Khotbah: 20210530-0900/ELZ: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
k (Penggantian teks - " | tanggal = " menjadi "| date =")
k (Penggantian teks - "| illustration= " menjadi "| illustration16x9= ")
Baris 15: Baris 15:


  | foto = Eloy Zalukhu-20210530-3x4.jpg
  | foto = Eloy Zalukhu-20210530-3x4.jpg
  | illustration= Eloy Zalukhu-20210530.jpg
  | illustration16x9= Eloy Zalukhu-20210530.jpg
  | ilustrasi1x1 = Eloy Zalukhu-20210530-1x1.jpg
  | ilustrasi1x1 = Eloy Zalukhu-20210530-1x1.jpg



Revisi per 18 November 2022 13.04

Shalom, Bapak/Ibu, Jemaat, Saudara-Saudaraku di mana pun berada. Puji nama Tuhan. Bagaimana kabar?

Shalom, Bapak/Ibu, Jemaat, Saudara-Saudaraku di mana pun berada. Puji nama Tuhan. Bagaimana kabar?

Bapak dan Ibu, pertanyaan bagaimana kabar, ini sungguh-sungguh saya mau bertanya bagaimana keadaan Bapak dan Ibu, jemaat sekalian saat ini? Apakah ada syukur? Kita mau bersyukur dalam segala keadaan, dalam apapun yang sekarang kita sedang hadapi. Bapak dan Ibu, jemaat sekalian kita akan merenungkan sedikit dari Firman Tuhan dengan tema pada pagi hari ini Love is the answer, Cinta kasih sebagai jawaban: jawaban dari dunia yang sedang menderita.

Sebelum pandemi COVID-19, ada satu buku yang dituliskan oleh salah satu guru saya yang bernama Max Lucado, di dalam buku ini dia menuliskan dari hasil-hasil research yang dilakukan oleh berbagai Lembaga ada 1,7 miliar manusia yang hidup di bawah garis kemiskinan. Ada 2 juta anak-anak setiap tahunnya menjadi korban perdagangan manusia, dan banyak dari anak-anak ini masuk ke dalam industri seks dan di sana mereka mengalami banyak penderitaan.

Khotbah-khotbah sebelumnya saya ingat sekali kita tema sebelumnya berbicara mengenai Hope and Satisfaction. Mengenai harapan bahwa di tengah-tengah kondisi seperti demikian, di mana kita menghadapi banyak tekanan, dengan pertolongan Tuhan kita bisa terus berjalan. Nah kali ini Bapak dan Ibu, saya mau mengajak kita naik ke level yang lebih tinggi. Bagaimana kalau di tengah-tengah kondisi menekan yang sedang kita hadapi kita memohon kepada Tuhan untuk memberikan kita kesempatan menjadi bagian dari solusi yang Tuhan berikan bagi dunia yang menderita.

1 Yohanes 4:7-11,

Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita. Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi.

Kita harus saling mengasihi karena dunia yang menderita membutuhkan ini. Mungkin ada diantara Jemaat, Ibu/Bapak, Saudara-Saudaraku yang mengatakan “bagaimana aku dapat mengasihi, aku sendiri membutuhkan kasih itu?” Pekerjaan tiga bulan terakhir saya cari dan tidak diterima di mana-mana, uang sekolah anak sudah satu tahun terakhir tidak dibayarkan, bahkan 3 bulan terakhir kontrakan sudah tidak dapat dibayarkan. Bapak dan Ibu saya mengerti itulah sebabnya ada kalimat yang mengatakan begini you cannot give what you don't have. Jadi tentu kalau kita tidak memiliki kasih bagaimana kita bisa memberikannya kepada orang lain.

Ada 5 tahapan di dalam kita berbicara cinta kasih sebagai jawaban. Jawaban dari dunia yang sedang menderita. Orang-orang yang ada di rumah membutuhkan kasih sayang kita, di tempat kerja mereka membutuhkan kasih sayang kita, di dalam lingkungan kita. Tetapi di tengah-tengah kondisi seperti ini dengan pertolongan Tuhan saja kita bisa jadi saksi-Nya untuk mengasihi. Bapak dan Ibu ini ada 5 tahapan:

Love is the answer (30 Mei 2021).jpg

#1 Mengenal Tuhan dan diri sendiri

1 Yohanes 4:7,

Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah.

