Article: 20210110/RK: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
k (Penggantian teks - "| namalengkap=" menjadi "| completename=")
k (Penggantian teks - "| ilustrasi =" menjadi "| illustration=")
Baris 19: Baris 19:
| video1hostinitial= PAT
| video1hostinitial= PAT


| ilustrasi = Background 2021 The Year of Integrity.jpg
| illustration= Background 2021 The Year of Integrity.jpg


| ringkasan = <!-- Untuk ditampilkan di Halaman Utama -->Seringkali kita mendengar mengenai Yesus sebagai Allah Yang Mahakuasa, yang melakukan banyak mujizat dalam pelayanan-Nya. Tentu saja hal itu tidak dapat disangkal.
| ringkasan = <!-- Untuk ditampilkan di Halaman Utama -->Seringkali kita mendengar mengenai Yesus sebagai Allah Yang Mahakuasa, yang melakukan banyak mujizat dalam pelayanan-Nya. Tentu saja hal itu tidak dapat disangkal.

Revisi per 12 November 2022 10.08

Seringkali kita mendengar mengenai Yesus sebagai Allah Yang Mahakuasa, yang melakukan banyak mujizat dalam pelayanan-Nya. Tentu saja hal itu tidak dapat disangkal. Yesus menyembuhkan orang yang sakit, mentahirkan orang kusta; bahkan membangkitkan orang yang sudah meninggal. Ketika ribuan orang sedang kelaparan, Yesus mengadakan mujizat dengan menggandakan roti dan ikan milik seorang anak sehingga mereka makan sampai kenyang. Jika dirangkum, peristiwa-peristiwa tersebut menyatakan satu hal yaitu kuasa Yesus. Kali ini kita akan mengamati sisi yang lain dari kehidupan Yesus.

#1 Perkataan dan tindakan Yesus

Yesus berhadapan dengan bermacam-macam tipe orang yang mendengar khotbah atau mengikuti-Nya:

  • ada yang memang ingin mendengar Firman,
  • ada yang mengharapkan berkat, kesembuhan,
  • ada yang ingin mengikuti-Nya,
  • dan ada juga yang bertujuan untuk mencari kesalahan-Nya.

Golongan yang terakhir ini terkadang menanyakan sesuatu dengan maksud menjebak Yesus. Yesus selalu dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan orang-orang tersebut dengan akurat dan orang-orang tersebut tidak dapat menemukan kesalahan pada Yesus. Mengapa?

  • Pertama-tama, karena Yesus menjawab dengan hikmat yang luar biasa.
  • Kedua, karena apa yang Yesus katakan sama dengan apa yang Yesus lakukan.

Ini adalah kekuatan yang sukar dilawan yang disebut integritas.

Berbeda dengan orang-orang Farisi dan ahli Taurat yang hanya mengajar namun tidak melakukan, Yesus melakukan apa yang diajarkan-Nya. Kata-kata dan tindakan Yesus yang selaras ini menarik banyak orang datang kepada-Nya. Yesus hidup dengan integritas dalam tindakan-tindakan-Nya. Yesus menggambarkan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi:

“Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.”
(Matius 23:3)

Berbeda dengan Yesus yang mempraktekkan apa yang diajarkan-Nya. Hati dan tindakan Yesus sejalan atau selaras dengan pengajaran-Nya.

#2 Sumber perkataan dan tindakan Yesus

Bagaimana Yesus dapat berkata-kata dan bertindak dalam integritas? Sebelum melakukan pelayanan, Yesus dibaptis di sungai Yordan dan dipenuhi Roh Kudus.

“Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."
(Matius 3:16-17)

Dalam hidup-Nya, Yesus dipenuhi Roh Kudus.

Rasul Paulus menulis bahwa Yesus:

“... melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.”
(Filipi 2:7)

Sebagai Anak Manusia, Yesus telah mengosongkan diri dan bersandar sepenuhnya kepada tuntunan Roh Kudus. Inilah rahasia yang sukar dipahami oleh pikiran manusia yang tidak percaya. Alkitab menyatakan bahwa Yesus mengosongkan diri, tidak mempertahankan kesetaraan-Nya dengan Allah dan memberi diri-Nya untuk hidup dituntun oleh Roh Kudus. (Matius 4:1)

Apa yang Yesus lakukan sebagai manusia yang dituntun oleh Roh Kudus merupakan CONTOH atau TELADAN bagi semua murid Yesus. Jadi murid Yesus adalah orang-orang yang memberi diri dituntun oleh Roh Kudus sebagaimana halnya Yesus.

  1. Perkataan Yesus
  2. Rasul Yohanes mencatat sesuatu yang sangat penting:

    "Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan.”
    (Yohanes 12:49)

    Jadi, Yesus dalam berbicara selalu mengandalkan Bapa memberikan kata-kata. Tidak ada perkataan Yesus yang berasal dari diri-Nya sendiri, semua dari Bapa melalui Roh Kudus.

