Khotbah: 20120122-0600/DT: Perbedaan antara revisi
k (Penggantian teks - " | tempat = Graha Amal Kasih" menjadi " | location= Graha Amal Kasih") |
k (Penggantian teks - " " menjadi " ") |
||
Baris 12: | Baris 12: | ||
| location= Graha Amal Kasih | | location= Graha Amal Kasih | ||
| church= GBI Danau Bogor Raya | | church= GBI Danau Bogor Raya | ||
| kota | | kota = Bogor | ||
| illustrationA5= Danny Tumiwa-20120221-3x4.jpg | | illustrationA5= Danny Tumiwa-20120221-3x4.jpg |
Revisi terkini sejak 22 November 2022 05.38
Ringkasan Khotbah | |
---|---|
Ibadah | Ibadah Raya |
Tanggal | Minggu, 22 Januari 2012 |
Gereja | GBI Danau Bogor Raya |
Lokasi | Graha Amal Kasih |
Kota | Bogor |
Khotbah lainnya | |
| |
|
Shalom, Puji Tuhan.
Bolehkah merayakan Imlek?
Kita tahu besok ada Imlek. Saya ditanya, "boleh ngga merayakan Imlek?" Mari kupas sedikit supaya tidak ada prasangka apa-apa. Saya mendapat sebuah pesan SMS dari seorang hamba Tuhan yang juga penulis buku:
"diberitakan bahwa tahun Imlek ini adalah the black water dragon atau naga air hitam, yang merupakan raja. Menurut feng shui tahun ini, mereka merayakan keluarnya 10 naga dari dalam air di mana kesepuluh naga itu semuanya adalah anak-anak raja."
Apa pengertiannya? Ini adalah versi dia:
"The black water adalah jurang maut. Naga adalah ular tua dalam Wahyu 12. Sepuluh anak raja naga adalah 10 tanduk dari 10 raja. Dan keempat, naga yang keluar dari dalam laut sesuai Wahyu 13. Berjaga-jagalah, Tuhan Yesus segera menjemput kita. Jangan menyambut naga itu dalam bentuk apa pun, tetapi persiapkanlah dirimu menyambut raja di atas segala raja, yaitu Tuhan Yesus."
Lalu saya jawab, "Itu kan menurut feng shui. Kalau memang Anda percaya feng shui, ya itu yang akan terjadi pada diri Anda." Mereka yang percaya ya silakan saja. Tapi bagi saya, Imlek atau Sin Cia adalah Season Greetings menyambut bulan musim semi. Itu sebabnya dulu disebut sebagai Sin Cun Kiong Hi. Jadi menyambut bulan musim semi setelah musim dingin.
Saya tidak percaya pada feng shui, tapi percaya pada Tuhan Yesus yang sanggup kalahkan segala ancaman feng shui. Dan kita juga telah diberi kuasa yaitu Roh Kudus yang ada di dalam diri kita yang jauh lebih besar daripada roh lain-lainnya. Kita tidak usah takut, dan boleh ikut merayakan Imlek, serta turut bersukacita dengan saudara-saudara kita di Cina, Taiwan, Hong Kong, dan lain-lain, serta seluruh keturunan Tionghoa yang ada di Indonesia. Mari kita rayakan Sin Cun Kiong Hi bersama-sama dengan mereka yang merayakan, sesuai dengan Roma 12:15a, Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, jangan takut pada roh feng shui, takutlah pada Tuhan Yesus!
Jadi karena besok tidak ketemu, sekarang saya juga ucapkan selamat Imlek kepada semua Saudara yang merayakan!
