Article: 20130225/RK: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
k (Penggantian teks - "| isi =" menjadi "| content=")
k (Penggantian teks - " | tanggal = " menjadi "| date =")
Baris 69: Baris 69:
* {{cite web
* {{cite web
  | nama = '''(MG)'''
  | nama = '''(MG)'''
| tanggal = 03 Maret 2013
| date =03 Maret 2013
  | urlartikel = http://hmministry.com/2013/02/2974/HIDUP_DI_DALAM_KEHENDAK_BAPA.GBI
  | urlartikel = http://hmministry.com/2013/02/2974/HIDUP_DI_DALAM_KEHENDAK_BAPA.GBI
  | artikel = Renungan Khusus
  | artikel = Renungan Khusus

Revisi per 18 November 2022 10.19

RK.jpgRK.jpg
Renungan khusus
Tanggal03 Maret 2013
Renungan khusus lainnya

"Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku." (Yohanes 6:38)

"Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya." (Yohanes 4:34)

Sebagaimana tujuan Tuhan Yesus datang ke dunia adalah untuk melakukan kehendak Bapa, maka kita dipanggil mengikuti teladan-Nya. Kita mengerjakan apa yang dikerjakan Tuhan Yesus. Kita dipanggil untuk hidup dalam kehendak-Nya.

Tuhan Yesus selalu melihat Bapa dan mendengar dari Dia. Apa yang Yesus lakukan adalah apa yang Dia dengar dari Bapa. Dia berkata, "… Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari dirinya sendiri, jikalau tidak melihat Bapa mengerjakannya, apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan oleh Anak."

Potensi hidup baru

Sejak kita di dalam Kristus, kita dipanggil untuk hidup dalam kehendak Bapa. Baik sebagai seorang profesional, sebagai pengusaha di market place, sebagai hamba Tuhan di ladang Tuhan, orang muda yang masih dalam pendidikan, maupun sebagai seorang ibu rumah tangga, apapun profesi kita, kita semua dipanggil untuk mengenal kehendak Bapa dan hidup di dalam kehendak-Nya. Kita mengerjakan segala sesuatu selaras dengan kehendak Bapa, Kita mengejar untuk hidup berkenan kepada-Nya. Niat untuk hidup dalam kehendak Bapa itu dimulai dari hati.

Setiap hari kita melakukan apa yang berasal dari dorongan hati yang kita lakukan sesungguhnya adalah dari apa yang kita dengar di hati. Karena itu kita harus merawat hati supaya selalu diisi firman Tuhan, agar pesan firman Tuhan itu yang bergema, sehingga kita mengikuti dorongannya. Ketika kita meresponi suara dari firman Tuhan ini di hati, maka kita hidup di dalam kehendak Bapa.

Hati yang memiliki Firman

Hidup dalam kehendak Bapa adalah menerima firman Tuhan dengan segenap hati dan kita memberi hati untuk menuruti firman-Nya. Kehendak Bapa bagi kita ada di dalam firman-Nya. Hati yang terbuka menyambut firman-Nya akan diliputi oleh kehendak Bapa. Firman Tuhan yang memenuhi hati menjadikan kita mengenal kehendak Allah Bapa, dan mendorong kita untuk melakukannya. Apa yang memenuhi hati kita, menentukan apa yang ingin kita lakukan.

Langkah apakah yang pertama harus kita lakukan? Mulailah dengan mempersembahkan hati kepada Tuhan. Hati yang dipersembahkan seutuhnya kepada Tuhan Yesus membuat kita dapat menyambut firman Tuhan dengan tulus. Membuat kita bersungguh-sungguh hidup dalam firman-Nya. Kesungguhan hati hidup dalam kehendak Bapa berjalan sejajar dengan kerelaan mempersembahkan hidup kita seluruhnya bagi Tuhan. Selayaknyalah kita meresponi pengorbanan Tuhan Yesus bagi kita dengan mempersembahkan hidup kita bagi-Nya. Dia telah terlebih dahulu menyerahkan nyawa bagi kita.

