Article: 20211206/DV: Perbedaan antara revisi
k (Penggantian teks - "| summary =" menjadi "| longsummary= | summary= | shortsummary=") |
k (Penggantian teks - "| illustration1x1 = ↵| illustration16x9 = Devotional 2021.jpg↵" menjadi "| illustration16x9= Devotional 2021.jpg | illustration1x1= Devotional 2021-1x1.jpg ") |
||
Baris 10: | Baris 10: | ||
| DaysAllowedToPublishBeforeArticleDate = 2 | | DaysAllowedToPublishBeforeArticleDate = 2 | ||
| | | illustration16x9= Devotional 2021.jpg | ||
| | | illustration1x1= Devotional 2021-1x1.jpg | ||
| longsummary= | | longsummary= |
Revisi terkini sejak 22 November 2022 03.00
Devosi | |
---|---|
Tanggal | 06 Desember 2021 |
Artikel devosi lainnya | |
| |
|
Begitu banyak buku yang membahas tentang kunci hidup sukses dan kunci hidup diberkati.
Tapi hanya sedikit yang membahas dan menempatkan kerendahan hati sebagai syarat untuk mencapai kesuksesan sejati. Kerendahan hati seharusnya menjadi tujuan dan sasaran dalam hidup kekristenan kita sebab itulah kunci untuk menemukan kebahagiaan dan kedamaian sejati.
Kerendahan hati sesungguhnya adalah sifat bijak dalam diri seseorang yang membuat ia dapat memposisikan dirinya sama dengan orang lain, tidak merasa lebih pintar, tidak merasa lebih baik, tidak merasa lebih mahir, tidak merasa lebih hebat, dan dapat menghargai orang lain dengan tulus. Setiap kita akan mengalami masa pembentukan Tuhan.
Untuk dapat melewati masa pembentukan Tuhan dengan berhasil dibutuhkan karakter kerendahan hati. Banyak orang berkata bahwa mereka rendah hati, tetapi perbuatannya menyangkal perkataan mereka sendiri.
Kerendahan hati berarti kita dapat menerima semua proses dari Tuhan dengan baik tanpa bersungut-sungut. Kehidupan kita seperti tanah liat yang siap diproses sampai selesai. Kerendahan hati juga membuat kita tidak menjadi sombong ketika Tuhan mempromosikan kita, karena semua adalah kasih karunia atau anugerah-Nya semata. Orang yang rendah hati tidak akan mencari pembelaan dari dirinya sendiri atau dari manusia tetapi mencari pembelaan dari Tuhan. Dalam hidup ini banyak orang bisa menyatakan kebaikan atau bertindak yang baik, tetapi hanya sedikit saja orang yang dapat menjaga hatinya agar tetap tulus dan memiliki kerendahan hati. Tinggi hati mendahului kehancuran tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan (Amsal 18:12). Tuhan Yesus sendiri sebagai teladan utama dari kerendahan hati mengungkapkan makna yang dalam melalui kehidupan-Nya sebagai manusia. Selama hidup-Nya di dunia, Tuhan Yesus selalu berjalan dalam kerendahan hati dan ketaatan kepada Bapa, sehingga Allah mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama.
Orang yang rendah hati adalah orang yang dapat membangun dan menjaga relasi hidup bersama dengan orang lain dalam keseharian atau di tempat bekerja. Sikap kerendahan hati diwujudkan dalam mengasihi, persekutuan kasih, kasih mesra, belas kasihan, sehati sepikir, satu kasih, satu jiwa, satu tujuan. Orang yang rendah hati adalah orang yang tidak merasa paling baik, paling bisa, paling tau, paling pintar, dan lain-lain. Kerendahan hati tidak bersikap meremehkan orang lain tetapi justru mengarahkan kita untuk mengenal diri sendiri dan menyadari bahwa ada banyak juga kekurangan-kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam diri kita sendiri dan mampu melihat, mengakui serta menghargai orang lain dalam berbagai kelebihan dan kekurangannya. Orang yang rendah hati akan menempatkan orang lain lebih utama dari pada dirinya. Orang yang rendah hati adalah orang yang BERINTEGRITAS, tidak ada dalam kepura-puraan dan kemunafikan dalam bersikap dan bertindak. (AH)
Tuhan Yesus memberkati.