Kunci Multiplikasi dan Promosi karena Perkenanan Tuhan
Pak Niko katakan tahun 2012 adalah tahun Perkenanan Tuhan. Tapi yang lebih istimewa lagi, tahun 2012 ini terkait dengan 2011, jadi 2 tahun ini bergabung jadi satu, sehingga Multiplikasi dan Promosi karena perkenanan Tuhan akan lebih dahsyat, lebih bagus lagi. Karena kelimpahan berkat itu, ujian bagi kita adalah supaya kita lulus ujian, apakah kita cinta uang atau cinta Yesus? Tuhan akan berikan kelimpahan yang luar biasa. Ahli ekonomi katakan, sekalipun ada goncangan, Indonesia ekonominya akan naik. Anak-anak Tuhan akan diberkati.
Ujiannya, kalau nanti uangnya banyak: cinta uang atau cinta Yesus?
Itu sebabnya, untuk bisa melalui 2012 dengan sukses, ada 2 hal sebagai kunci Multiplikasi dan Promosi karena Perkenanan Tuhan, yaitu:
- Banyak memberi
- Perhatikan dan tolong yang miskin
#1 Banyak memberi
Pada Doa Pengerja Februari 2012 yang akan datang, kita diminta membawa persembahan untuk Tuhan. Saudara, jangan hanya sekedar Persepuluhan, tapi lebih dari Persepuluhan sampai 1 bulan gaji, atau lebih dari itu silakan, sebagai tanda kita memberikan kepada Tuhan. Jadi bukan sekedar persepuluhan, tapi harus lebih. Dan selama 2012, perhatikan, persepuluhan dan persembahan khusus, Saudara baca Maleakhi 3, jangan hanya persepuluhan. Karena persepuluhan dan persembahan khusus itu menyenangkan hati Tuhan.
Kalau saya, dapat berapa saja dari hasil kotor, saya potong 20%, 10% untuk persepuluhan untuk gereja di mana kita mendapatkan makanan. Dan 10%, persembahan khusus lagi bisa diolah sendiri, untuk menolong gereja lain, mungkin misi, pembangunan, apa saja, di luar persepuluhan. Kalau tidak bisa mengolah, kasihkan ke gereja sekalian 20%. Jangan menipu Tuhan. Kalau kita menipu Tuhan bagaimana diberkati? Saya percaya di sini pasti sudah banyak yang bayar persepuluhan, tapi persembahan khususnya bagaimana? Jangan ambil persepuluhan untuk menolong orang lain, misi, gereja lain! Saudara harus mengerti, kalau tidak nanti susah. Kita harus sadar, setiap orang harus yakin dan percaya bahwa uang yang kita punya itu bukan milik kita, tapi milik Tuhan.
Berikutnya buah sulung. Kalau Saudara dapat pekerjaan baru, obyek yang baru, berikan buah sulung, seperti Amsal 3:9-10. Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya.
Hal ini terjadi pada anak saya, Ilona dan Michael, mereka di Sentul semua melayani Tuhan. Ketika lulus dari Amerika, mereka mendapatkan pekerjaan, saya panggil mereka, saya katakan, kasih buah sulung, semua gajimu yang pertama itu kepada Tuhan. Itu betul-betul berat bagi mereka. Dari kecil dibiayai terus, masa gaji pertama diberikan juga? Tapi puji Tuhan, mereka menurut, dan sesuai Firman Tuhan, mereka diberkati luar biasa. Buah sulung itu sangat penting.
Berikutnya, jangan lupa mengenai kolekte. Mari lihat dalam Markus 12:41-44, Pada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar. Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit. Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya."
Ini satu pelajaran bagi kita. Saya percaya, setelah janda itu memberikan persembahannya itu, maka Tuhan Yesus yang akan menjamin seluruh penghidupannya. Jadi jangan sembarang dalam memberikan. Berikan yang terbaik. Saya kalau kolekte, uang yang terbesar saya berikan. Kalau ada Rp 100 ribu, kenapa kasih yang Rp 50 ribu? Kalau ada yang Rp 50 ribu, kenapa kasih yang Rp 20 ribu. Malah keluar dulu beli jajanan, yang uang kecil dikasih kolekte. Atau ada yang berlagak ke toilet? Saya percaya di sini tidak ada yang begitu.
