Khotbah: 20120304-0600/TAT: Perbedaan antara revisi
k (fmt) |
k (upd) |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{unified info | templatetype=khotbah | {{unified info | templatetype=khotbah | ||
| namespace= Khotbah | |||
| pagename= 20120304-0600/TAT | |||
| khotbah = Mengatasi penghambat kebahagiaan keluarga | | khotbah = Mengatasi penghambat kebahagiaan keluarga | ||
| khotbahstyle= | | khotbahstyle= |
Revisi per 11 Februari 2021 13.45
[[File: | 768px|class=img-fluid]] [[File:| 768px|class=img-fluid]] | |
Ringkasan Khotbah | |
---|---|
Ibadah | Ibadah Raya |
Tanggal | Minggu, 4 Maret 2012 |
Gereja | GBI Danau Bogor Raya |
Lokasi | Graha Amal Kasih |
Kota | Bogor |
Khotbah lainnya | |
| |
|
Setiap orang yang normal, dalam kehidupan berkeluarganya pasti ingin punya keluarga yang berbahagia, tapi kenyataannya banyak keluarga yang tidak menikmati kebahagiaan dalam keluarga. Pernikahan bukan seperti jalan tol tanpa rintangan, tapi sesuatu yang diusahakan seumur hidup kita. Seperti kita sedang menabur benih di tanah yang subur, benih itu supaya tumbuh harus ada vitamin, sinar matahari, diusahakan setiap hari, dipelihara, dan divariasikan. Tidak ada seorang pun bisa katakan dirinya hebat, pernikahan Kristen adalah sesuatu yang diusahakan seumur hidup di dalam Kristus.
Setiap orang yang normal, dalam kehidupan berkeluarganya pasti ingin punya keluarga yang berbahagia, tapi kenyataannya banyak keluarga yang tidak menikmati kebahagiaan dalam keluarga. Pernikahan bukan seperti jalan tol tanpa rintangan, tapi sesuatu yang diusahakan seumur hidup kita. Seperti kita sedang menabur benih di tanah yang subur, benih itu supaya tumbuh harus ada vitamin, sinar matahari, diusahakan setiap hari, dipelihara, dan divariasikan. Tidak ada seorang pun bisa katakan dirinya hebat, pernikahan Kristen adalah sesuatu yang diusahakan seumur hidup di dalam Kristus.
Selama hampir 25 tahun saya konseling keluarga dan selama 21 tahun pernikahan saya, saya menangkap ada 3K penghambat kenapa pernikahan tidak berbahagia.
#1 Tidak adanya kecocokan
Ketika anak muda sedang jatuh cinta dan mau menikah, selalu dia bicara, "Saya cocok dengan pasangan saya! Ayo kawin, kawin, kawin, kawin, kawin!" Mukanya berseri-seri, berbahagia sekali! Tapi 10-30 tahun kemudian, nyanyiannya beda, "Panas, panas, panas, cerai, cerai, cerai, cerai!" Selalu saya tanya, "Kenapa kamu mau cerai?" "Karena sudah tidak cocok lagi," katanya. Waktu muda ada 1000 alasan yang sangat cocok, tapi sesudah menikah, "Pak Tim, aku sudah tidak cocok lagi! Ada 1000 alasan yang membuat saya harus pisah dengan orang sontoloyo model begini!"
Saya mau sampaikan, di dunia ini tidak ada pernikahan yang cocok. Tidak ada suami istri yang cocok! Bahkan Saudara harus curiga kalau Saudara menikah dengan yang cocok 100%. Tuhan itu ajaib, kita akan menikah dengan orang yang berbeda temperamen. Suami yang gas kenceng sekali akan dikasih istri yang pakem sekali, sangat cermat, teliti, akurasi sekali.
Kalau dua-duanya gasnya kencang, bisa masuk jurang. Kalau dua-duanya remnya pakem, tidak maju-maju. Kita menikah biasanya dengan yang berbeda temperamen dan kebiasaan. Tidak ada pernikahan yang cocok kecuali dicocok-cocokkan di dalam Kristus. Amin?
Solusinya, bagaimana kalau suami-istri tidak cocok? Ada ayat Firman Tuhan yang akan menjawab!
Roma 15:7, Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah.
