Khotbah: 20221210-0530/SUP: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
kTidak ada ringkasan suntingan
k (Penggantian teks - "| event= Stronger Together (2022)" menjadi "| event= Stronger Together")
Baris 9: Baris 9:
| type= Ringkasan khotbah
| type= Ringkasan khotbah


| event= Stronger Together (2022)
| event= Stronger Together
| date= 2022-12-10
| date= 2022-12-10
| location= Online
| location= Online

Revisi per 22 Desember 2022 03.06

Shalom, tidak terasa kita sudah ada dalam bulan Desember 2022, sebentar lagi kita akan memasuki tahun 2023. Tahun 2023 disebut tahun yang gelap, tidak ada kepastian, sangat menakutkan. Yang mengatakan ini juga bukan orang-orang sembarangan, tapi seperti menteri keuangan, presiden, bahkan para pakar di dunia internasional.

Shalom, tidak terasa kita sudah ada dalam bulan Desember 2022, sebentar lagi kita akan memasuki tahun 2023. Tahun 2023 disebut tahun yang gelap, tidak ada kepastian, sangat menakutkan. Yang mengatakan ini juga bukan orang-orang sembarangan, tapi seperti menteri keuangan, presiden, bahkan para pakar di dunia internasional.

Bagaimana sikap kita dalam meresponi kondisi seperti ini? Apakah kita juga merasa takut? Atau kita tetap optimis karena kita punya Allah yang beserta dengan kita?

Sikap apa yang harus kita miliki memasuki tahun 2023?

#1 Memiliki keyakinan iman yang teguh

Iman yang teguh artinya tidak ragu-ragu.

Yakobus 1:6-7,

Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin.
Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan.

Ada statement, orang sukses adalah orang yang selalu yakin selalu optimis akan apa yang dia yakini.

Sebagai orang percaya itu harus yakin dan optimis, bersama Kristus kita pasti mengalami hal-hal besar dan luar biasa. Sebelum bangsa Israel masuk Tanah Kanaan, Musa mengutus 12 pengintai untuk mengamati kondisi Tanah Kanaan yang akan mereka masuki. Yang 10 memiliki sikap yang pesimis, mereka berkata bahwa tanah itu memang subur tapi penduduknya besar-besar, mereka pasti menelan kita habis. Tapi 2 orang yang memiliki keyakinan teguh, Yosua dan Kaleb, berkata musuh kita memang besar tapi Allah yang menyertai kita jauh lebih besar. Inilah sikap orang yang optimis, memiliki iman yang teguh.

Satu kali Goliat, raksasa Filistin yang tinggi besar dan sangat kuat, menantang-nantang bangsa Israel selama 40 hari 40 malam. Tidak ada satupun orang Israel yang berani menghadapi, bahkan pahlawan yang hebat-hebat termasuk Raja Saul yang tinggi besar dan kuat pun takut. Hanya Daud yang berani berkata, aku akan mengalahkannya. Apakah Daud melihat Goliat sebagai makhluk yang kecil dan lemah? Sama sekali tidak! Tapi Daud adalah orang yang optimistis, yang melihat kesempatan di tengah kesempitan.

Waktu Daud melihat jidat Goliat yang besar, Daud berpikir bahwa ini adalah kesempatan emas. Apel yang kecil saja bisa aku bidik, ketapel dengan tepat. Apalagi jidat Goliat yang sebesar itu. Inilah cara pandang orang yang optimistis, yang punya keyakinan iman yang teguh. Minggu lalu saya ngobrol dengan seorang teman saya pengusaha Kristen, tapi dia tampaknya begitu kuatir dengan tahun 2023. Dia bilang, gimana ya, bisnis ke depan seperti apa. Sekarang aja sudah sulit, bagaimana tahun depan. Dia bilang, di kawasan dia ada banyak perusahaan sudah tutup, sekali PHK ribuan orang. Saya bilang, tidak usah takut, buktinya selama pandemi tiga tahun saja, Tuhan masih pelihara kita.

Mari Saudara yang dikasihi Tuhan, berpikirlah positif, kita punya Allah yang selalu menyertai kita, baik dalam keadaan baik atau tidak baik sekalipun, bahkan dalam pandemi kemarin pun kita sudah lewati, itu bukti penyertaan Tuhan yang luar biasa.