Tuhan mencari hati yang bersih. Dia Allah yang kudus. Hati yang tulus, murni dan lembut adalah berharga di mata Tuhan. Tuhan telah mengaruniakan kepada kita hati yang baru sejak kita menjadi ciptaan baru di dalam Kristus. Tapi kitalah yang bertanggung-jawab untuk menjaga hati kita bersih. Hati yang bersih sesungguhnya adalah "tanah yang subur" bagi benih firman Tuhan yang di tabur. Jangan biarkan ada lalang yang ditaburkan musuh mengotori hati dan pikiran. Batu dan kerikil yang pernah terselip harus dibongkar dan dibuang dari hati. Maka firman-Nya akan mudah untuk menembus hati. Ketika hati kita bersih dan terbuka menerima firman-Nya, maka firman itu bisa mengakar kuat di hati kita.

Renungkan Firman Tuhan

Kita harus merenungkan dan memperkatakan firman Tuhan, supaya bisa mengakar dalam di hati. Kita harus berlatih untuk konsisten merenungkan firman Tuhan. Inilah yang terjadi ketika tekun melakukannya:

  1. Firman Tuhan yang kita renungkan itu menghadirkan hikmat, akal budi dan kebijaksanaan yang berasal dari Tuhan. Pengertian yang kita dapat dari merenungkan, akan menjadi makna yang khusus dan mendalam, inilah yang membuat firman itu mengakar di hati.
  2. Ketekunan dalam merenungkan firman Tuhan akan membuat kita terarah untuk fokus kepada Tuhan. Kitab Yosua 1:8, "Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya…" Tuhan menghendaki agar hidup kita selalu sesuai dengan apa yang tertulis dalam firman-Nya. Firman yang kita perkatakan dan renungkan menjadikan kita dapat bertindak tepat sesuai dengan isi firman.
  3. Firman yang kita renungkan membangkitkan iman dan mengokohkan pengharapan. Tekanan dan goncangan kehidupan yang terjadi menjadi lebih mudah kita tanggulangi.
  4. Firman yang kita renungkan dan perkatakan akan menjadikan roh kita responsif kepada Roh Kudus. Kita jadi lebih mudah untuk menangkap apa yang sedang dinyatakan-Nya kepada kita. Pewahyuan yang segar dari Roh Kudus mengalir ke dalam hati yang suka untuk merenungkan firman.

Buahnya adalah kita hidup dalam kehendak Allah Bapa. Waktu kita berjalan dalam kehendak-Nya, maka kita akan mengalami penyertaan Tuhan dan campur tangan Tuhan. Sehingga perjalanan kita dituntun ke dalam kemenangan.

Berjalan di tahun yang baru, kita harus memilih untuk menjadi orang yang mencintai firman Tuhan. Selalu menginginkan pewahyuan-Nya yang segar dan dinamis. Kita memandang firman-Nya itu penting sebagaimana Tuhan menganggapnya penting.

Mencintai firman adalah ekspresi dari mencintai Tuhan Yesus sendiri. Dia adalah Firman Yang Hidup. Ketika kita cinta Tuhan, maka kita akan memiliki kerinduan merenungkan firman-Nya. Hidup kita akan dikendalikan oleh kebenaran firman-Nya. Inilah yang harus tertanam di hati kita menapaki perjalanan tahun 2013.

Membutuhkan pertolongan Roh Kudus

Untuk mengerti kehendak Allah dengan benar dan berjalan di dalamnya, kita membutuhkan Roh Kudus untuk membukakan arti firman-Nya di hati kita. Paulus mendoakan pokok ini dalam Kolose 1:9-10, "Sebab itu sejak waktu kami mendengarnya, kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu. Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna, sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah."

Roh Kuduslah yang mengaruniakan hikmat dan pengertian untuk mengenal kehendak Bapa dengan benar. Roh Kudus yang membuat kita tepat memahami kebenaran. Roh Kudus membawa pengenalan akan Allah ke dalam hati kita. Seberapa kita bergaul dan mengandalkan Roh Kudus dengan dalam, maka pengenalan akan Allah dan kehendak-Nya pun akan bertumbuh semakin mendalam. Orang yang mengerti kehendak Bapa dan konsekuen tinggal di dalamnya akan menjadi orang yang berkenan kepada Bapa dan berbuah dalam setiap pekerjaan baik.

