Khotbah: 20240518-0600/SR: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
Leo (bicara | kontrib)
upd
 
Leo (bicara | kontrib)
k upd
Baris 60: Baris 60:
:'''''Api yang di atas mezbah itu <u>harus dijaga supaya terus menyala</u>, jangan dibiarkan padam. Tiap-tiap pagi imam harus menaruh kayu di atas mezbah, mengatur korban bakaran di atasnya dan membakar segala lemak korban keselamatan di sana.'''''
:'''''Api yang di atas mezbah itu <u>harus dijaga supaya terus menyala</u>, jangan dibiarkan padam. Tiap-tiap pagi imam harus menaruh kayu di atas mezbah, mengatur korban bakaran di atasnya dan membakar segala lemak korban keselamatan di sana.'''''


<u>'''''Harus dijaga supaya api tetap menyala</u> di atas mezbah, janganlah dibiarkan padam.'''''
:<u>'''''Harus dijaga supaya api tetap menyala</u> di atas mezbah, janganlah dibiarkan padam.'''''


Tiga kali Tuhan mengulang, '''jaga api ini jangan sampai padam'''! Tentu kalau diulang berturut-turut tentu ini menjadi sesuatu yang penting untuk Saudara dan saya, di mana kita harus menjaga api supranatural dari Tuhan, di dalam setiap pribadi lepas pribadi. Api mezbah ini ada di tengah-tengah perkemahan orang Israel pada waktu itu. Dan kalau mereka melihat keluar, oh api itu masih ada, mezbah masih terbakar, berarti mereka tahu Tuhan masih hadir di tengah-tengah mereka.
Tiga kali Tuhan mengulang, '''jaga api ini jangan sampai padam'''! Tentu kalau diulang berturut-turut tentu ini menjadi sesuatu yang penting untuk Saudara dan saya, di mana kita harus menjaga api supranatural dari Tuhan, di dalam setiap pribadi lepas pribadi. Api mezbah ini ada di tengah-tengah perkemahan orang Israel pada waktu itu. Dan kalau mereka melihat keluar, oh api itu masih ada, mezbah masih terbakar, berarti mereka tahu Tuhan masih hadir di tengah-tengah mereka.

Revisi per 20 Mei 2024 10.08

Api itu ada dua macam: api natural dan api supranatural.

Shalom dan selamat pagi, semua pasti bersuka cita dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Amin! Sejak Jumat minggu lalu, kita ada dalam doa bersama setiap malam setiap pukul 20.00-21.00. Tentu esok adalah puncak dari hari perayaan orang percaya yang kelima, yaitu hari raya Pentakosta, di mana pada 2000 tahun yang lalu pencurahan Roh Kudus yang dahsyat sungguh boleh terjadi.

Pagi ini kita bersama-sama berkumpul mengalami pengurapan-pengurapan yang lebih dahsyat, dan lebih dahsyat lagi. Amin!

Tema pada pagi hari ini yaitu Fire of God atau Api Tuhan!

Kalau kita berbicara mengenai api, api itu ada dua macam:

  1. Api natural
  2. Api natural ini berbicara ada bahan bakarnya, mungkin bensin, kayu, kertas, pokoknya ada bahan yang akan dibakar. Lalu ada sumber, mungkin korek api, panas matahari. Dan unsur ketiga, yang minimal itu adalah ada oksigennya. Ini api natural yang terjadi sehari-hari kita alami mungkin di rumah kita atau di mana pun.

  3. Api supranatural
  4. Selain api natural, ada satu lagi api yaitu apinya Tuhan, berbicara mengenai api supranatural.

    Banyak di dalam Alkitab contohnya. Elia saat selesai menyusun 12 batu yang ada, di tambah daging lembu yang akan dibakar, menggali saluran di sekitarnya, dia mulai korbankan air yang begitu mahal waktu itu. Tiba0tba ada satu api membakar dari surga, membakar semua korban yang ada.

    Lalu ada lagi api yang menghukum Sodom dan Gomora. Kota Sodom dan Gomora dijungkirbalikkan dengan api belerang dari langit

    Dan kita tahu juga, api supranatural seperti semak yang berapi pada zaman Musa, di mana ketika dia dipanggil Tuhan, semak itu terbakar tapi tetap utuh adanya.

    Ada api supranatural di tengah-tengah kita, yaitu apinya Tuhan! Haleluya!