Pertanyaannya sudah berapa lama, Ibu dan Bapak, Saudaraku menjadi Orang Kristen? Tuhan seperti apa yang engkau dan aku kenal? Karena tanpa pengenalan akan Allah tidak mungkin kita bisa bertumbuh dalam iman, dan kalau kita tidak bertumbuh dalam iman tidak mungkin kita bisa mengasihi. Bapak dan Ibu kita mau membahas di awal ini yang pertama adalah Allah adalah kasih. Dia bukan hanya memiliki kasih tapi Dia adalah kasih, karena Dia Allah yang adalah kasih maka dia menciptakan semua ciptaan Tuhan untuk satu tujuan yaitu dicintai-Nya. Allah yang Maha Kasih harus mengekspresikan cinta-Nya dengan mencipta.

Bisakah kita tenang sebentar untuk memahami arti kalimat ini: Tuhan menciptakanmu untuk mencintaimu.

Bisakah Saudara-Saudaraku merasakan dampak dari pemahaman itu? Saudara-Saudara ketika Tuhan menciptakan malaikat, Tuhan memberikan sesuatu kepada malaikat yaitu free will. Free will itu kebebasan untuk memilih, tetapi free will ini nanti disalahgunakan oleh ketua daripada malaikat itu ketika dia menolak untuk mencintai Tuhan dan akhirnya kita tahu Tuhan marah dan dia menjadi fallen angel, akhirnya kita mengenal ada yang namanya iblis, setan, yang pekerjaannya adalah menyesatkan manusia supaya manusia jauh dari Tuhan. Itulah sebabnya di ayat yang ke 9-10 dikatakan demikian,

1 Yohanes 4:9-10,

Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.

Sahabatku pernah bertanya, dari mana dosa datang? Kita akan mengatakan setan yang membuat saya dosa. Pernahkah bertanya dari mana datangnya setan? Ada dua kemungkinan yang biasa kita pikirkan. Yang pertama adalah setan tidak diciptakan, tapi hadir sendiri. Mana mungkin? kita tidak pernah membaca itu di dalam Kitab Suci kita. Setan tidak self-exist. Hanya Tuhan yang self-exist. Hanya Tuhan yang tidak ada permulaan dan tidak ada akhirnya. Setan ada permulaan dan ada akhirnya. Pertanyaannya kalau setan tidak hadir sendiri lalu siapa yang menciptakan dia? Maka ada pandangan-pandangan yang mengatakan Tuhan yang menciptakan setan. Kitab Suci mengatakan tidak mungkin Tuhan yang Maha Suci menciptakan setan yang pekerjaannya adalah melawan Allah. Jadi setan adalah dampak, efek samping dari yang tadi saya sebut sebagai free will. Saudara-Saudara kenapa Tuhan harus menciptakan manusia dan malaikat dengan free will? Karena tanpa free will tidak mungkin kita bisa mengenal kasih Allah.

Jadi, teman-teman, Bapak dan Ibu, Sahabatku sekalian, yang sedang saya sampaikan adalah Allah adalah kasih, dan Allah yang adalah kasih ini menciptakan alam semesta, manusia, bahkan malaikat dan kita ada di dalamnya untuk Tuhan cintai. Tetapi untuk bisa meresponi kasih Tuhan, Tuhan menciptakan malaikat, Tuhan menciptakan Adam dan Hawa dan kita, dengan Free will. Ada kebebasan untuk memilih. Kebebasan untuk memilih ini ada dampaknya, ada efek sampingnya yaitu ketika kita akhirnya melawan Allah. Itulah sebabnya kenapa akhirnya Kristus harus turun. Untuk menebus dosa-dosa kita. Harapan saya ketika kita mengatakan cinta kasih sebagai jawaban bagi dunia yang menderita kita mulai dari tahap pertama ini. Apakah aku mengenal Allah dan apakah aku mengenal diri sendiri? Tadi sudah saya sampaikan kita mengenal Allah adalah kasih dan karena dia adalah kasih, Dia menciptakanmu dan menciptakanku untuk mengasihi-Nya. Harusnya itu membawa kita pada tahapan yang kedua.