Itulah mengenai memberi kepada Tuhan dan kepada sesama, supaya kita betul-betul diberkati oleh Tuhan.
#2 Perhatikan dan tolong yang miskin
Pak Niko sudah katakan berulang kali, perhatikan dan tolong mereka yang miskin dan menderita.
Matius 11:2-5, Di dalam penjara Yohanes mendengar tentang pekerjaan Kristus, lalu menyuruh murid-muridnya bertanya kepada-Nya: "Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?" Yesus menjawab mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.
Pak Niko lakukan semuanya. Healing Movement Crusade sudah 187 kota, dengan biaya sendiri dan sudah begitu banyak orang sakit disembuhkan. Waktu doa pelayan jemaat, Pak Niko katakan pada seluruh pengerja, perhatikan yang miskin, tolong mereka. Pada waktu katakan begitu, semua katakan amin, tapi ternyata hanya di mulut, tidak dilakukan. Kenapa? Sebab mereka pikir sia-sia tolong orang miskin, apa gunanya? Apakah mereka bisa balas? Nah, banyak yang bilang begitu, ngga ada untungnya buat kita. Saya kasih bukti dalam Alkitab, bagaimana Tuhan pakai 4 orang miskin yang kusta menolong satu bangsa.
Satu waktu pada zaman Nabi Elisa, Samaria sangat kelaparan karena dikepung Raja Benhadad, sehingga sebuah kepala keledai berharga delapan puluh syikal perak dan seperempat kab tahi merpati berharga lima syikal perak. Saat itu bahkan saking kelaparannya, ada ibu yang memasak anaknya sendiri, sehingga Raja Samaria begitu marahnya sampai mengoyakkan pakaiannya dan berkata, "Sesungguhnya, malapetaka ini adalah dari pada TUHAN. Mengapakah aku berharap kepada TUHAN lagi?"
Lalu berkatalah Elisa: "Dengarlah firman TUHAN. Beginilah firman TUHAN: Besok kira-kira waktu ini sesukat tepung yang terbaik akan berharga sesyikal dan dua sukat jelai akan berharga sesyikal di pintu gerbang Samaria." Tetapi perwira, yang menjadi ajudan raja, menjawab abdi Allah, katanya: "Sekalipun TUHAN membuat tingkap-tingkap di langit, masakan hal itu mungkin terjadi?" Jawab abdi Allah: "Sesungguhnya, engkau akan melihatnya dengan matamu sendiri, tetapi tidak akan makan apa-apa dari padanya."
Empat orang yang sakit kusta ada di depan pintu gerbang. Berkatalah yang seorang kepada yang lain: "Mengapakah kita duduk-duduk di sini sampai mati? Jika kita berkata: Baiklah kita masuk ke kota, padahal dalam kota ada kelaparan, kita akan mati di sana. Dan jika kita tinggal di sini, kita akan mati juga. Jadi sekarang, marilah kita menyeberang ke perkemahan tentara Aram. Jika mereka membiarkan kita hidup, kita akan hidup, dan jika mereka mematikan kita, kita akan mati."
Lalu pada waktu senja bangkitlah mereka masuk ke tempat perkemahan orang Aram. Tetapi ketika mereka sampai ke pinggir tempat perkemahan orang Aram itu, tampaklah tidak ada orang di sana. Sebab TUHAN telah membuat tentara Aram itu mendengar bunyi kereta, bunyi kuda, bunyi tentara yang besar, sehingga berkatalah yang seorang kepada yang lain: "Sesungguhnya raja Israel telah mengupah raja-raja orang Het dan raja-raja orang Misraim melawan kita, supaya mereka menyerang kita." Karena itu bangkitlah mereka melarikan diri pada waktu senja dengan meninggalkan kemah dan kuda dan keledai mereka serta tempat perkemahan itu dengan begitu saja; mereka melarikan diri menyelamatkan nyawanya.