Tidak usah kuatir, tidak usah takut, hadapi ke depan dengan sikap hati yang optimis.

#2 Kesiapan diri

Kedua, kita harus memiliki kesiapan diri. Masa depan yang cerah pasti akan dimiliki orang yang tahu bagaimana mempersiapkan diri dengan baik.

Ketika terjadi kekosongan ratu di Persia karena Ratu Wasti diusir Raja Ahasyweros, diadakanlah kompetisi ratu sejagad. Waktu itu Ester mengikuti kompetisi ini. Dari semua yang cantik-cantik dan pintar-pintar, ternyata pemenangnya adalah Ester. Kenapa bisa menang? Pertama, jelas Ester menang karena kasih karunia Tuhan. Tapi dari sisi Ester, dia memiliki kesiapan diri yang luar biasa. Bayangkan, untuk bertemu Raja satu malam, Ester mempersiapkan diri selama 1 tahun. Persiapan apa yang dilakukan Ester? Alkitab katakan, di setengah tahun pertama, tubuhnya diluluri minyak mur, untuk menghilangkan bau di tubuhnya. Setengah tahun selanjutnya, tubuhnya diluluri minyak kasai, untuk membuat tubuhnya harum. Sehingga ketika Raja ketika ketemu Ester langsung mabuk kepayang.

Kesiapan diri sangat menentukan masa depan kita, apalagi dengan globalisasi, persaingan makin ketat, barang dan jasa dari luar begitu mudah masuk ke negara kita. Kalau kita tidak mempersiapkan diri sebaik-baiknya memasuki 2023, kita akan ketinggalan. Yang studi, jangan puas hanya mendapat nilai rata-rata, kejar terus. Yang bekerja, jangan berhenti untuk belajar, tingkatkan terus kemampuan kita, talenta dan potensi kita. Ke depan semakin ketat. Tingkatkan terus pelayanan potensi kita., Yang bisnis jangan berhenti berinovasi, berkreasi, kembangkan terus bisnis kita.

Jack Ma berkata, jangan puas hanya menjadi follower, tapi jadilah creator.

#3 Kesiapan hati

Amsal 4:23,

Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.

Kesiapan diri itu penting, tapi kesiapan hati juga sangat menentukan masa depan kita. Kesiapan hati yang seperti apa?

  • Hati yang rendah hati
  • Ganjaran kerendahan hati dan takut akan TUHAN adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan. (Amsal 22:4)

    Yosua sebagai bujang Musa memiliki kerendahan hati, penundukan diri yang luar biasa. Di mana ada Musa di situ ada Yosua. Dia memiliki kerendahan hati yang total pada otoritas. Allah hanya memberkati mereka yang rendah hati. Ibaratnya kalau Tuhan pakai meteran, yang diukur itu bukan kepala kita, tapi hati kita. Dalam setiap doa saya, saya selalu minta jauhkan saya dari kesombongan, tegur saya, ingatkan saya, itu yang menjadi doa saya.

  • Hati yang perkasa
  • Ketika bangsa Israel masuk Tanah Kanaan yang penduduknya besar dan kejam, Tuhan berpesan pada Yosua, jangan takut, kuatkan dan teguhkan hatimu! (Yosua 10:25)

    Tuhan tidak berkata perkuat otot-ototmu, Tuhan tidak berkata perkuat barisanmu. Secara logika demikian. Tapi Tuhan berkata kuatkan dan teguhkan hatimu. Orang boleh tinggi besar tapi kalau nyalinya kecil tidak bisa buat apa-apa. Orang boleh pintar, tapi kalau nyalinya kecil tidak bisa apa-apa.

    Mungkin kita tidak pintar, tidak banyak uang, keberadaan kita tidak diperhitungkan orang lain, tapi kalau hatimu percaya akan pernyataan Tuhan, Saudara akan melakukan perkara-perkara yang luar biasa!

Penutup

Mari songsong 2023 dengan optimisme yang tinggi, dengan kesiapan diri dengan meningkatkan eksistensi kita, dengan kesiapan hati yang tinggi, yaitu dengan menjaga hati kita agar memiliki kerendahan hati, dan hati yang perkasa.

Tuhan Yesus memberkati.

Video