Khotbah: 20200816-0900/NN: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
k (upd)
(Tidak ada perbedaan)

Revisi per 19 November 2020 11.06

[[Kategori:Khotbah_Ibadah Online]] [[Kategori:Ibadah Online]]

Shalom jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus. Seperti Tuhan memberikan kepada kita kemerdekaan; yaitu merdeka dari penjajahan hukum dosa dan hukum maut, demikian juga Tuhan sudah memberikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia dari segala bentuk penjajahan. Dirgahayu Republik Indonesia!

Shalom jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus,

Pada tanggal 17 Agustus 2020, kita merayakan Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-75.

Seperti Tuhan memberikan kepada kita kemerdekaan; yaitu merdeka dari penjajahan hukum dosa dan hukum maut, demikian juga Tuhan sudah memberikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia dari segala bentuk penjajahan. Dirgahayu Republik Indonesia!

Dalam masa pandemi Covid-19 ini, kita harus melakukan seperti yang tertulis dalam Yeremia 29:7, yaitu mengusahakan kesejahteraan negara di mana kita tinggal, dan berdoa untuk negara kita kepada Tuhan. Sebab kesejahteraan negara Indonesia yang tercinta ini adalah kesejahteraan kita semua……. Yang mau melakukan ini katakan: “Amin!”

Pengurapan untuk menjadi bait Allah

Rasul Paulus berkata:

“Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” (1 Korintus 3:16)

Pada saat kita bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus, maka Roh Kudus - Roh Allah - masuk ke dalam hati kita, dan kita menjadi bait Allah. Mari kita katakan bersama-sama:

Saya adalah Bait Allah!

Alkitab mencatat bahwa:

“Roh, yang memberi hidup - yang ada di dalam kita - telah memerdekakan kita dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut.” (Roma 8:2)

Kita sebagai bait Allah harus hidup dipimpin oleh Roh Kudus, bukan hidup menurut daging. Roma 8:13 berkata,

“Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.”

Salah satu peranan dari Roh Kudus dalam kehidupan kita adalah bahwa Roh Kudus akan mengurapi kita. Pengurapan yang berasal dari Roh Kudus ini akan:

  1. Mengajar kita dalam setiap pemikiran, keputusan dan langkah yang harus diambil. (1 Yohanes 2:27)
  2. Memberikan kepada kita kuasa untuk menjadi saksi Yesus dalam menyelesaikan Amanat Agung.

Di era Pentakosta Ketiga ini, didalam menyelesaikan Amanat Agung, Tuhan menyediakan pengurapan dan kuasa yang double portion kepada kita. Kita akan melakukan apa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus pada waktu Dia ada di bumi ini, bahkan hal-hal yang lebih besar dari pada itu.

Persembahan pembangunan bait Allah

Daud adalah seorang yang sangat mengasihi Allah. Dia rindu mendirikan bait Allah. Tetapi Tuhan tidak mengijinkan, karena Daud adalah seorang prajurit yang telah banyak menumpahkan darah. Tuhan mengatakan bahwa yang akan mendirikan bait Allah adalah Salomo, anaknya.

Meskipun demikian Daud lah yang mempersiapkan segala sesuatunya untuk membangun bait Allah itu, termasuk emas, perak, tembaga, besi, kayu, batu permata. Lebih dari pada itu, Daud juga membawa persembahan pribadi berupa emas dan perak, untuk pembangunan tersebut.

Daud juga yang membuat blueprint proyek tersebut. Dia berkata bahwa Tuhanlah yang memberikan ilham kepadanya tentang detail dan pelaksanaan pembangunan tersebut.

Pada waktu Daud menantang bangsa Israel agar mereka juga membawa persembahan untuk pembangunan bait Allah, bangsa itu bersukacita. Mereka memberi dengan rela dan tulus ikhlas. Demikian juga dengan raja Daud, dia sangat bersukacita.

Untuk membangun bait Allah yang adalah tubuh kita ini, syarat yang utama adalah mengasihi Tuhan. Karena kita mengasihi Tuhan, maka kita akan mempersiapkan segala sesuatu untuk membangun tubuh kita sebagai bait Allah, yaitu membangun kerohanian kita.

Salah satunya dengan memberikan persembahan secara materi kepada Tuhan dan kepada sesama. Memberi kepada Tuhan dan kepada sesama bukan hanya tanggung jawab orang-orang yang berkelimpahan secara materi, tetapi juga orang yang berkekurangan.

Pada waktu kita memberi, seperti yang terjadi kepada Daud dan bangsa Israel, maka kita akan mengalami sukacita yang berlimpah. Filipi 4:4 berkata,

“Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!”

Dalam masa pandemi Covid-19 ini banyak orang yang kehilangan sukacita. Itu memang adalah rencana iblis untuk menghancurkan kita. Tetapi Tuhan memberikan kunci untuk mengembalikan sukacita itu yaitu dengan cara memberi.

Membangun mezbah bagi Tuhan

Dalam 2 Tawarikh 3:1 tertulis bahwa Salomo mendirikan bait Allah di Yerusalem, tepatnya di Gunung Moria, yaitu di mana Tuhan menampakkan diri kepada Daud di tempat pengirikan Ornan, orang Yebus. Jadi Daud yang menetapkan lokasi dari bait Allah Salomo itu.