Tema induk kita selama 10 hari ini adalah Keep the Fire Burning, Jaga Api Tetap Menyala. Diambil dari Imamat 6:9, 12-13:

Perintahkanlah kepada Harun dan anak-anaknya: Inilah hukum tentang korban bakaran. Korban bakaran itu haruslah tinggal di atas perapian di atas mezbah semalam-malaman sampai pagi, dan api mezbah haruslah dipelihara menyala di atasnya.
Api yang di atas mezbah itu harus dijaga supaya terus menyala, jangan dibiarkan padam. Tiap-tiap pagi imam harus menaruh kayu di atas mezbah, mengatur korban bakaran di atasnya dan membakar segala lemak korban keselamatan di sana.
Harus dijaga supaya api tetap menyala di atas mezbah, janganlah dibiarkan padam.

Tiga kali Tuhan mengulang, jaga api ini jangan sampai padam! Tentu kalau diulang berturut-turut tentu ini menjadi sesuatu yang penting untuk Saudara dan saya, di mana kita harus menjaga api supranatural dari Tuhan, di dalam setiap pribadi lepas pribadi. Api mezbah ini ada di tengah-tengah perkemahan orang Israel pada waktu itu. Dan kalau mereka melihat keluar, oh api itu masih ada, mezbah masih terbakar, berarti mereka tahu Tuhan masih hadir di tengah-tengah mereka.

Waktu Tuhan hadir di tengah-tengah mereka, ada satu pengharapan buat mereka, ada satu sukacita buat mereka, karena Tuhan hadir di tengah-tengah mereka.

Demikian juga, waktu kita tahu ada hadirat Tuhan di tengah-tengah kita, ada sukacita, kekuatan-kekuatan baru di dalam kita. Amin!

Saya merenung juga, Tuhan ini api datang dari mana? Imamat 6 ini apinya datang dari mana? Dalam Imamat 6, Harun dan anak-anaknya diperintahkan Tuhan menjadi Imam. Dari ayat pertama hingga 22, Musa minta kepada Harun, ayo kamu persembahkan korban pengakuan dosa, korban syukur, mengaku, dan membawa umat untuk mengakui kesalahan-kesalahan. Ternyata apa yang terjadi dalam Imamat 9:23-24?

Masuklah Musa dan Harun ke dalam Kemah Pertemuan. Setelah keluar, mereka memberkati bangsa itu, lalu tampaklah kemuliaan TUHAN kepada segenap bangsa itu.
Dan keluarlah api dari hadapan TUHAN, lalu menghanguskan korban bakaran dan segala lemak di atas mezbah. Tatkala seluruh bangsa itu melihatnya, bersorak-sorailah mereka, lalu sujud menyembah.

Haleluya! Jadi api Tuhan ini berbicara mengenai hadirat Tuhan. Katakan Yes! Kita perlu hadirat Tuhan hari-hari ini jauh lebih besar dan lebih besar lagi.

Kita tahu ada satu tokoh dalam Alkitab, Raja Daud. Satu waktu dia jatuh dalam dosa, dia begitu bertobat. Apa yang paling dia takutkan waktu itu? Bukan kehilangan hartanya, tapi Mazmur 51:11,

Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!

Buat Daud, dia paling takut kehilangan hadirat Tuhan. Kita perlu menjaga hadirat Tuhan, bahkan makin hari makin besar, dimulai dari diri kita masing-masing, dimulai dari keluarga lepas keluarga. Hadirat Tuhan ini membawa 1001 macam suasana. Banyak suasana yang didapatkan dari hadirat Tuhan. Ada suasana sukacita, damai sejahtera, ketenangan, rasa haru, sehingga kita tahu di dalam setiap ibadah ada yang bersukacita, loncat-loncat, tapi kadang ada juga ketenangan yang luar biasa. Ada juga jemaat-jemaat Tuhan yang dalam ibadah itu menangis. Itu hadirat Tuhan yang luar biasa. Saya bersyukur, pribadi lepas pribadi punya hadirat Tuhan. Sehingga waktu datang ke Ibadah, saat Worship Leader ajak memuji Tuhan, langsung seperti disambar oleh jemaat-jemaat yang ada. Begitu WL naikkan penyembahan, Saudara meresponi dengan luar biasa, kita percaya hadirat Tuhan hadir di tengah-tengah kita. Haleluya!

Saudara yang dikasihi Tuhan, hadirat Tuhan bukan sekedar suasana. Tapi hadirat Tuhan merupakan satu komitmen dari Tuhan untuk selalu berada di tengah setiap anak-anak-Nya. Amin! Itu merupakan satu komitmen dari Tuhan sendiri. Dia ingin dan rindu selalu hadir di tengah-tengah Saudara dan saya. Satu lagi hal yang penting, bukan Dia hanya sekedar bawa Saudara masuk surga, tapi Dia rindu juga suasana sorgawi hari2 ini hadir dalam setiap keluarga, dalam setiap ibadah yang ada, dalam setiap pribadi yang ada. Haleluya!