Ketika orang-orang yang sakit kusta itu sampai ke pinggir tempat perkemahan, masuklah mereka ke dalam sebuah kemah, lalu makan dan minum. Sesudah itu mereka mengangkut dari sana emas dan perak dan pakaian, kemudian pergilah mereka menyembunyikannya. Lalu datanglah mereka kembali, masuk ke dalam kemah yang lain dan mengangkut juga barang-barang dari sana, kemudian pergilah mereka menyembunyikannya.
Lalu berkatalah yang seorang kepada yang lain: "Tidak patut yang kita lakukan ini. Hari ini ialah hari kabar baik, tetapi kita ini tinggal diam saja. Apabila kita menanti sampai terang pagi, maka hukuman akan menimpa kita. Jadi sekarang, marilah kita pergi menghadap untuk memberitahukan hal itu ke istana raja." Mereka pergi, lalu berseru kepada penunggu pintu gerbang kota dan menceritakan kepada orang-orang itu, katanya: "Kami sudah masuk ke tempat perkemahan orang Aram, dan ternyata tidak ada orang di sana, dan tidak ada suara manusia kedengaran, hanya ada kuda dan keledai tertambat dan kemah-kemah ditinggalkan dengan begitu saja." Para penunggu pintu gerbang menyerukan dan memberitahukan hal itu ke istana raja.
Sekalipun masih malam, raja bangun juga, lalu berkata kepada para pegawainya: "Baiklah kuterangkan kepadamu apa maksud orang Aram itu terhadap kita. Mereka tahu bahwa kita ini menderita kelaparan, sebab itu mereka keluar dari tempat perkemahan untuk menyembunyikan diri di padang, sambil berpikir: Apabila orang Israel keluar dari dalam kota, kita akan menangkap mereka hidup-hidup, kemudian kita masuk ke dalam kota."
Lalu salah seorang pegawainya menjawab: "Baiklah kita ambil lima ekor dari kuda yang masih tinggal di dalam kota ini; tentulah keadaannya seperti seluruh khalayak ramai Israel yang sudah habis mati itu! Biarlah kita suruh saja orang pergi, supaya kita lihat." Sesudah itu mereka mengambil dua kereta kuda, kemudian raja menyuruh mereka menyusul tentara Aram sambil berkata: "Pergilah melihatnya!"
Lalu pergilah mereka menyusul orang-orang itu sampai ke sungai Yordan, dan tampaklah seluruh jalan itu penuh dengan pakaian dan perkakas yang dilemparkan oleh orang Aram pada waktu mereka lari terburu-buru. Kemudian pulanglah suruhan-suruhan itu dan menceritakan hal itu kepada raja.
Maka keluarlah penduduk kota itu menjarah tempat perkemahan orang Aram. Karena itu sesukat tepung yang terbaik berharga sesyikal dan dua sukat jelai berharga sesyikal, sesuai dengan firman TUHAN.
Adapun raja telah menempatkan perwira yang menjadi ajudannya itu mengawasi pintu gerbang, tetapi rakyat menginjak-injak dia di pintu gerbang, lalu ia mati sesuai dengan perkataan abdi Allah yang mengatakannya pada waktu raja datang mendapatkan dia. Dan terjadi juga seperti yang dikatakan abdi Allah itu kepada raja: "Dua sukat jelai akan berharga sesyikal dan sesukat tepung yang terbaik akan berharga sesyikal, besok kira-kira waktu ini di pintu gerbang Samaria." Pada waktu itu si perwira menjawab abdi Allah itu: "Sekalipun TUHAN membuat tingkap-tingkap di langit, masakan hal itu mungkin terjadi?", tetapi Elisa berkata: "Sesungguhnya engkau akan melihatnya dengan matamu sendiri, tetapi tidak akan makan apa-apa dari padanya." Demikianlah terjadi kepada orang itu: Rakyat menginjak-injak dia di pintu gerbang, lalu matilah ia.