Bait Allah Salomo merupakan perpaduan dari Tabernakel Musa dan Tabernakel Daud.

  1. Tabernakel Musa berbicara tentang hukum Allah, sedangkan
  2. Tabernakel Daud berbicara tentang doa, pujian dan penyembahan. (2 Tawarikh 8:12-14)

Sebagai bait Allah, maka kita harus hidup taat kepada firman Allah dan hidup dalam doa, pujian dan penyembahan. Saya teringat kepada Almarhum Bapak Oktavianus pendiri YPPII Batu, Malang.

Setiap kali saya berkhotbah di kebaktian tahunan dari YPPII di Batu, Malang - beliau selalu berkata : “Di dalam ibadah itu ada 2 unsur. Unsur yang pertama: doa, pujian dan penyembahan. Unsur yang kedua: pemberitaan firman Tuhan. Itu saja... seperti di gerejanya Pak Niko...”

#1 Gunung Moria adalah simbol persembahan

Tempat itu adalah lokasi di mana Daud disuruh Tuhan membuat mezbah bagi Tuhan dan mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan.

Setelah Daud melakukan itu, maka Tuhan mengabulkan doa Daud untuk negeri itu. Dan tulah penyakit sampar yang mengakibatkan 70.000 orang Israel mati, berhenti menimpa orang Israel.

Tuhan minta agar kita mempersembahkan korban kepada Tuhan, terutama di tengah-tengah pandemi ini supaya doa kita dikabulkan Tuhan. Saya bersyukur kepada Tuhan karena mayoritas gereja-gereja di Indonesia pada saat pandemi COVID-19 justru mempersembahkan korban.

Bilangan Research Center melakukan sebuah penelitian dan mendapati bahwa sekitar 75% dari gereja yang penerimaan keuangannya menurun sampai dengan 60%, justru yang paling banyak memberi;

  • memberi kepada anggota gereja,
  • memberi kepada masyarakat,
  • memberi kepada gereja lain,
  • melakukan kerjasama dengan pemerintah,
  • dan melakukan pelayanan sosial.

Survei itu juga menemukan satu fakta yang menarik - bahkan ini bagi saya suatu fenomena, yaitu bahwa gereja dengan jumlah anak muda yang lebih banyak, dalam hal ini anak muda berusia di bawah 21 tahun - terbukti lebih murah hati dan lebih peduli. Wow!

Kemudian terjadinya kebangkitan gerakan doa antar denominasi yang diikuti sebanyak 83,8 % gereja. Mereka melakukan apa yang dikatakan Alkitab, yaitu bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama. Untuk bisa unity seperti ini perlu pengorbanan.

Saya percaya doa gereja-gereja Tuhan di Indonesia yang mempersembahkan korban seperti itu - yang sekarang berdoa agar pandemi segera berakhir dan tidak terjadi resesi ekonomi - akan dikabulkan oleh Tuhan. Haleluya!

#2 Gunung Moria adalah simbol mengasihi Tuhan

  1. Suatu ketika Tuhan meminta kepada Abraham untuk mempersembahkan Ishak sebagai korban bakaran. Saya percaya bagi Abraham hal ini pasti sulit untuk dimengerti.
  2. Ishak diberikan oleh Tuhan kepada Abraham dan Sara pada masa tuanya, dimana mereka sudah tidak mungkin lagi mempunyai anak. Ishak adalah anak tunggal mereka, sehingga hati Abraham sangat melekat kepada Ishak. Namun tiba-tiba Tuhan meminta kepada Abraham agar Ishak dipersembahkan sebagai korban bakaran.
  3. Dalam hal ini, Tuhan menguji Abraham; apakah Abraham lebih mengasihi Tuhan dibanding mengasihi Ishak. Ternyata dalam pergumulan yang sangat berat ini, Abraham menang. Abraham lebih mengasihi Tuhan daripada mengasihi Ishak. Supaya menjadi pemenang dalam pergumulan seperti ini, diperlukan pengorbanan.
  4. Setelah Abraham lulus dalam ujian ini, dia diberkati oleh Tuhan berlimpah…. limpah… limpah…!

Untuk menerima pengurapan dan kuasa double portion, Tuhan pasti akan menguji kita untuk melihat apakah kasih kita kepada Tuhan melebihi kasih kita kepada yang lainnya termasuk keluarga, uang, harta, kedudukan, harga diri dan lain-lainnya. Kita harus keluar sebagai pemenang dalam ujian ini.

Dalam Roma 12:1, kita diminta untuk mempersembahkan tubuh kita ini sebagai korban persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada Tuhan. Sebab itu adalah ibadah kita yang sejati. Untuk mempersembahkan tubuh ini sebagai persembahan yang hidup; artinya:

  • tidak mati secara rohani
  • tidak suam-suam kuku
  • kudus, dan
  • berkenan kepada Tuhan:

itu perlu pengorbanan.

