Article: 20111121/RK: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
k (Penggantian teks - "| isi= " menjadi "| content= ")
k (Penggantian teks - "| judul =" menjadi "| title=")
Baris 2: Baris 2:
| namespace= Article
| namespace= Article
| pagename=  20111121/RK
| pagename=  20111121/RK
| judul        = Pribadi yang mengalami pelipatgandaan
| title= Pribadi yang mengalami pelipatgandaan
| tahun        = 2011
| tahun        = 2011
| minggu      = 47
| minggu      = 47

Revisi per 24 November 2022 03.03

RK.jpgRK.jpg
Renungan khusus
Tanggal27 November 2011
Renungan khusus lainnya

Setiap kita menabur, pasti kita akan menuai, dan kita akan menuai sesuai dengan benih yang kita tabur dan kita akan menikmati apa yang kita tabur tersebut. Tempat di mana kita menabur, itu juga menentukan hasil tuaian, apakah tuaiannya baik atau tidak. Matius 13:23 menuliskan 3 (tiga) tingkatan tuaian tersebut, ada yang 30, 60 dan 100 kali lipat ganda.

“Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat." (Matius 13:23)

Hasil 30, 60 dan 100 kali lipat adalah sebuah pilihan, mana yang kita pilih? Tuhan menginginkan hasil dari taburan kita adalah 100 kali lipat ganda, itu yang disebut Multiplikasi.

Sesuai dengan visi dan tuntunan Tuhan melalui Gembala Sidang bahwa tahun 2011 adalah Tahun Multiplikasi (Pelipatgandaan) dan Tahun Promosi, pastinya Tuhan menginginkan kepada kita semua yang percaya kepada-Nya supaya mengalami terobosan-terobosan, mengalami multiplikasi/pelipatgandaan, dan kita juga akan mengalami promosi dalam segala hal, sehingga nama Tuhan Yesus dipermuliakan melalui kehidupan kita.

5 ciri orang yang mengalami Multiplikasi atau Pelipatgandaan

#1 Pribadi yang bekerja sungguh-sungguh dan maksimal

Orang yang bekerja sungguh-sungguh dan maksimal akan menghasilkan 100 kali lipat ganda karena maksimal berarti bekerja dengan tidak setengah-setengah. Kita harus bekerja, karena kesuksesan datang lewat kerja keras.

Orang yang bekerja maksimal adalah orang yang berusaha untuk tidak menjadi manusia yang berhasil, tetapi berusaha menjadi manusia yang berguna bagi lingkungan dan berguna bagi banyak orang. (Ayub 22:2)

Orang yang bekerja maksimal adalah orang-orang yang sukses, orang-orang yang mengalami pelipatgandaan dan pastinya mengalami promosi.

Orang yang bekerja maksimal adalah orang-orang yang unggul, menjadi kepala bukan ekor.

Orang yang bekerja setengah-setengah adalah orang yang mengharapkan hasil dengan hanya menanti tanpa melakukan apa-apa, sama seperti memancing ikan tanpa umpan, meski seharian menunggu tidak akan ada tangkapan.

“janganlah membiarkan matamu tidur, dan kelopak matamu mengantuk;” (Amsal 6:4).

Di mana pun kita di tempatkan Tuhan, baik dalam dunia marketplace maupun dalam dunia pelayanan, kita harus bekerja dan melayani dengan kesungguhan sehingga kita menghasilkan hasil yang maksimal.

#2 Pribadi yang fokus pada visi–tujuan–target

“Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.” (Filipi 3:13-14).

Kita perlu memiliki kemampuan untuk melihat kehadiran Allah, merasakan kuasa-Nya, dan memusatkan perhatian pada rencana Allah; bukan pada rintangan-rintangan yang ada. (Ibrani 12:2).

“Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.” (Ibrani 12:2).

Sebab hidup yang tidak memiliki tujuan, lebih menakutkan ketimbang tidak mencapai tujuan. (1 Korintus 9:26).

“Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.” (1 Korintus 9:26).

Proses atau perjalanan untuk menjangkau visi pastinya banyak mengalami tantangan dan pergolakan, tetapi tetaplah fokus pada visi sampai visi tersebut tergenapi.

Contoh: Yusuf, Abraham dan Rasul Paulus yang sangat fokus pada visi, walaupun ada tantangan dan rintangan, namun mereka tetap fokus dan akhirnya mereka dapat meraih visi tersebut.

#3 Pribadi yang rajin, bertanggung jawab dan tuntas

“Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.” (Roma 12:11).

Di dalam dunia ini tidak ada orang miskin dan orang kaya, tetapi yang ada hanyalah orang rajin dan orang malas.

Orang kaya adalah orang biasa yang bekerja sangat rajin dan Tuhan memberkatinya lalu menjadi berkat bagi banyak orang.

Orang yang rajin adalah orang yang bersemangat.

Semangat, ketekunan, kerajinan dan bertanggung jawab dapat membuat orang yang biasa-biasa menjadi unggul, tetapi kemalasan dapat membuat orang-orang yang unggul menjadi biasa-biasa saja.

#4 Pribadi yang pantang menyerah

Orang yang pantang menyerah adalah orang yang tidak pernah putus asa, tidak pernah frustrasi dan tidak pernah takut.

“Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana.” (Amsal 24:16).

Orang yang pantang menyerah adalah orang yang memiliki daya cipta, aktif dan kreatif.

Orang yang pantang menyerah adalah orang yang sabar, karena melalui kesabaran seseorang dapat meraih lebih daripada kekuatan yang dimilikinya. (Amsal 16:32).

“Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.” (Amsal 16:32).

Orang yang pantang menyerah adalah pribadi yang berkemenangan dan bukan pecundang, karena para pecundang membayangkan konsekuensi kegagalan, tetapi para pemenang membayangkan hadiah kemenangan.

“Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.” (1 Korintus 15:57)

#5 Pribadi yang memiliki iman yang kuat

Iman yang kuat adalah iman yang memiliki arah, ke mana iman kita terarah? Iman adalah percaya pada apa yang tidak kita lihat dan upah iman adalah melihat, merasakan dan menikmati apa yang kita percayai.

“Itulah sebabnya, maka dari satu orang, malahan orang yang telah mati pucuk, terpancar keturunan besar, seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, yang tidak terhitung banyaknya.” (Ibrani 11:12)

Hasil 30, 60 dan 100 kali lipat ganda, multiplikasi, promosi, kebahagiaan dan damai sejahtera, semuanya terjadi sebagai hasil dari sebuah pengorbanan dan bayar harga.

Sumber

  • [IP] (04 Desember 2011). "Renungan Khusus". Warta Jemaat. GBI Jalan Gatot Subroto. Diakses pada 01 Desember 2011.