Kalau tidak percaya pada nubuatan, tidak percaya pada Firman Tuhan, maka akibatnya: mati. Saudara bayangkan, keempat orang kusta itu sudah pasti miskin dan tidak boleh campur dengan orang lain, tapi bisa menyelamatkan satu bangsa. Orang miskin yang berdoa, dipakai Tuhan, itu luar biasa. Makanya Pak Niko katakan perhatikan orang miskin!
Saya punya beberapa pengalaman dengan orang miskin:
Office boy di kantor Sentul
Saya kerja di Sentul tingkat 9, dan saya lihat teman-teman di sana kalau jam 12, Office Boy seringkali dipanggil lalu disuruh membeli makanan. Roh Kudus tegur saya, Office Boy itu kan teman sekerja juga, jadi kalau ada apa-apa bicara kepada dia yang halus, yang sopan, jangan dibentak-bentak. Roh Kudus memberikan saya hikmat, saya panggil, "Pak, tolong saya beli makanan, harganya Rp 25.000 satu bungkus. Beli dua bungkus, apa yang saya makan, kamu juga makan." Saudara bayangkan, Office Boy itu setiap hari disuruh-suruh, dibentak-bentak lagi, tidak pernah dibelikan. Memperhatikan orang miskin itu seperti itu. Kalau tidak minta Office Boy beli makanan, saya sering ajak teman-teman, bawahan-bawahan, yang rumahnya jauh tinggalnya, keadaan ekonomi yang masih kurang kuat, saya sering ajak makan sama-sama, saya yang bayaran, kita mengobrol satu sama lain. Saudara, perhatikan mereka!
Kesaksian empat setel jas
Satu hari sebelum Natal, orang kasih saya empat setel jas. Waktu saya dapat, saya bersyukur kepada Tuhan.
Saya pikir, nanti setiap minggu bisa gonta-ganti jas. Langsung Roh Kudus bilang, "kamu Pendeta, bukan pramugara!" Dari empat jas itu, ada satu yang saya suka. Waktu itu, anak saya, Michael baru pulang kerja. Saya tawarkan ke dia yang tiga lainnya. Rupanya seleranya juga tinggi, dia tidak suka yang tiga itu. Roh Kudus bilang sama saya, kasih yang terbaik, masa sama anakmu sendiri tidak mau? Jadi, saya tawarkan ke dia jas yang saya suka itu. Ternyata begitu dilihat, dia bilang, "Ya, yang itu saja Pa!" Waduh, dia senang, saya "susah hati".
Kemudian datang seorang teman saya, Pendeta dari GPdI di Mojokerto, setiap mau Natal pasti datang minta sumbangan. Kalau saya ke gerejanya, dikasih Persembahan Kasih, saya kasih kembali. Jemaatnya petani, kolektenya paling hanya Rp 1.500. Saya kembalikan, saya bantu dia. Waktu itu, saya ambil jas yang terjelek, karena saya pikir toh dia Pendeta di kampung, bahkan kalau saya kasih yang terjelek pun, masih bagus buat dia. Tapi Roh Kudus tegur saya lagi, suruh saya kasih yang terbaik. Waduh gimana ini? Jadi saya kasih yang terbaik. Dia bersukacita, saya tambah "duka cita"!
Tinggal dua, lalu teman saya yang lain datang, saya tanya, "Kamu punya jas baru ngga buat Natal?" Ternyata dia tidak punya, jadi saya kasih yang terbaik di antara keduanya. Dan Minggunya, saya pakai jas yang terjelek itu, tapi Tuhan senang! Haleluya!
Ada seni dalam memberi, tidak mudah memberi itu, terutama pada yang miskin.