Alkitab katakan dengan jelas, bagaimana kalau pasangan tidak cocok? Terimalah satu sama lain seperti Kristus telah menerima kita! Apakah Yesus menerima kita karena kita baik? Tidak! Tapi karena kasih-Nya, apa adanya, sebagaimana apa adanya orang berdosa, semua kemunafikan, kekurangan, semua dosa saya. Dan seperti kita diterima Yesus, belajarlah menerima pasangan kita apa adanya. Semakin kita mau "menengking", mengharapkan pasangan Saudara berubah, semakin Saudara akan kecewa dan pasangan Saudara akan makin stres.
Kita boleh harapkan perubahan, tapi pesan Firman Tuhan, jangan menghakimi pasangan kita! Jangan kita mau mengubah pasangan kita, hanya Kristus yang bisa mengubah pasangan kita.
Kalau kita masih single, ketika akan menikah, yang pertama, doakan sungguh-sungguh, minta kepada Tuhan karena hanya Tuhan yang tahu ini datang dari Tuhan atau bukan. Kedua, lihat karakternya apakah sabar rajin mau berjuang mau berkorban? Seseorang akan kelihatan sesungguhnya saat sedang tertekan. Apakah tetap sabar? Ketiga, baru lihat fisik, apakah Anda tetap bangga saat jalan dengan dia? Tapi kalau yang sudah menikah, jangan tanya lagi apakah ini pasangan hidup saya? Amin!
Saya percaya, memang ada pernikahan-pernikahan yang tidak direstui Tuhan karena melibatkan hawa nafsu. Tapi kalau pernikahan itu sudah diberkati Tuhan dan sesuai UU Pemerintahan yang berlaku, itu adalah sah di mata Tuhan dan tidak bisa dipisahkan oleh apa pun juga.
Ada kuasa dalam Yesus, setan ditengking keluar! Tapi ada satu yang Yesus tidak bisa putuskan yaitu pernikahan: dalam nama Yesus pernikahan putus! Tidak mungkin! Terima apa adanya!
"Tapi, Pak Tim, suami saya selingkuh, suka gonta-ganti pasangan!" Saya katakan, terima!
"Pak Tim, istri saya kayak singa betina, cerewet!" Saya katakan, terima!
Apa yang sudah disatukan Tuhan tidak bisa dipisahkan manusia. Terimalah seperti Kristus menerima kita apa adanya. Percayalah, mujizat akan terjadi dalam keluarga kita. Amin!
Semakin Saudara menuntut, mengejar ke mana-mana, maka Saudara akan kecewa. Terima seperti Kristus. Bagaimanapun keadaan pasangan kita, itu adalah yang terbaik dari Tuhan. Apapun! Percayalah, pasangan Anda adalah yang terbaik yang Tuhan berikan, apapun yang terjadi. Saya tidak katakan ini dari manusia, tapi dari Firman, terimalah seperti Kristus menerima kita apa adanya! Amin! Dalam Yesus pasti ada jalan keluar, pemulihan yang akan terjadi, pasti Tuhan membuat segala sesuatu indah pada waktu Tuhan sendiri.
Satu kali saya ketemu dengan seorang Kristen yang sudah menikah 6 kali. Saya tanya dia, "Brother David, sesudah menikah 6 kali, kesimpulan kamu bagaimana?" Dia katakan, "Jangan sampai terjadi sekali lagi! Sampai yang keenam kali pun, ternyata menikah itu tidak ada yang cocok. Seandainya boleh mengulang lagi, sampai kapan pun tidak akan ada yang cocok!" Saya bilang, "Bro David, itu betul, kecuali dicocok-cocokkan di dalam Kristus Tuhan!"
Terimalah pasangan Saudara apa adanya seperti Kristus. Gesekan pasti ada. Besi menajamkan besi, manusia menajamkan sesamanya untuk menyempurnakan kita, supaya karakter Kristus makin nyata dalam hidup Saudara dan saya.
Percayalah, pasangan Saudara adalah yang terbaik dari Tuhan!
#2 Kesulitan ekonomi
Ini yang paling banyak. Saudara, hari-hari sekarang jurang yang paling dalam adalah soal ekonomi. Pikiran Rakyat mensurvei isu paling top nomor satu dari perceraian, secara umum adalah ekonomi, bukan perselingkuhan. Setiap kali saya seminar, baik dalam bisnis, keluarga, secara umum pun juga, dan di dalam gereja, ketika altar call, apa yang mau didoakan, ataupun saat konseling, 95% selalu katakan "Pak Tim, doakan saya, saya sedang kesulitan ekonomi."
