Khotbah: 20210725-0900/ANW: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
Leo (bicara | kontrib)
k upd
Leo (bicara | kontrib)
k Penggantian teks - "== Video == {{ videoclip" menjadi "{{ videoclip | title=Video | headingno=2"
Baris 116: Baris 116:
{{reporter|Minerva Gabriela Tuanakotta|MGT}}
{{reporter|Minerva Gabriela Tuanakotta|MGT}}


== Video ==
{{ videoclip | title=Video | headingno=2
{{ videoclip
| service=youtube
| service=youtube
| id=https://www.youtube.com/watch?v=BnGDtWd1_Dc
| id=https://www.youtube.com/watch?v=BnGDtWd1_Dc
}}
}}

Revisi per 19 September 2022 14.47

Shalom Bapak/Ibu, jemaat GBI Danau Bogor Raya yang saya kasihi, pagi ini saya ingin mengajak kita mempelajari satu bagian Firman Tuhan dalam sebuah tema yang sangat penting yaitu true intimacy.

Shalom Bapak/Ibu, jemaat GBI Danau Bogor Raya yang saya kasihi, pagi ini saya ingin mengajak kita mempelajari satu bagian Firman Tuhan dalam sebuah tema yang sangat penting yaitu true intimacy. Waktu kita belajar konsep true intimacy, konsep ini tidak dapat dilepaskan dari tema sentral Alkitab yaitu covenant. Alkitab diberikan judul oleh para pemimpin gereja mula-mula, yaitu perjanjian, book of covenant. Saat kita bicara konsep covenant, Alkitab membicarakan di dalam covenant ada satu hubungan yang penuh dengan keintiman antara Allah dengan umat pilihan-Nya: keintiman antara mempelai pria dengan mempelai wanita.

Ketika saya mempelajari Firman Tuhan, saya menemukan satu bagian Firman, saya yakin menjadi sentral dari semua yang Allah ingin buat dalam kehidupan Saudara dan kehidupan saya.

Hosea 2:19

“Aku akan menjadikan engkau istri-Ku dalam kesetiaan, sehingga engkau akan mengenal Tuhan.”

Kata mengenal yang ada dalam ayat ini berasal dari satu kata dalam Bahasa Ibrani yada, yang tadi sudah saya katakan, sesungguhnya kata yada ini adalah sentral dari hubungan covenant. Yang menarik adalah kata yada ini terpakai sebanyak 1040 kali di seluruh Alkitab perjanjian lama dalam Bahasa Ibrani. Salah satu tempat yang juga menggunakan kata yada terdapat dalam Kejadian 4:1,

Kemudian manusia itu bersetubuh dengan Hawa, istrinya, dan mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan Kain; maka kata perempuan itu: “Aku telah mendapat seorang anak laki-laki dengan pertolongan Tuhan.”

Kata bersetubuh yang muncul dalam ayat ini menggunakan kata yada, sama seperti yang terdapat dalam Hosea 2:19, di mana diterjemahkan dengan kata mengenal. Maka kita dapat membaca Alkitab itu demikian: Aku akan menjadikan engkau istri-Ku dalam kesetiaan, sehingga engkau akan mengenal Tuhan seperti seorang isteri mengenal suaminya di dalam keintiman.

Inilah konsep true intimacy. Waktu Allah bicara hubungan antara dirinya dengan umat pilihan yaitu Saudara dan saya, Allah menggunakan kata yada yang digambarkan seperti hubungan suami istri yang penuh dengan keintiman dalam relasi seksual.

Ketika saya mempelajari Alkitab dari Kitab Kejadian sampai Wahyu saya mengambil sebuah kesimpulan dari proses pembelajaran itu. Sejatinya semua hal yang Allah kerjakan dari Alpha sampai dengan Omega, selalu kembali kepada Hosea 2:19. Ketika Allah menciptakan manusia, maka Allah merujuk kepada Hosea 2:19. Saudara mungkin bertanya-tanya bagaimana mungkin, bukankah penciptaan itu tercatat dalam Kitab Kejadian, sedangkan konsep hubungan intim seperti yang tadi kita bicarakan muncul di dalam Hosea 2:19. Saudara jangan lupa ketika Alkitab berkata di dalam Yohanes 1:1,

“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah”

Berdasarkan kebenaran dalam ayat tersebut, jauh sebelum Hosea menuliskan ayat Hosea 2:19, kebenaran yang terdapat di dalamnya telah ada bersama dengan Allah di dalam isi hati Allah, bahkan sebelum bumi diciptakan, sebelum Saudara dan saya diciptakan.