Memberi yang disukai itu tidak mudah
Waktu saya masih kerja di Yamaha Music, sejak saya bertobat, semua gaji saya berikan kepada istri saya. Kadang istri saya tidak kasih uang saku kepada saya, jadi kadang saya tidak punya uang. Ketika itu, Yamaha di Jalan Bumi, dan kita adakan persekutuan doa Jumat di dekat-dekat sekitar Blok M. Saya pergi ke sana, dan di kantong saya hanya ada uang Rp 1.100. Jadi ada pergumulan, mau kasih kolekte Rp 1000 apa Rp 100? Kalau saya kasih kolekte Rp 1000, lalu bayar parkir Rp 100, ya habis, tidak makan siang dong. Mana saya khotbah lagi waktu itu, sampai ngaco khotbahnya, kepikiran 1000-100, 1000-100, 1000-100? Akhirnya waktu kolekte, ya saya kasih Rp 1000.
Waktu pulangnya, teman saya mau ikut, dia bayar parkir dan sampai di Blok M dia minta masuk ke Blok M karena dia mau ambil foto. Waduh, saya bayar Rp 100 untuk parkir, ya habis uangnya. Pulang dari situ, teman-teman sedang makan. Tapi Tuhan tidak pernah berhutang. Ada dealer saya dari luar kota datang, lalu ajak saya makan. Waduh, celaka, saya pikir. Saya kalau ke luar kota kan ditraktir sama dia, nah, kalau dia datang ke Jakarta tentu saya harus traktir dia. Waktu mau ambil uang di kas, ternyata dia bilang mau traktir saya karena baru dapat untung yang lumayan besar. Kami kembali ke Blok M, dan makan Kentucky Fried Chicken di sana. Puji Tuhan, senang sekali kan, tidak punya uang tapi bisa makan KFC, malah dikasih bungkus buat istri dan anak-anak. Tapi belum selesai, waktu naik ke mobil, Roh Kudus suruh saya kasih ayam itu untuk Supir saya. Loh, ini kan jelas-jelas untuk istri dan anak-anak? Apalagi anak saya Michael paling suka ayam KFC. Untuk memberi itu susah, saya pikir, kasih-ngga, kasih-ngga. Waktu sampai rumah, yang buka pintu itu Michael, anak saya. Dia sudah lihat di mobil ada bungkusan merah KFC itu. Dia pikir itu untuk dia kan? Di situ berat, tapi akhirnya saya katakan sama anak saya, "Ini untuk Pak Supir, bukan untuk kamu. Kamu sering makan, dia tidak pernah makan."
Saudara, untuk memberi itu tidak mudah, banyak kali Iblis menghalang-halangi, apalagi kepada orang miskin.
Sepatu yang mahal
Ada lagi seorang teman saya, manajer sebuah perusahaan besar. Dia Kristen, tapi keras hati. Pegawainya itu, gaji sekian, cukup tidak cukup ya terserah. Tapi waktu dia bertobat, Tuhan ubah hatinya. Satu kali ada seorang pegawainya berjalan terseok-seok. Dia tanya teman pegawai itu, ternyata sepatu kirinya menganga. Dia tanya, "Kamu tahu ngga, nomor sepatu temanmu itu?" "Tahu, nomor 41 Pak."
Pulang kantor, dia pergi ke Toko Sepatu Bata, dia beli sepatu nomor 41. Waktu mau bayar, Roh Kudus tegur dia, "Kamu pakai sepatu apa?" Waktu itu dia pakai sepatu bermerek yang mahal. Roh Kudus bilang, "Apa yang kamu pakai, belikan juga seperti itu untuk pegawaimu!" Wah bagaimana ini? Tapi dia menurut. Dia belikan yang sama, dan karyawan itu menangis bukan main saking sukacitanya. Tidak mudah, Saudara.
Pemulung yang saling menolong
Ada teman saya yang lainnya lagi, dia hampir tiap pagi suka bagi nasi bungkus untuk pemulung-pemulung.