Gereja harus menjawab hal ini! Gereja haru membuka lapangan yang sangat banyak. Para pengusaha, jangan jadi Pendeta, tapi buat lapangan pekerjaan yang sangat banyak, sehingga nama Tuhan dipermuliakan! Ada yang dipanggil sebagai fulltimer, tapi kalau kau dipanggil sebagai profesional, buka lapangan kerja!
Sekarang, bagaimana cara mengatasi kesulitan ekonomi?
a. Hidup benar
TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya. Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti; tiap hari ia menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, dan anak cucunya menjadi berkat. (Mazmur 37:23-26)
Orang baik belum tentu benar. Tapi orang benar, pasti adalah orang baik. Orang rajin belum tentu orang benar, tapi orang benar pasti rajin. Pemazmur katakan, dahulu aku muda, sekarang aku telah menjadi tua, tapi dia melihat jutaan orang-orang benar yang hidupnya berkenan kepada Tuhan, tidak pernah dia melihat anak-cucu orang yang beriman meminta-meminta roti. Tuhan akan memberkati orang yang benar. Amin! Orang benar pasti rajin, pasti tekun, pasti jujur, pasti berjuang, pasti kerjanya habis-habisan, orang benar adalah pejuang!
Saya sangat berhati-hati dengan khotbah kemakmuran. Tuhan akan memberkati kita, tapi kalau tidak jujur, tidak belajar, tidak berjuang, maka semua bohong besar! Tuhan akan memberkati orang yang benar, memberi mujizat, tapi kita harus melakukan yang terbaik. Amin!
Orang pintar kalah sama orang yang punya hoki. Orang rajin kalah sama yang punya hoki. Tapi orang yang hoki pasti rajin dan pintar. Artinya, tidak ada itu yang namanya hoki! Yang penting kerja pintar dan berjuang habis-habisan. Bagian Tuhan yang mengadakan mujizat!
Pertanyaan saya, siapa orang benar? Kita tidak ada yang benar. Hanya dibenarkan oleh darah Kristus. Orang benar itu tergantung siapa ayahnya. Alkitab katakan dalam Keluaran 20, Allah akan melepaskan kutuk kepada para Bapak yang "sontoloyo" sampai 3-4 keturunan. Kalau Bapaknya tidak benar, tukang kawin, tukang selingkuh, jahat, korup, Allah akan menurunkan kutuk sampai 3-4 keturunan (Keluaran 20:14). Siapa ayah Saudara itu sangat penting!
"Lalu Pak Tim, Bagaimana kalau kakek saya, papa saya tukang kawin lari?"
Ada berita baik! Dalam Yesus itu semua sudah diputuskan. Saudara sudah dibenarkan oleh Yesus Kristus. Saat Saudara berlaku benar dalam Kristus, maka 3-4 generasi kita akan diberkati Tuhan. Dalam Camp Pria Sejati, saya tanya, "Siapa yang suka selingkuh? Ayo teruskan! Tapi dengar Firman Tuhan, 3 sampai 4 keturunan, anak, mantu, cucu, buyutmu akan kena kutuk! Bertobatlah hari ini, kalau tidak, kutuk akan turun sampai anak, cucu, buyut! Mau tidak?" Pasti tidak ada yang mau! Siapa ayah kita sangat penting. Amin!
Bisakah orang benar jatuh? Bisa. Tapi ketika jatuh, Alkitab katakan, Tuhan menopang orang benar.
Tuhan menetapkan langkah-langkah orang
yang hidupnya berkenan kepada-Nya
Apabila ia jatuh tak sampai tergeletak,
s'bab Tuhan menopang tangannya
Tangannya, tangannya
S'bab Tuhan menopang tangannya
Apabila ia jatuh, tak sampai tergeletak
S'bab Tuhan menopang tangannya
Orang benar bisa jatuh, bisnisnya bisa jatuh, bisa sakit, tapi tangan Tuhan menopang tangannya, dan diantarkan kembali untuk sukses kembali, Victory harus turun dulu baru naik kembali. Tuhan menopang tangan orang-orang benar! Anak cucunya tidak akan pernah meminta-minta roti, bahkan dia akan memberikan roti, makanan, kepada orang lain! The power of giving. Hiduplah kudus, suci dalam Tuhan.
b. Financial wisdom
Bukan hanya melanda orang di bawah saja, tapi juga masalah ekonomi juga melanda orang-orang yang punya uang. Kenapa? Karena masalah Financial Wisdom. Banyak seminar Financial Freedom, tapi saya lebih suka Financial Wisdom, Hikmat dalam Finansial. Jangan besar pasak daripada tiang.