Mari, saya mau ajak, dimulai dari diri kita sebagai pribadi orang2 kudus untuk kita terus merindukan hadirat Tuhan. Tidak ada kata lain, nomor satu yaitu dimulai dengan D-O-A. Doa! Kita lengkapi dengan doa, pujian, dan penyembahan. D-O-A!

Kita biasa dengar ada ungkapan, no bible no breakfast. Jadi kalau Saudara belum baca Firman saat bangun pagi, jangan makan dulu! Jangan sarapan dulu! Itu saya lakukan, baca Firman, doa dulu, baru sarapan. Amin! Tapi pagi ini, saya mau tambahkan, no prayer, no fire, no power. Yes!

Saudara, kalau kita ngga doa, ngga ada api. Kalau kita ngga ada api, ngga ada power. Ngga ada semangat, ngga ada sesuatu. Kenapa orang loyo, rasanya susah diajak ibadah, susah diajak doa. Karena memang ngga ada apinya, udah padam itu api. Saya percaya kita tidak ada dalam posisi itu, kita makin kuat berdoa, kuasa itu makin dilimpahkan bagi pribadi lepas pribadi, Saudara doakan orang sakit, disembuhkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus, karena ada kuasa Allah dalam setiap pribadi kita.

Jadi pertama, api supranatural bicara hadirat Tuhan, harus kita kobarkan setiap hari dalam pribadi lepas pribadi, keluarga lepas keluarga. Bangun dalam setiap keluarga, hadirat Tuhan ini dalam doa bersama-sama.

#2 Api pemurnian

Yang kedua, yang terakhir, api supranaturalnya Tuhan itu berbicara mengenai api pemurnian.

Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itupun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya." (Matius 9:17)

Amin!

Anggur bicara Roh Kudus, bicara pengurapan. Jangan ada lagi kirbat yang lama, tapi Tuhan ingin kita memiliki kirbat yang baru. Proses dan kirbat lama, kirbat baru. Prosesnya ngga enak, kita yang mau mengalami pengurapan lebih dahsyat, Tuhan mau kita diproses lebih dulu! Amin! Kita diproses, dibersihkan. Menjadi satu proses yang tentu kalau kulit dari kirbat itu bisa berteriak, dia akan berteriak.

Tapi itulah Tuhan, Dia mau memproses dengan api pemurnian dalam hidup kita, karena Tuhan sendiri yang akan bekerja untuk membersihkan setiap pribadi-pribadi. Yang belum bersih dibersihkan, yang sudah bersih makin dibersihkan lagi, terus makin dibersihkan, dan makin dibersihkan. Siap untuk dibersihkan Tuhan? Amin! Kita harus siap dibersihkan karena Tuhan akan mencurahkan Roh-Nya, jauh lebih dahsyat pada hari-hari ke depan. Dia ingin kita memiliki kirbat yang baru, ciptaan yang baru dalam hidup kita.

Beberapa hari ini, saya diingatkan bagaimana Yohanes Pembaptis yang ada di padang gurun. Hari-hari ini kita sedang berseru dan berteriak, dan melantangkan Tuhan Yesus segera datang. Dia segera datang? Amin! Tapi jangan lupa, Tuhan ingin ingatkan pada kita, dari Matius 3:8-12,

Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan.
Dan janganlah mengira, bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini!
Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.
Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.
Alat penampi sudah di tangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan."

Kalau Saudara baca ayat sebelumnya, Yohanes Pembaptis berseru-seru, bertobatlah sebab Kerajaan Allah sudah dekat! Kita lebih sering mendengar apa yang dislogankan, apa yang dikatakan, Kerajaan Allah sudah dekat. Tapi ada kata-kata yang begitu penting dalam hidup Saudara dan saya, adalah kata bertobatlah! Berita pertobatan ini perlu kita dengungkan, baik dimulai dari diri saya, diri masing-masing Saudara. Kita perlu dengungkan kepada setiap orang bahwa pertobatan dimulai. Dari pertobatan, api itu akan makin membesar, hadirat Tuhan itu akan makin membesar, kesembuhan akan makin terjadi, pemulihan-pemulihan akan makin terjadi, penuaian-penuaian jiwa akan makin terjadi pada hari-hari ke depan. Itu semua dimulai dari pertobatan dari setiap gereja Tuhan, yaitu setiap orang-orang kudus, Saudara dan saya.

Dan kita mulai dari kehidupan kita lebih dulu, menjadi kirbat yang baru dibersihkan, dan kita akan mengalami dan melihat, bagaimana jiwa-jiwa kirimkan dalam setiap wadah-wadah yang sudah dibangun, yang sudah disiapkan. Tuhan pasti genapi janji-Nya. Haleluya!

Lihat pula

Video