Dia pikir orang miskin itu tidak bisa menolong sesama yang miskin. Satu kali dia kaget, ketika dia mau kasih nasi bungkus ke seorang pemulung, ditolak. "Saya tidak mau Pak, Bapak berikan saja pada teman saya. Dia belum dapat. Saya sudah makan."
Lihat, orang miskin saja bisa memperhatikan sesama yang miskin. Bagaimana dengan kita? Dia sampai kaget sekali.
Menjadi juru damai dengan menolong
Ada satu cerita lagi, bagaimana kalau kita memberi atau menabur atau menolong, itu bahkan tidak akan rugi, bahkan kita jadi juru damai.
Ada seorang kaya punya 3 anak dan 19 kerbau. Menjelang ajalnya, dia bagikan kepada ketiga anaknya dengan pesan, anak pertama dapat setengah, anak kedua dapat seperempat, anak ketiga dapat seperlima. Mereka kemudian mau membagi sesuai pesan ayahnya, tentu tidak bisa utuh, dan jadi ribut besar.
Kemudian ada seorang Bapak miskin yang hanya punya satu ekor kerbau. Dia dengar ketiga anak itu bertengkar, lalu dia datang. "Mau ngga saya tolong? Ini saya kasih satu ekor kerbau saya, supaya pesan Bapakmu itu bisa dipenuhi." Jadi sekarang kerbaunya ada 20 ekor. Anak pertama mendapat setengah dari 20 jadi 10 ekor. Anak kedua mendapat seperempat, jadi 5 ekor. Dan anak ketiga dapat seperlima, jadi 4 ekor. Total 19 ekor. Satu lagi gimana? Ya dikembalikan ke Bapak itu! Lihat, bahkan jadi Juru Damai sesuai Matius 5:9, Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
Kita menolong orang itu tidak pernah rugi!
Membawa sebanyak mungkin orang ke Israel
Ada lagi yang mau saya bagikan. Saya sudah tiga tahun berturut-turut diberikan beban oleh Tuhan untuk membawa sebanyak mungkin orang yang tidak mampu untuk pergi ke Israel.
Harga yang harus dibayar mahal sekali. Apa yang terjadi? Saya katakan pada mereka yang mau ke Israel itu, yaitu Office Boy, Pendoa, Supir, Satpam, WL, Singer, Guru Sekolah Minggu, atau juga yang di Administrasi yang mau pergi tapi belum punya uang. Saya bilang syaratnya begini, asalkan sudah punya paspor dan tabungan USD 500. Sisanya saya akan carikan Donatur. Saya korban dulu. Waduh, dua tahun yang lalu, dari 141 orang ada 62 orang yang membutuhkan donasi. Saya keluar uang banyak, bahkan sampai di sana, dikasih lagi USD 100 untuk uang saku mereka. Korban! Tapi waktu saya lihat mereka bersukacita, itu rasanya korban itu tidak ada apa-apanya. Mereka menangis, bilang, "Kok seperti mimpi ya, bisa sampai di sini." Bukan main, mereka berjumpa dengan Tuhan. Pada tahun lalu, yang ikut itu sekitar 100 lebih, dan 50 yang didonasikan. Tahun ini, ada 92 yang ikut dan 42 yang didonasikan. Mereka semua sukacita. Bahkan, tambah korban lagi, ada yang tidak punya USD 500, hanya bisa bayar USD 25. Bayangkan, berapa banyak yang harus saya tombok? Tapi Tuhan tidak pernah berhutang! Orang yang memberikan donasi itu begitu banyak, sampai saya bisa kasih uang saku USD 200-300 untuk shopping. Mereka senangnya luar biasa. Tuhan bilang apa, itu tugas kamu. Pak Niko juga bilang, itu tugas Pak Danny.
