Article: 20240404/IN: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
k (Leo memindahkan halaman Article:20240602/IN ke Article:20240404/IN)
k (upd)
 
Baris 1: Baris 1:
{{unified info | templatetype=inspirational
{{unified info | templatetype=inspirational
  | namespace= Article
  | namespace= Article
  | pagename= 20240602/IN
  | pagename= 20240404/IN
  | illustration16x9= Logo Inspirational.jpg
  | illustration16x9= Logo Inspirational.jpg
  | illustration1x1=
  | illustration1x1=
  | illustrationA5=
  | illustrationA5=
  | title= Ingatlah hal ini
  | title= Ingatlah hal ini
  | date= 2024-06-02
  | date= 2024-04-04
  | name= Pdt Sutadi Rusli
  | name= Pdt Sutadi Rusli
  | completename= Pdt Sutadi Rusli
  | completename= Pdt Sutadi Rusli

Revisi terkini sejak 26 April 2024 10.23

Logo Inspirational.jpgLogo Inspirational.jpg
Inspirasi
Tanggal04 April 2024
PenulisPdt Sutadi Rusli
Sebelumnya
Selanjutnya

Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; (Yakobus 1:19)

Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah;

Yakobus 1:19

Dari ayat ini:

  1. Pertama, Tuhan minta kita cepat untuk mendengar
  2. Telinga kita ada dua dan mulut kita ada satu. Kita dengar Firman Tuhan, kita dengar akan apa yang menjadi pesan-pesan Tuhan. Bukan hanya telinga jasmani kita, tetapi terutama telinga rohani kita memiliki kepekaan-kepekaan pada hari-hari ini, itu yang Tuhan kehendaki. Jangan banyak mendengarkan gosip, mendengarkan hal-hal yang membuat takut, ini tidak Tuhan kehendaki.

  3. Kedua, hendaklah kita lambat untuk berbicara dan lambat untuk marah
  4. Mari jaga perkataan, agar hanya ada ucapan syukur yang muncul dari kehidupan kita. Apapun yang terjadi, kita mengucap syukur kepada Bapa di Sorga, untuk apa yang terjadi dalam setiap aspek kehidupan kita.

Mari kita banyak mendengar dan memperkatakan Firman Tuhan, yang menguatkan kita, dan iman kita akan bertumbuh. Saat kita mendengar dan memperkatakan Firman Tuhan, iman kita akan makin kuat, dan kita percaya, Firman Tuhan digenapi dalam setiap aspek kehidupan kita.

Kita juga perlu membangun hubungan yang baik satu sama lain. Kita itu seringkali maunya didengar. Kita seringkali mau lebih banyak berbicara daripada kita mau mendengar. Banyak perselisihan yang terjadi karena kita ngga mau mengalah. Satu sama lain maunya nyerocos aja, sehingga banyak perselisihan.

Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran. (Amsal 10:19a)

Kita harus pikirkan dulu, renungkan dulu, apa yang harus kita sampaikan. Dalam Yakobus, kita diingatkan tentang dosa mengenai lidah, sehingga kita perlu menjaga setiap perkataan kita.

Dalam kasus-kasus yang terjadi pada waktu saya konseling seseorang, itu sebetulnya mereka yang datang untuk dikonseling merindukan agar Hamba Tuhan mendengarkan mereka. Memang kadang rasanya hal-hal yang begitu berat, curhatnya jemaat itu.
Kita sebagai Hamba Tuhan, harus menjaga mulut kita, agar apa yang perlu dirahasiakan jangan begitu gampang dibawa keluar ke orang lain yang tidak ada perlunya.
Begitu mereka mencurahkan isi hatinya, mereka terbuka, mereka didengarkan, rasanya buat mereka itu satu kelegaan, ada yang menampung ganjalan hati mereka. Kita memberikan pesan-pesan Firman Tuhan yang menjadi berkat untuk mereka.

Saudara, ayat Firman Tuhan ini dibuka dengan kata-kata ingatlah hal ini.

Jadi ingatlah hal ini! Cepat untuk mendengar, lambat untuk berbicara, dan lambat juga untuk marah. Jangan sebentar-sebentar marah, emosian.

Mari kita sama-sama belajar senantiasa menghasilkan buah di dalam kehidupan kita, yaitu buah Roh. Amin.