#2 Mengasihi dan menyembah Tuhan

Sahabat, semua orang mengasihi dan menyembah sesuatu atau seseorang. Entah itu karier, entah itu mimpi-mimpi pribadinya, ambisi-ambisi pribadinya, barang-barang mewah, kekayaan, semua orang mengasihi dan menyembah sesuatu atau seseorang. Pertanyaannya di dalam hati Ibu dan Bapak saat ini siapa yang dikasihi dan siapa yang disembah. Jikalau pengenalanmu dan pengenalanku akan Tuhan itu benar maka tidak mungkin tidak, Engkau dan aku akan tiba di tahapan yang kedua. Mengasihi dan menyembah Dia. Pertanyaannya, mengasihi dan menyembah Tuhan dengan cara apa? Tidak mungkin tidak, jikalau pengenalan akan Tuhan itu benar, maka kasih kita dan penyembahan kita kepada Tuhan akan ditunjukkan dengan tahap yang ketiga.

#3 Mengasihi dan melayani sesama

Saudara-Saudara, cinta kasih adalah jawaban untuk dunia yang sedang menderita. Termasuk orang-orang yang ada di dalam keluarga Anda saat ini. Apakah engkau mengasihi isteri? Isteri mengasihi suami? Ayah mengasihi anak-anak dengan sungguh-sungguh? Dan Jikalau ternyata tidak, artinya aku sedang bergumul, yang kita lakukan adalah kembali ke tahap yang pertama. Apakah engkau tahu? Apakah engkau mengenal Tuhan? Dan apakah engkau mengenal diri sendiri? Karena pengenalan akan Tuhan pengenalan akan diri sendiri akan membawa kita pada tahap yang kedua tadi, kita akan mengasihi Dia. Itulah sebabnya tadi di ayat yang ke 11

1 Yohanes 4:11,

Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi.

Ada kenaikan kelas dari religiositas kepada spiritualitas. Saya menuliskan ini dalam buku terakhir yang barusan terbit bulan lalu yang judulnya adalah An Invitation to TML (Theocentric Motivation and Leadership). Di dalam buku ini saya membedakan antara religiositas dengan spiritualitas.

  • Religiositas adalah tradisi agama. Termasuk ibadah seperti ini. Ini bagus sekali, ini penting sekali. Tetapi jangan sampai hanya berhenti pada tradisi dan ritual agama.
  • Kita harus naik tingkat ke spiritualitas yang ditandai dengan cinta kasih kepada Tuhan dan kepada sesama.

Saudara-Saudaraku kita sudah sampai kepada tahap yang ketiga. Sebetulnya bagi kita yang bekerja atau bagi kita yang berbisnis tahap ketiga ini penting sekali. Besok hari Senin ketika Anda bekerja atau buka toko. Pertanyaannya adalah apakah Anda buka toko, pergi bekerja sekedar untuk mencari uang? Aku tahu pentingnya uang. Uang sekolah anak-anak harus dibayar, cicilan harus dibereskan. Tetapi saya berharap dari pemahaman ini Bapak dan Ibu, Saudara-Saudara besok buka toko, pergi bekerja bukan cuman sekedar mencari uang tetapi itu adalah wadah, tempat, cara kita untuk mengasihi dan melayani orang lain.

Melalui jasa yang kita berikan, melalui produk yang kita tawarkan. Kalau Bapak dan Ibu bekerja dan berbisnis dengan cara yang seperti ini, pandemi boleh datang, disrupsi boleh datang, masalah demi masalah boleh datang. Kita akan terus bisa bertahan karena dunia membutuhkannya. Kita datang, buka toko, dan bekerja bukan lagi hanya sekedar untuk mencari uang tetapi itu menjadi ibadah kita kepada Tuhan. Kalau kita melakukannya dengan sungguh-sungguh tidak mungkin tidak kita akan sampai di tahapannya yang ke 4.

#4 Menikmati kasih dan kebaikan Tuhan

Bapak dan Ibu, hal-hal apa yang membuat Anda berkata: aku merasa nikmat, aku menikmati dunia? Kenikmatan yang ada di nomor 4 bukan lagi urusan rumah mewah, mobil mewah, bukan lagi urusan jabatan. Bahwa itu semuanya kalau Tuhan berikan Puji Tuhan, tetapi kenikmatan itu akan didapatkan jikalau nomor 3 didapatkan. Mengasihi dan melayani orang lain. Menikmati Dia dalam segala kondisi dan segala keadaan, termasuk di tengah-tengah pergumulan yang kita hadapi hari-hari ini.

