Article: 20230501/DV: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
k (upd)
kTidak ada ringkasan suntingan
 
Baris 10: Baris 10:
| DaysAllowedToPublishBeforeArticleDate = 2
| DaysAllowedToPublishBeforeArticleDate = 2


| illustration16x9= Devotional 2021.jpg
| illustration16x9= Devotional 2023.jpg
| illustration1x1= Devotional 2021-1x1.jpg
| illustration1x1= Devotional 2023-1x1.jpg


| longsummary= <!-- 4-5 kalimat -->  
| longsummary= <!-- 4-5 kalimat -->  

Revisi terkini sejak 19 Juni 2023 06.43

Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.

Yohanes 19:30

Ketika di kayu salib Tuhan Yesus berkata sudah selesai, Dia menyatakan kebenaran yang penuh kuasa, yaitu kepastian yang tuntas sempurna dalam menaklukkan dosa dan memerdekakan kita. Tidak ada lagi yang perlu ditambahkan untuk membebaskan kita dari dosa. KematianNya di kayu salib adalah wujud betapa besar kasih-Nya bagi kita. Tidak ada upaya apapun yang bisa kita tambahkan agar Allah itu akan lebih mengasihi kita. Dia sangat mengasihi, dan sekarang Dia senantiasa mengasihi kita, kasih setia-Nya kekal, itulah hati-Nya.

Apakah konsekuensi dari karya-Nya di salib? Kita satu kali saja ditebus dan tuntas dikuduskan:

Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah, ... Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan. (Ibrani 10:12-13)

Pengampunan dan pengudusan yang sempurna selalu tersedia bagi kita. Setiap kali gagal dan jatuh, pertobatan dan pengakuan kita menjamin pemulihan tuntas untuk menguduskan kita lagi.

Firman Tuhan katakan dalam Ibrani 10:17-18,

"... dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka." Jadi apabila untuk semuanya itu ada pengampunan, tidak perlu lagi dipersembahkan korban karena dosa.

Setiap hari adalah hari yang baru...! Selalu terbuka kelimpahan pengampunan-Nya, agar senantiasa kita mengalami kasih-Nya nyata dalam hidup kita! Dalam kenyataan perjalanan kita mengikut Tuhan, kita menghadapi tantangan, pergumulan dan peperangan. Banyak orang jadi gelisah, khawatir, lelah, terluka, cemas, patah semangat dalam menghadapi gelombang kehidupan dan peperangan rohani. Kita harus berhenti dari jiwa yang bergulat dan kelelahan bergumul. Berhenti dari mengandalkan keinginan dan kekuatan diri sendiri sementara ingin berjalan mengikuti Kristus. Kita harus mengenal bahwa "Yesus sudah selesai" itu adalah untuk kepentingan kita. Sekarang kita bisa bersandar kepada apa yang Dia sudah selesaikan.

Kita dipanggil untuk tinggal di dalam Tuhan Yesus, dan beristirahat di dalam Dia dalam Sabat. Kita mengenakan kemenangan-Nya dan berjalan dalam iman. Dengan mengenal karya-Nya yang sudah selesai, dan tinggal di dalam Kristus dalam Sabat, kita senantiasa dapat tinggal dalam damai sejahtera, walau menghadapi gelombang dan badai kehidupan.

Sebab barangsiapa telah masuk ke tempat perhentian-Nya,(SABATH) ia sendiri telah berhenti dari segala pekerjaannya, sama seperti Allah berhenti dari pekerjaan-Nya. Karena itu baiklah kita berusaha untuk masuk kedalam perhentian itu, .... (Ibrani 4:10-11)
TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja." (Keluaran 14:14)

Berhentilah dari upaya memakai pikiran dan kekuatan kita sendiri, dan andalkan Dia. Tuhanlah yang bekerja di dalam kita, dan mengerjakan karyaNya melalui kita. Bukan lagi dengan kekuatanku, namun oleh Roh Kudus yang di dalamku, Roh Kudus sebagai sumber kekuatan dan kemampuanku.

Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan." (Matius 11:28-30)

Karena itu tinggal senantiasa dalam Sabath. Dan kita dapat meraih apa yang Dia sediakan untuk senantiasa penuh damai dan kelegaan hati manaklukkan setiap tantangan kehidupan. (MG).

Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya. (Yohanes 19:30)