Penghasilan 10 juta dan masih bisa menabung 2 juta, itu namanya Financial Wisdom. Sepandai-pandainya seorang nelayan menangkap ikan sampai malam, tapi kalau jala-nya koyak, maka akan habis terus.
Ada orang yang kerja habis-habisan, penghasilannya besar, tapi tidak bersisa, tidak bisa beli mobil, rumah, karena besar pasak daripada tiang. Penghasilan 20 juta tapi pengeluaran 30 juta. Ini melanda dunia ini karena hedonisme. Bukan soal berapa banyak keuangan, tapi bagaimana mengelola keuangan. Hari-hari ini berat, memang suami-istri banyak yang bekerja, tapi kalau penghasilan 15 juta dan masih kekurangan, maka ada something wrong!
Di antara pasangan, siapa yang lebih bisa mengatur keuangan, dialah yang harus pegang keuangan.
Ibu-ibu kalau ke Mal, saat sakit sekalipun bisa tahu-tahu jadi kuat kembali, slogannya tiba-tiba "terbang tinggi bagaikan rajawali". Apalagi kalau sudah lihat "Sale-Sale", duit habis pun, kartu kredit digesek terus. Banyak yang jatuh dalam mengatur keuangan, berapapun penghasilan kalau tidak bisa mengatur keuangan dengan hikmat, maka habislah.
Solusinya bagaimana? Firman Tuhan yang akan menjawab.
Filipi 4:11, Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan.
Saudara, boleh kaya ngga? Harus! Supaya Tuhan dipermuliakan. Saudara boleh jadi yang terkaya di Indonesia, Haleluya alhamdulillah! Tapi seberapa pun, Saudara harus mencukupkan dalam segala keadaan. The Power of Enough! Belajar untuk memberi paling banyak.
Ibrani 13:5, Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu.
Semua harus belajar mencukupkan diri! Belajar!
Saya sangat kagum kesaksian dari Rick Warren, penulis buku Purpose Driven Live. Buku itu meledak, dicetak 30 juta kopi di seluruh dunia. Dia dapatkan sekitar 20-30% royalti. Tapi hebatnya, dia doa dulu, "Apa yang saya harus lakukan dengan harta yang sangat banyak ini?" Tuhan katakan, "Cukupkan dirimu dengan apa yang ada." Dia hanya ambil 10% dari semua royaltinya, 90% dibagikan untuk misi, penginjilan, dia buat rumah sakit, yayasan-yayasan. Luar biasa. Dia tidak beli mobil, apartemen mewah, dia mencukupkan diri dengan yang 10%. Dia adalah pendeta di Gereja Saddleback selama 25 tahun, kemudian dia tanya kepada staf Finance Accounting-nya, "Berapa gaji saya selama 25 tahun?" Lalu dia bayar semua kompensasi yang diterimanya selama 25 tahun dia jadi Gembala. Dia belajar mencukupkan diri dengan apa yang ada karena Kristus.
Jadi, solusi masalah keuangan, hiduplah benar, berjuang, upgrade yang terbaik, itu bagian kita. Kedua, kita harus berhikmat dalam keuangan, financial wisdom!
#3 Masalah komunikasi
Masalah lainnya dalam pernikahan adalah masalah komunikasi. Seorang pakar katakan 95% konflik adalah karena masalah komunikasi, suami-istri tidak ada waktu. Penyebab perceraian adalah nada suara. Belajarlah untuk menurunkan nada suara ketika sedang bercakap-cakap ataupun dalam konflik. Tekanan nada suara itu berpengaruh dalam komunikasi.
Penutup
Solusi yang terakhir untuk 3K dijawab dengan 1K yaitu Kasih Kristus!
Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. (1 Korintus 13:4-7)
Amin!