#5 Membagikan kasih dan kebaikan Tuhan

Maukah Saudara-Saudara dan aku hari ini mengatakan kepada Tuhan: di tengah-tengah pergumulan yang sedang kuhadapi, Tuhan, aku mau membagikan kasih dan kebaikan-Mu.

Mulai dari rumah, tetangga, tempat kita berbisnis, tempat kita bekerja, dan masyarakat luas. Bapak dan Ibu, Saudara saat ini tekanan bukan hanya dihadapi oleh Saudara-Saudara kita yang di level bawah tetapi bahkan para pemilik, pemimpin-pemimpin bisnis pun juga merasakannya, karena kita memasuki yang namanya new normal. New normal adalah berbicara kita baru mau mengerti, memahami, disrupsi, gangguan, perubahan, tantangan hidup, dan tantangan bisnis. Belum sungguh-sungguh mengerti disrupsi, tantangan, dan masalah yang baru datang. Dunia terseok-seok dalam menghadapi tantangan perjuangan ini. Di sinilah anak-anak Tuhan dibutuhkan kehadirannya.

Sahabat masih ingat beberapa waktu yang lalu ketika saya berkhotbah di sini saya menggunakan ilustrasi jeruk. Jeruk dibelah dua, lalu diperas. Waktu di peras yang keluar bukan air kelapa, melainkan air jeruk. Kenapa? Karena apa yang ada di dalam itulah yang keluar di tengah-tengah tekanan. Pandemi COVID-19, tantangannya di dalam keluarga, dalam bisnis dan pekerjaan, sedang menekan kita, sedang memeras semua apa yang ada di dalam diri kita. Aku berdoa semakin kita diperas yang keluar adalah kasih kepada Tuhan dan sesama.

Love is patient, love is kind

Sebagai penutup, bagaimana kita mempraktekkan dua kata: love is patient, love is kind.

Pada 1 Korintus 13, Rasul Paulus berkata kasih itu adalah sabar dan kasih itu adalah baik. Sabar kepada orang yang lain, kepada suami, kepada isteri, maafkan mereka. Tetapi sabar juga berbicara mengenai sabar di tengah-tengah keadaan yang sedang kita lewati. Jangan sampai ketika kita diperas yang keluar adalah marah, yang keluar adalah menggerutu, yang keluar adalah korupsi, dan yang keluar adalah menghalalkan segala cara. Jadi sabar terhadap orang lain tetapi juga sabar dalam keadaan yang sedang menekan ini. Tapi tidak cukup. Paulus mengatakan sabar dan baik. Jadi baik bukan hanya memaafkan orang lain yang berbuat jahat kepada kita, tetapi kita juga mampu mendoakan dan berbuat baik kepada mereka.

Saudara, love is the answer. Cinta kasih adalah jawaban bagi dunia yang sedang menderita. Siapa yang sedang menderita?

Robin Williams sebelum meninggal karena bunuh diri pernah mengatakan begini, “setiap orang yang Anda temui menanggung beban yang engkau tidak pernah tahu, seberat apa beban yang sedang dihadapi. Jadi kalau engkau tidak bisa menolong dia, minimal jangan hakimi dia.”

Di keluarga-keluarga sekarang banyak yang berantakan oleh karena banyak pergumulan dan tekanan. Mari karena God is love kita mengatakan, “Tuhan aku mau merasakan kasih itu dan aku mau mengasihi-Mu, aku mau menyembah-Mu, dan dengan demikian tolong aku untuk aku bisa mengasihi dan melayani sesama, dan dengan demikian biarlah aku menikmati Engkau di dalam setiap kondisi yang sedang aku hadapi, dan pada akhirnya Tuhan biarlah hidupku Tuhan gunakan untuk membagikan kasih dan sayang-Mu, karena sesungguh-sungguhnya itu adalah tujuan dari hidup, mengenal Tuhan dan membagikan kasih-Nya.”

“Cinta kasih utamanya adalah tindakan. Gunakan kata-kata hanya saat betul-betul diperlukan.” Jadi, setelah kebaktian ini pastikan engkau mendapatkan satu-dua cara untuk menunjukkan tindakan kasihmu kepada orang rumah, tetangga, dan masyarakat luas. (MGT)