Penyembahan dalam roh dan kebenaran yang setia kita lakukan adalah bagian penting untuk bergaul dengan Roh Kudus. Waktu yang kita persembahkan untuk mencari hadirat Tuhan dan sikap yang mau dengar-dengaran akan suara-Nya adalah unsur penting yang akan menjadikan roh kita semakin lentur terhadap Roh Kudus. Membuat kita makin mudah untuk menangkap apa yang sedang Dia nyatakan kepada kita. Kita menjadi orang yang mudah dikoreksi ketika salah, dan bersedia untuk dibawa naik kepada standard kebenaran di level baru yang Tuhan gariskan. Kita siap untuk dibawa masuk ke "Next Level."

Firman di hati, dan mengerti kehendak Allah akan menjadikan kita dapat membangun hidup yang berkenan kepada Allah. Apa yang kita lakukan menghasilkan buah yang baik bagi-Nya. Kita akan merasa layak di hadapan-Nya. Kita memiliki pengharapan pasti dan keyakinan untuk menerima apa yang telah Dia sediakan bagi orang-orang pilihan-Nya. Menerima apa yang telah disediakan untuk hidup kekal di sorga maupun untuk menerima apa yang Dia sediakan untuk kita raih di bumi.

Kolose 1:11-12, "…dan dikuatkan dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan-Nya untuk menanggung segala sesuatu dengan tekun dan sabar, dan mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang melayakkan kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam kerajaan terang."

Komitmen untuk hidup bagi tujuan Tuhan

Paulus adalah contoh orang yang berkomitmen hidup dalam kehendak Bapa. Sejak berjumpa dengan Tuhan Yesus, dia mempersembahkan sepenuh hidupnya menjadi milik Tuhan Yesus. Tidak lagi hidup bagi dirinya sendiri. Dia memperhitungkan dirinya sudah mati. Hidupnya adalah Kristus. Dia nyatakan tentang dirinya dengan ungkapan: "Aku telah mati tersalib bersama Kristus, hidupku bukan aku lagi, melainkan Kristus. Mati itu keuntungan, hidup itu adalah mengerjakan kehendak Bapa. Hidupku adalah untuk menghasilkan buah bagi Tuhan." (Galatia 2:20; Filipi 1:21-22).

Dia sangat rela untuk menderita bagi tubuh Kristus. Dia siap menanggung penderitaan yang masih harus dipikul, untuk menggenapkan penderitaan Kristus bagi tubuh-Nya. Hidupnya adalah untuk mengembangkan orang yang dilayaninya agar meningkat kepada kehidupan yang berkembang dan maksimal bagi Tuhan. Sebab itu dengan penuh totalitas, Paulus mengerahkan seluruh kekuatan dan pergumulan untuk menyelesaikan kehendak Bapa. (Kolose 1:24-29).

Setelah di dalam Kristus, kita adalah orang yang telah diperdamaikan dengan Allah. Kita ditetapkan Tuhan untuk tujuan dan target Ilahi. Kita dipanggil untuk menjadi kudus, tak bercela, tak bercacat sebagai milik Kristus (Kolose 1:21-22). Kita dipanggil untuk berkomitmen terhadap tujuan Tuhan. Untuk itu kita harus hidup dalam kehendak Bapa setiap hari. Ketika tinggal dalam kehendak Bapa, apa yang Dia rancangkan, dan yang disediakan bagi kita itulah yang terwujud dalam Hidup kita. (MG)

1 Yohanes 2:6, "Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup."

Sumber

  • (MG) (03 Maret 2013). "Renungan Khusus". Warta Jemaat. GBI Jalan Gatot Subroto. Diakses pada 04 Maret 2013.

    Sebagaimana tujuan Tuhan Yesus datang ke dunia adalah untuk melakukan kehendak Bapa, maka kita dipanggil mengikuti teladan-Nya. Kita mengerjakan apa yang dikerjakan Tuhan Yesus. Kita dipanggil untuk hidup dalam kehendak-Nya.