Stronger Together! Kuasa dalam kesepakatan (Pdt Soewandono Widjaja)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Kita percaya dalam kesepakatan itu ada kuasa yang luar biasa. Kita bersepakat dalam doa pagi dan doa puasa ini dalam sebuah tema stronger together.

Shalom Bapak/Ibu, kita percaya dalam kesepakatan itu ada kuasa yang luar biasa. Kita bersepakat dalam doa pagi dan doa puasa ini dalam sebuah tema stronger together.

Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. (Matius 18:19)

Ini sesuatu yang luar biasa, kata sepakat ini, rupanya memiliki kuasa yang dahsyat. Apa yang kita minta kepada Bapa di Sorga, sungguh Bapa sangat menyukai, merindukan, bahkan dia akan mengabulkan apa yang kita sepakati bersama-sama. Artinya ada sesuatu kesinambungan.

Sepakat dalam perjanjian

Sepakat juga digunakan dalam perjanjian. Menurut J. Satrio, seorang pakar hukum, sahnya suatu perjanjian memerlukan empat syarat:

  1. Sepakat mereka yang mengikatkan diri,
  2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan,
  3. Suatu hal tertentu,
  4. Suatu sebab yang halal.

Dari keempat hal ini, nomor 2, 3, dan 4, tidak akan berlaku ketika tidak ada kesepakatan. Semua percuma kalau nomor satu tidak ada.

Tanpa sepakat, tidak ada perjanjian yang sah.

Dalam Alkitab bahasa Inggris versi Amplified Bible, kata sepakat diartikan sebagai "harmonize together" atau "make a symphony together". Keharmonisan bersama yang menciptakan suatu simfoni. Berbeda namun satu.

Sepakat dalam keluarga

Banyak orang memprediksi 2023 adalah sesuatu yang luar biasa, bahkan Presiden pun menyatakan demikian. Tapi bagi kita anak Tuhan, saat kita menghadapi tantangan, Tuhan mau mengingatkan agar kita sepakat di dalam Tuhan. Saya mau kita lebih fokus kepada entitas terkecil dalam sebuah gereja atau masyarakat, yaitu pernikahan atau keluarga.

Sebagai ilustrasi, pernikahan yang harmonis dapat digambarkan sebagai sepasang sepatu.

Sepatu itu:

  • Bentuknya tak persis sama, namun serasi.
  • Saat berjalan, tak pernah kompak persis berdampingan, tetapi satu tujuan.
  • Tak pernah bertukar posisi namun saling melengkapi.
  • Tak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah, selalu sederajat.
  • Jika yang satu hilang, yang lain tidak berarti.

Sepakat tidak berarti harus sama persis semuanya, tapi meskipun berbeda tapi mengalami keharmonisan.

Dalam Matius dikatakan, make symphony together. Dalam sebuah simfoni, berbagai alat musik yang meskipun berbeda tapi menjadi sesuatu yang indah saat menjalankan partitur yang sudah disediakan. Sepakat untuk menjalankan sesuatu konser dalam sebuah tim yang ada.

Demikian juga pernikahan. Apa yang harus kita kerjakan supaya pernikahan, keluarga, bisa tetap harmoni? Karena harmoni adalah nomor satu yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan ke depan. Tanpa kesepakatan semua sia-sia. Dalam kesepakatanlah kuasa Tuhan akan dinyatakan kehidupan Saudara dan saya, setiap keluarga-keluarga. Sekalipun orang mengatakan 2023 adalah tahun yang sukar, tapi saat keluarga Saudara sepakat dalam nama Tuhan Yesus Kristus, tidak ada yang tidak mungkin. Apapun persoalan, tantangan ekonomi, sakit penyakit, ayo belajar untuk sepakat.

Spirit-soul-body (roh-jiwa-tubuh)

#1 Bangun persekutuan dalam roh

Sebagai suami-istri, saya percaya kita perlu untuk membangun ini, spirit-soul-body. Suami-istri perlu membangun kesepakatan. Suami-istri perlu setiap pagi untuk membangun doa bersama. Saya selalu berdoa, saya tumpang tangan kepada istri saya. Saya percaya, tanpa Roh Kudus, tanpa membangun persekutuan dalam roh, segala sesuatunya sia-sia. Saat kita ada persoalan, pergumulan, kekerasan hati, maka Roh Kudus akan melembutkan setiap hati kita. Sebelum istirahat tidur, kami juga selalu berdoa bersama-sama.