Imago Dei

Di dalam kekekalan, Allah telah membuat sebuah ketetapan dalam hidupmu dan hidupku. Maka berdasarkan prinsip yang kita baca dalam Hosea 2:19, saat Allah menciptakan manusia, adalah sebuah keniscayaan bahwa manusia harus diciptakan segambar dan serupa dengan Allah sebagai imago Dei. Alkitab mengajarkan kepada kita hubungan mempelai adalah hubungan yang berada di dalam kesepadanan. Maka ketika Allah menghendaki Saudara dan saya menjadi mempelai kudus-Nya, Saudara dan saya harus ada dalam kesepadanan dengan mempelai pria kita yaitu Kristus. Maka tidak ada pilihan lain, Saudara dan saya harus diciptakan segambar dan serupa dengan Allah.

Kejadian 1:26a,

“Berfirman Allah: “Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita,”

Sebagai imago Dei, Saudara dan saya sejak semula ditetapkan untuk menjadi mempelai kudus-Nya yang terhubung dalam suatu hubungan yang penuh dengan keintiman yang abadi. Namun kita membaca di dalam Alkitab, manusia yang diciptakan begitu indah, mulia, penuh kekudusan, dan keagungan, mengambil diri untuk memberontak kepada Allah: jatuh di dalam dosa. Yang dilakukan oleh manusia pertama sejatinya adalah gambaran pilihanmu, pilihanku dalam kehidupan ini. Tetapi apa yang Ia kehendaki di dalam Hosea 2:19 tidak pernah berubah. Alkitab mencatat secara jelas: ketika manusia tidak setia, Allah tetap setia! Karena Allah tidak pernah dapat mengingkari diri-Nya sendiri. Kesetiaan Allah kepada umat pilihan-Nya yang tidak setia, pada akhirnya menolong, membawa umat pilihan-Nya memahami arti kesetiaan. Pada akhirnya, umat pilihan-Nya yang tidak setia berbalik kepada Allah dan menjadi umat yang setia. Seperti itulah proses yang Allah inginkan terjadi dalam hidupmu dan hidupku.

Pada hari-hari ini kita mengalami banyak pergumulan karena COVID-19, hampir tidak ada orang yang tidak tersentuh oleh masalah ini. Orang bertanya-tanya, “Tuhan, di manakah Engkau? Bukankah Engkau berkata, Allah turut bekerja di dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan? Di manakah kebaikan Allah dalam situasi seperti ini?”

Allah turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan

Saat kita membaca Roma 8:28,

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

kita seringkali mengukur kebaikan Allah itu dengan ukuran kita sendiri. Kebanyakan kita mengukur bahwa kebaikan Allah itu akan ditandai dengan ketika kita mengalami pergumulan finansial menjadi berlimpah secara finansial. Saat kita mengalami pergumulan sakit penyakit, berakhir dengan kesembuhan. Kita melihat realita hari-hari ini banyak orang yang mengasihi kita, bahkan ada hamba-hamba Tuhan terpapar COVID-19, bahkan sebagian di antara mereka meninggal dunia. Kalau ukuran kebaikan Tuhan itu semata-mata sakit lalu mengalami kesembuhan, pergumulan finansial diubahkan menjadi kelimpahan secara finansial, maka hari-hari ini banyak orang yang akan mempertanyakan apa yang mereka yakini karena realitas kehidupan menyatakan tidak seperti itu. Sejatinya Roma 8:28 adalah bagian dari karya Allah untuk kembali dalam Hosea 2:19.

Roma 8:28 tidak dapat dipahami tanpa kita membaca, memahami, mengerti ayat yang ke-29, maupun ayat yang ke-30.

Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.
Alkitab dengan jelas mengatakan kepada kita, bahwa Allah memilih orang pilihan di dalam anugerah-Nya yang tidak dapat dimengerti, untuk menjadikan Saudara dan saya serupa dengan gambaran Anak-Nya.
Jadi kalau kita membaca ayat yang ke-28 dan 29, kita dapat mengerti secara utuh, arti kebaikan yang dimaksudkan di sini adalah untuk menjadikan Saudara dan saya menjadi serupa dengan Kristus. Dalam pergumulan Allah sedang melakukan suatu perkara yang baik untuk menjadikan Saudara dan saya semakin serupa dengan Kristus. Supaya Saudara dan saya dapat menjadi mempelai kudus-Nya, yang memiliki hubungan dalam keintiman yang abadi.
Ketika penciptaan pertama manusia, Allah merujuk pada Hosea 2:19. Ketika manusia telah jatuh di dalam dosa dan Allah menciptakan mereka kembali di dalam Kristus, dalam new creation, tujuan akhirnya adalah untuk membawa manusia kembali kepada Hosea 2:19; yaitu orang pilihan seperti Saudara dan saya pada akhirnya menjadi mempelainya di dalam kekudusan.
Maka Bapak/Ibu mari kita lihat situasi yang sedang kita alami saat ini dalam masa COVID-19, mari kita lihat kebaikan Tuhan bukan dengan ukuran kita, tetapi mari kita lihat dengan ukuran yang Alkitab. Tuhan mau Saudara dan saya menjadi semakin serupa dengan Kristus, supaya kita dapat menjadi mempelai kudus-Nya yang memiliki hubungan yang penuh dengan keintiman. Inilah true intimacy yang Allah inginkan dalam hidupmu dan hidupku.
“Dan mereka yang ditentukannya, dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya, dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.”
Bukan kita yang memilih Tuhan tapi Tuhan yang memilih kita atas dasar anugerah-Nya yang tidak bersyarat untuk hidupmu dan hidupku.
Maka ketika Dia menyatakan anugerah-Nya kepada Saudara dan saya, Dia memanggil kita. Saat kita merespons panggilan itu, Alkitab katakan kita akan dibenarkan, kita mengalami justification. Darah Kristus akan membasuh seluruh dosa kita menjadikan kita ciptaan baru.
Allah masih terus bekerja dalam hidupmu dan hidupku. Alkitab berkata mereka yang dibenarkan, mereka akan dimuliakan, glorification. Allah sedang menguduskan hidupmu dan hidupku, sejatinya sama dengan keserupaan dengan Kristus yang sempurna. Hari-hari ini kita sedang bergerak, bertumbuh, menjadi imago Christi. Maka imago Dei yang menjadi original design Allah atas hidupmu dan hidupku, imago Christi yang merupakan tujuan dari new creation dalam hidupmu dan hidupku, semuanya merujuk dan kembali kepada Hosea 2:19, di mana Allah punya suatu keinginan besar, Allah punya kerinduan atas hidupmu dan hidupku.

Di dalam Roma 8:28-30 Allah dengan sangat jelas menyatakan, Dia mengerjakan karya keselamatan ini dengan memberikan anugerah-Nya kepada Saudara dan saya, orang-orang pilihan.

Pada waktu-Nya kita mengalami panggilan itu, kita merespons dengan iman. Pada saat itulah kita dibenarkan, dan tujuan akhirnya adalah kita mengalami pengudusan yang sejati dan sempurna, mengalami kemuliaan Allah, untuk menjadikan Saudara dan saya mempelai Kristus yang sepadan dengan Kristus. Maka, mari kita terima dengan pengucapan syukur pergumulan yang kita alami hari-hari ini karena COVID-19.

Tetaplah memiliki hati yang mengucap syukur, karena Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan: untuk menjadikan Saudara dan saya semakin serupa dengan Kristus, mengalami glorification.

Allah selalu berorientasi dalam kekekalan, sebagaimana Alkitab nyatakan dalam Efesus 5:31-32,

“Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dengan jemaat.”

Inilah yang Tuhan inginkan atas hidupmu dan hidupku. Dia mau Saudara dan saya bertumbuh di dalam kekudusan. Bertumbuh semakin serupa dengan Kristus supaya kita siap menjadi mempelai kudus yang memiliki hubungan penuh dengan keintiman dengan mempelai surgawi. Kiranya apa yang kita hadapi dalam hari-hari ini membawa kita bertumbuh di dalam keserupaan dengan Kristus.

Penutup

Yohanes 17:17,

Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.

Bagian yang dapat kita lakukan adalah kalau kita ingin bertumbuh di dalam kekudusan menuju keserupaan dengan Kristus, mari kita merendam hidup kita di dalam kebenaran Firman Tuhan. Itulah yang akan membersihkan kita, kita semakin hari makin serupa dengan Kristus. Makin hari hidup kita makin dibersihkan, makin hari hidup kita makin menuju kemuliaan. Sampai pada akhirnya kita semua siap menjadi mempelai kudus-Nya untuk menikmati hubungan yang penuh dengan keintiman yang abadi dengan mempelai surgawi.

Tuhan Yesus memberkati Bapak/Ibu. (MGT)

Video