  3. Tindakan Yesus
  4. Sebagaimana perkataan Yesus berasal dari Bapa, tindakan Yesus juga berasal dari Bapa.

    “Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak…”
    (Yohanes 5:19)

    Apa yang dikerjakan Anak adalah apa yang dikerjakan oleh Bapa. Ayat ini muncul ketika Yesus menyembuhkan seorang yang sakit di tepi kolam Bethesda. Mengapa Yesus menyembuhkan orang tersebut, adalah karena Bapa berkehendak menyembuhkan orang tersebut. Di sini genaplah apa yang Yesus ajarkan: “...jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.” Jadi semua tindakan Yesus berasal dari sorga, dari Bapa.

#3 Aplikasi perkataan dan tindakan Yesus

Dengan mengerti kebenaran di atas, kita mendapatkan fondasi yang kokoh dalam mempelajari kehidupan Yesus sebagai teladan kita. Murid-murid diharapkan menjalani hidup sebagaimana Yesus hidup dengan integritas. Dasarnya adalah menantikan apa yang Bapa firmankan, dengan cara hidup intim dengan Tuhan. Beberapa tindakan Yesus dalam mengaplikasikan hidup yang berintegritas:

  1. Menghadapi pencobaan
  2. Pencobaan adalah serangkaian tindakan Iblis untuk membuat manusia jatuh dalam dosa. Yang mengherankan adalah peristiwa Iblis mencobai Yesus yang tertulis dalam Matius 4:1-11, di mana Iblis berusaha membuat Yesus melakukan kesalahan. Jika bersalah, Yesus menjadi tidak sah sebagai Mesias yang seharusnya tanpa dosa.

    Karena Yesus berbicara dan bertindak menurut kehendak Bapa, hal itu menjadi latar belakang mengapa mengubah batu menjadi roti menjadi sebuah pencobaan. Persoalannya bukan pada:

    • Apakah Yesus mampu mengubah batu menjadi roti?” atau
    • "Bagaimana mengubah batu menjadi roti?

    namun “ide siapa” yang Yesus lakukan? Perbuatan mengubah batu menjadi roti bukanlah perkataan dari Bapa, sehingga jika Yesus melakukannya, hal mudah itu menjadi suatu kesalahan. Yesus tetap menjaga integritas-Nya dengan selalu menuruti kehendak Bapa.

  3. Menghadapi yang membutuhkan
  4. Yesus adalah pengkhotbah yang penuh kuasa, yang diikuti ribuan orang, dan mereka rela menahan lapar untuk terus mengikuti Yesus. Kadang-kadang mereka mencari sampai ke seberang danau melalui jalan darat. Mereka haus akan kebenaran yang Yesus sampaikan dalam khotbah dan pengajaran-Nya. Termasuk yang sakit mencari Yesus untuk mendapatkan kesembuhan. Ada seorang wanita dari Siro-Fenisia yang mau berjumpa dengan Yesus. Wanita ini datang kepada Yesus dan anaknya yang dirasuk roh jahat dipulihkan. Yesus melayani yang membutuhkan pertolongan.

  5. Menghadapi yang menjebak
  6. Salah satu cara yang dipakai oleh orang yang tidak suka kepada Yesus adalah dengan menjebak-Nya. Mereka menanyakan pertanyaan yang sulit dan hampir mustahil, misalnya pertanyaan mengenai membayar pajak kepada kaisar. Jawaban apapun yang Yesus berikan berpotensi membuat Yesus dipersalahkan. Namun Yesus menjawab dengan luar biasa akurat, dan mereka tidak dapat menyalahkan Yesus. Jawaban Yesus yang berasal dari Bapa membuat Yesus tetap berjalan dalam integritas.

  7. Menghadapi yang berdosa
  8. Di atas salib, Yesus menggemakan suatu berita yang amat sangat penting: Ya Bapa, ampunilah mereka…” Siapa yang Yesus ampuni? Apakah hanya mereka yang menyalibkan Dia? BUKAN. Yesus menyediakan pengampunan bagi semua orang yang berdosa dan berkat pengampunan itu akan diterima ketika seseorang meminta ampun kepada-Nya. Yesus mengajarkan pengampunan dan bertindak mengampuni manusia berdosa. Itulah integritas.

Yesus menjalani hidup dengan tidak bersalah baik dalam perkataan maupun dalam tindakan. Yesus juga melakukan tindakan yang selaras dengan hati dan kata-kata-Nya. Hidup Yesus tidak bisa dipersalahkan dalam hal apapun, termasuk ketika orang-orang mencari kesalahan-Nya di depan pengadilan, karena Yesus hidup dengan integritas yang tinggi. Perkataan Yesus di manapun dan kepada siapapun menunjukkan satu hal yang pasti bahwa Dia-lah ‘The Man of Integrity’. (RD)

Seringkali kita mendengar mengenai Yesus sebagai Allah Yang Mahakuasa, yang melakukan banyak mujizat dalam pelayanan-Nya. Tentu saja hal itu tidak dapat disangkal.