Tidak benar kalau ada orang yang mempunyai pengertian bahwa setelah lahir baru kita bebas melakukan apa saja dengan alasan: pasti Roh Kudus yang menuntun, sehingga Bapa akan tersenyum… Justru kita harus berusaha sungguh-sungguh untuk mempersembahkan tubuh ini sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada Tuhan. Dan untuk itu perlu pengorbanan.

Tuhan Yesus akan datang segera

Pada awal tahun 2009, Tuhan berkata kepada saya dari Wahyu 3:11a bahwa:

“Aku datang segera!”

Saya sudah sering mendengar kata-kata ini, tetapi pada saat itu ada sesuatu yang lain. Saya gemetar dan saya berkata kepada Tuhan: “Tuhan, apa yang akan Tuhan kerjakan dan apa yang harus kami lakukan?”

Enam bulan kemudian baru Tuhan menjawab pertanyaan itu:

“Aku akan mencurahkan Roh-Ku!”

Pada saat Roh Kudus dicurahkan, akan terjadi seperti yang terdapat dalam Yoel 2:28-32, yaitu terjadinya tiga fenomena:

  • Anak-anak, pemuda dan orangtua akan dipakai Tuhan secara luar biasa.
  • Mujizat akan terjadi secara luar biasa.
  • Goncangan juga akan terjadi secara luar biasa.

Melalui ketiga tanda ini, nubuatan dalam Yoel 2:32 akan terjadi; yaitu akan banyak orang yang berseru kepada nama Tuhan. Dan mereka yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan. Artinya akan terjadi penuaian jiwa besar-besaran.

Pada tahun 2013, Tuhan berkata tentang pencurahan Roh Kudus ini sebagai Pentakosta yang Ketiga. Ini sesuai dengan nubuatan William Seymour pada tahun 1909; yaitu kira-kira 100 tahun ke depan - yang berarti pada jaman now - akan terjadi pencurahan Roh Kudus yang luar biasa yang melebihi pencurahan Roh Kudus di Azusa Street.

Sejak saat itu saya terus menerus memperkatakan hal ini .

Siapa yang mengira bahwa goncangan yang terjadi pada tahun 2020, pada waktu era Pentakosta Ketiga ini; datang dalam wujud pandemi COVID-19?

Di sini jelas bahwa pandemi COVID-19 ada hubungannya dengan: “Aku datang segera.”

Pada waktu Tuhan Yesus ditanya oleh murid-murid-Nya: “Apa tanda-tanda kedatangan-Mu dan tanda-tanda kesudahan dunia ini? “ Tuhan Yesus menjawab dalam Matius 24:4-14, yang juga terdapat di dalam Lukas 21:8-19, yang intinya adalah:

  • Goncangan terhadap orang percaya
  • Goncangan terhadap semua orang yang di bumi
  • Pemberitaan Injil meluas ke seluruh bumi.

Dalam goncangan tadi, salah satunya disebutkan penyakit sampar, yang berarti COVID-19 termasuk di sini. Jadi pandemi Covid-19 ini bagian dari tanda-tanda kedatangan Tuhan Yesus untuk kali yang kedua.

Yang perlu diingat di sini adalah bahwa:

  1. Kita tidak mengatakan bahwa setelah pandemi ini, Tuhan Yesus pasti langsung datang kembali. Dalam hal ini kita tidak pernah tahu.
  2. Kita juga tidak berkata bahwa Tuhan Yesus pasti belum datang setelah pandemi ini, atau masih lama setelah pandemi ini berakhir. Dalam hal ini pun kita juga tidak pernah tahu.

Yang penting adalah bahwa pandemi COVID-19 ini sebagai warning kepada kita bahwa kedatangan Tuhan Yesus sudah semakin dekat. Dalam kitab Wahyu tersebut Tuhan Yesus berkata:

  • “Aku datang segera,” sebanyak 4 kali.
  • “Waktunya sudah dekat,” sebanyak 2 kali.

Apalagi hari-hari ini, pasti kedatangan Tuhan Yesus sudah sangat… sangat… dekat.

Saya percaya orang yang merindukan kedatangan Tuhan, seperti pada jemaat mula-mula yang selalu berkata: “Maranatha” sebagai doa dan sebagai salam, pasti akan lebih serius untuk menyelesaikan Amanat Agung Tuhan Yesus. Sehingga pada saat Dia datang kembali kita akan mendengar suara penghulu malaikat, bunyi sangkakala dan mendengar nama kita dipanggil. Haleluya!

Kalau bunyi sangkakala, kalau bunyi sangkakala.
Kalau bunyi sangkakala, kalau namaku dipanggil ku ada

Siapa yang percaya bahwa pada saat sangkakala berbunyi, nama kita akan dipanggil; bahwa kitalah orang-orang yang akan mendengar panggilan itu... Saudara boleh angkat tangan.

Mari Saudara yang percaya, nyanyikan lagu ini bersama saya:

Tak lama lagi kita bertemu Tuhan
Tak lama lagi kita bertemu Tuhan
Tak lama lagi kita bertemu Tuhan
Haleluya Haleluya kita bertemu Tuhan

Video Ibadah Online Live 16 Agustus 2020