diri untuk mematikan kedagingan kita.

  • Musuh nomor satu adalah ego kita, kedagingan kita, keinginan kita. Waktu kita diajak puasa, setiap hari Selasa dan Sabtu di GBI Rayon 7, itu sebetulnya kita sedang dilatih agar tidak menuruti nafsu kedagingan kita terus. Kita melatih diri kita.
  • Malam ini kalau kita diajak untuk menara doa secara onsite, kita sebetulnya sedang dilatih. Saya ingat banget, waktu bersama-sama Pak Niko, bertahun-tahun setiap Sabtu pagi saya bangun dengan ibu Fanny jam 3 subuh, lalu berangkat turun ke kota Jakarta. Kalau dipikir berat amat, tapi kita latih, kita paksa. Akhirnya sesuatu yang dipaksa menjadi satu kebutuhan. Rasanya kalau ngga doa pagi Sabtu ada sesuatu yang kosong. Menjadi sesuatu yang kita butuhkan. Jadi waktu kita ikut puasa, lalu ngga puasa, ada sesuatu yang kita butuhkan, kita perlukan. Ini kita latih. Malam ini kita juga ajak hamba-hamba Tuhan ikut berdoa. Ada yang awalnya antusias, tapi ada yang akhirnya tidak datang lagi. Awalnya rasanya berat, tapi waktu kita jalankan menjadi sesuatu yang dibutuhkan.
  • Kita harus melatih juga membaca Firman Tuhan. Kita latih, minimal-lah saya katakan, satu pasal satu hari, anak SD saja kita ajar untuk baca satu pasal satu hari. Ayo kita latih doa kita, kita latih semua.

Pemuridan itu, ngga usah kita pikir yang macam-macam yang rumit-rumit. Mulailah dari misalnya, jangan terlambat waktu kita ke gereja. Mulai dari kita lakukan kewajiban-kewajiban kita. Itu sudah satu bagian kita sebagai seorang murid. Dulu saat sekolah, kalau terlambat pasti disetrap. Itu juga satu bentuk pemuridan. Ngga bikin PR, nakal di kelas, pasti disetrap. Itu juga bentuk pemuridan. Ngga usah mikir yang besar-besar pemuridan itu kita mau bikin makalah dan sebagainya, tapi pemuridan dimulai dari hal-hal yang sederhana saja, kita melatih diri kita.

Ini menjadi hal yang penting bagi kita, kalau mau tercatat nama kita di Sorga, mulailah latih diri kita dari hal-hal yang sederhana. Waktu kita latih ketaatan dan kesetiaan kita kepada Tuhan, Tuhan terus membawa kita makin naik, makin benar, makin kudus, nama kita tetap ada di dalam Kitab Kehidupan. Amin!