Pada waktu kepergian yang terakhir, saya mendapatkan surprise dari Tuhan. Waktu makan malam, saya didatangi seorang Staf Menteri Pariwisata Israel, namanya Ibu Nancy. Saya mendapatkan piagam kehormatan, bertuliskan:
State of Israel
Ministry of Tourism
Presented in appreciation to
Mr Danny Tumiwa
on the occasion of your visit to Israel. I am honored to recognize you as a true friend of Israel. Thank you for your support and solidarity, which are deeply appreciated. It is my pleasure to name you as a Tourism Goodwill Ambassador for Israel.
We hope that you will share the meaningful experience of your visit with friends. We look forward to welcoming you again soon.
Ministry of Tourism,
Stas Misezhnikov
Dapat satu penghormatan yang luar biasa. Bahkan saya diberi gelar Tourism Goodwill Ambassador for Israel. Itu tidak pernah terjadi. Rupanya saya 22 kali pergi itu tercatat di sana. Saya ke sana itu memberkati mereka. Travel yang saya pakai berkata, "Pak Danny, tidak banyak yang seperti Pak Danny. Kalau Pendeta lain, kalau ke sana itu, paspor dan segala macam minta dibelikan. Kalau ke tempat-tempat yang ada kolektenya seperti di Karmel atau Kuburan Yesus, kita biasa adakan Perjamuan Kudus. Kolektenya banyak, diambil banyak yang sedikit dikasihkan ke tempat di situ. Kalau saya dapat kolekte, saya tidak pernah ambil, berapapun saya kasihkan ke tempat itu, karena kita mau memberkati Israel. Rupanya di sana itu teknologinya tinggi dan tercatat semua. Saudara, kalau kita berbuat baik, bukan hanya tercatat di Sorga, bahkan Israel pun bisa mencatat.
Sekarang pertanyaannya, kenapa kita harus menolong yang miskin? Baca Matius 25:31-46 mengenai penghakiman terakhir. Dalam ayat yang ke-40, Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.
Jadi waktu kita memberi pada sesama kita yang miskin, yang paling hina, itu kita berikan kepada Tuhan. Makanya berkat itu luar biasa. Tetapi kalau kita tidak lakukan, lihat ayat 45, Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.
Itu rahasianya. Nah, Saudara-Saudara mau diberkati? Amin? Kalau Saudara lakukan itu semua pada tahun ini, memperhatikan, memberi dengan sukacita, menolong yang miskin, sesuai Galatia 6:10, jangan jemu-jemu berbuat baik kepada semua orang, terutama pada kawan-kawan yang seiman. Gereja boleh kasih sembako ke mana-mana, tapi jangan lupa perhatikan yang ada di antara kita.
Pernah kejadian di GBI Tampak Siring, ketika Jakarta kebanjiran. Kita adakan posko di sana. Ada laporan masuk ke saya. "Pak, ada pendoa yang satu itu, masa ambil sembako untuk diri sendiri? Tidak benar itu!" Saya panggil dia, "Kamu betul ambil?" Dia membenarkan, "Saya juga butuh Pak, semua orang dibagi, tapi kita ini yang butuh juga tidak dibagi, bagaimana Pak?" Saudara perhatikan! Jangan hanya lihat ke luar. Di dalam juga masih banyak yang membutuhkan. Ayo, kalau kita sama-sama saling membantu, saling memberi, pasti Tuhan akan memberkati dengan melimpah. Amin!
Penutup
Tuhan akan memberikan kita 1000 kali lipat! Saudara mau? Ayo baca Ulangan 1:11, TUHAN, Allah nenek moyangmu, kiranya menambahi kamu seribu kali lagi dari jumlahmu sekarang dan memberkati kamu seperti yang dijanjikan-Nya kepadamu. Amin!
Saat ku tak melihat jalan-Mu
Saat ku tak mengerti rencana-Mu
Namun tetap kupegang janji-Mu
Pengharapanku hanya pada-Mu
Hatiku percaya
Hatiku percaya
Hatiku percaya
S'lalu kupercaya