Saudara, bangunlah kebiasaan untuk membangun roh kita. Tanpa Tuhan berada di tengah2 kita, tanpa memiliki spirit yang sama, meskipun menikah sudah lama, saya percaya tanpa sadar kita suka membangun kebiasaan yang tidak baik. Bangunlah kebiasaan yang baik, saya mendorong kita semua untuk membangun kesepakatan, persekutuan di dalam roh, setiap pagi secara pribadi. Saya percaya Allah sendiri yang menghadirkan kuasa berlipat ganda.

Saya percaya, karena sepanjang hari kita tidak pernah mengerti apa yang harus terjadi, tapi kita saling mendoakan, bergandengan tangan.

#2 Bangun persekutuan jiwa

Jiwa bicara pikiran, keinginan dan emosi. Tanpa kita sadari, kita sering lebih kuat pada ego kita sendiri. Selain membangun spirit kita, Roh Kudus yang akan melembutkan apa yang ada dalam hati kita. Dalam rumah tangga, pasti ada slack, pertengkaran, tapi ketika kita selalu belajar membangun spirit, pikiran, hati, perasaan kita, Tuhan akan melembutkan kita. Roh Kudus yang menuntun kita.

Oleh karena itu, suami-istri harus membangun persekutuan dalam jiwa dimulai dengan keterbukaan. Dosa itu sungguh berbahaya, dosa itu membuat suami istri kelihatannya baik-baik saja, tapi mungkin mereka menyimpan sesuatu dalam hatinya. Dosa itu membuat seseorang tidak mau terbuka, tidak mau jujur.

Ayo kit bangun untuk kita saling, kalau salah, belajar untuk rendah hati minta ampun. Mari belajar, agar kita memiliki pikiran yang makin sepakat dalam apapun juga.

#3 Bangun persekutuan tubuh

Firman Tuhan berkata dengan jelas agar suami-istri jangan saling menjauhi, agar terhindar dari godaan iblis. Seringkali tanpa kita sadar kalau kita berjauhan, sebagai seorang suami tentu memiliki keinginan, hawa nafsu. Hati-hati mengenai hal ini. Istri juga hati-hati. Janganlah kita saling menjauhi. 1 Petrus katakan, seperti singa mengaum-aum, Iblis menggunakan segala metode supaya pernikahan ini jauh dari Tuhan. Bangunlah kedekatan, bangunlah secara fisik kedekatan. Dalam komunitas yang lebih besar lagi, kita perlu mengambil suatu tindakan. Tanpa tindakan percuma.

Penutup

1 Samuel 14:6,

Berkatalah Yonatan kepada bujang pembawa senjatanya itu: "Mari kita menyeberang ke dekat pasukan pengawal orang-orang yang tidak bersunat ini. Mungkin TUHAN akan bertindak untuk kita, sebab bagi TUHAN tidak sukar untuk menolong, baik dengan banyak orang maupun dengan sedikit orang."
Lalu jawab pembawa senjatanya itu kepadanya: "Lakukanlah niat hatimu itu; sungguh, aku sepakat."

Ini adalah kesepakatan hati Yonatan dengan bujangnya. Sepakat, sehati, dan sepikir.

Kisah ini dimulai ketika ayah Yonatan, Raja Israel, Saul, mengalami kekalahan dan akhirnya pasukannya yang 600 orang beristirahat. Tapi Yonatan menyerang Filistin berdua saja dengan bujangnya. Apa yang mereka lakukan ketika ada kesepakatan? Mereka membunuh 20 orang Filistin, dan bahkan itu membuat gentar pasukan Filistin. Mari kita buat gentar segala rancangan Iblis, tipu dayanya yang tidak baik. Masuki 2023 dengan kesepakatan dalam roh, jiwa, tubuh, sehati sepikir, kita kerjakan segala sesuatunya dengan luar biasa.

Satu orang akan mengalahkan seribu, dua orang mengalahkan berlaksa-laksa, karena Tuhanlah yang memberi kemenangan.

Ulangan 32:30; Yosua 23:10

Saya percaya, kita lebih dari pemenang. Tahun 2023, apa pun kata orang, biarlah kita mendengar apa kata Tuhan dalam kehidupan Saudara.

Amin!

Video