Article: 20221024/DV: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
k (Penggantian teks - "| summary =" menjadi "| longsummary= | summary= | shortsummary=")
k (Penggantian teks - "| illustration16x9 = Devotional 2021.jpg↵| illustration1x1 = ↵↵" menjadi "| illustration16x9= Devotional 2021.jpg | illustration1x1= Devotional 2021-1x1.jpg ")
Baris 10: Baris 10:
| DaysAllowedToPublishBeforeArticleDate =  
| DaysAllowedToPublishBeforeArticleDate =  


| illustration16x9 = Devotional 2021.jpg
| illustration16x9= Devotional 2021.jpg
| illustration1x1 =  
| illustration1x1= Devotional 2021-1x1.jpg


| longsummary=
| longsummary=

Revisi per 22 November 2022 02.57

"Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu."

Matius 25:21

Tuhan sangat menginginkan kita semua menjadi hamba yang baik dan setia atas setiap talenta dan penugasan-Nya.

Saat Tuhan Yesus datang kedua kali ke bumi, kita semua bersukacita dan bahagia masuk dalam kesukaan dan kemuliaan surgawi yang sempurna.

Namun ada jenis sukacita lain yang terkandung dalam kekayaan dan kemuliaan-Nya, yang bukan untuk setiap orang, melainkan hanya bagi hamba-Nya yang Dia sebut: hamba yang baik dan setia. Yaitu orang yang dapat dipercaya. Tuhan katakan: "... masuklah dalam kebahagiaan tuanmu."

Penjelasan dan maknanya adalah: dipercayakan Tuhan perkara yang besar, yaitu memerintah, karena telah setia dalam kepercayaan yang kecil.

"Engkau telah setia dalam perkara yang kecil, maka terimalah kekuasaan/memerintah... Aku memberikan tanggung-jawab dalam perkara yang besar..."

Jadi selain sukacita di surga untuk semua anak-anak-Nya, bersama dengan Dia dalam kemuliaan, ada lagi yang yang istimewa, khusus bagi orang-orang setia, yang menyelesaikan penugasan-Nya seperti yang diingini-Nya. Mari, jadilah sebagai orang yang dapat dipercayai-Nya. Kerinduan hati-Nya mendapati kita sebagai hamba yang baik dan setia.

Rasul Paulus adalah contoh seorang hamba yang baik dan setia. Dia seorang yang berkomitmen penuh totalitas dalam mengejar dan menyelesaikan panggilan surgawi (Filipi 3:14). Melakukan semuanya dari hati yang murni dan tulus.

Kisah Rasul 24:16,

"... aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia."

2 Korintus 1:12,

"..., bahwa hidup kami di dunia ini, khususnya dalam hubungan kami dengan kamu, dikuasai oleh ketulusan dan kemurnian dari Allah bukan oleh hikmat duniawi, tetapi oleh kekuatan kasih karunia Allah."

Dengan kepastian, di akhir hidupnya Paulus menyatakan bahwa dia telah mengakhiri pertandingan iman di garis finish sebagai pemenang yang layak menerima medali surgawi dan mahkota (2 Timotius 4: 7-8). Dia adalah orang yang kelak akan menerima pujian Tuhan Yesus: "Baik sekali perbuatanmu, hai hambaku yang baik dan setia..."

Menjadi hamba yang baik dan setia dimulai dari hati yang benar dan hidup dalam kebenaran. Tidak membiarkan hati disusupi niat yang bisa mengotori. Semua yang kita lakukan, keluar dari hati yang selaras hati Tuhan:

  1. Allah berkenan akan kebenaran dalam batin
  2. Mazmur 51:8,
    "Sesungguhnya, Engkau berkenan akan kebenaran dalam batin, ...."
  3. Bersandar dibenarkan oleh iman
  4. Galatia 2:16,
    "..... bahwa tidak seorang pun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. ..."
    Galatia 3:11,
    "... tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat... karena: "Orang yang benar akan hidup oleh iman."
  5. Mengenakan kebenaran Kristus.
  6. 2 Korintus 5:21,
    "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah."
  7. Konsisten menghidupi identitas orang benar
  8. Yohanes 17:16,19,
    "Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia...dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran."

Mari, dari hati yang tulus, menyelesaikan panggilanNya. (MG)