Article: 20210903/CLU: Perbedaan antara revisi
k Penggantian teks - "| tanggal=" menjadi "| date=" |
k Penggantian teks - "| illustration= Logo COOL 2021 16x9.jpg" menjadi "| illustration16x9= Logo COOL 2021 16x9.jpg | illustration1x1= Logo COOL 2021 1x1.jpg" |
||
Baris 10: | Baris 10: | ||
| downloadurl= https://s.id/r7mcool | | downloadurl= https://s.id/r7mcool | ||
| downloadcaption= Google Drive <span class="fas fa-download"></span> | | downloadcaption= Google Drive <span class="fas fa-download"></span> | ||
| | | illustration16x9= Logo COOL 2021 16x9.jpg | ||
| illustration1x1= Logo COOL 2021 1x1.jpg | |||
}} | }} | ||
{{blockquote | {{blockquote |
Revisi per 14 November 2022 08.52
Materi COOL Umum | |
---|---|
Tanggal | Jumat, 03 September 2021 |
Penulis | Departemen COOL |
Unduh | Google Drive |
| |
|
Mari bangsaku, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintumu sesudah engkau masuk, bersembunyilah barang sesaat lamanya, ...
Pendahuluan
Salah satu pesan penting yang kembali diingatkan Gembala Pembina adalah terkait dengan penerapan Protokol Kesehatan (prokes) berkaitan dengan situasi dan kondisi COVID-19 yang masih juga ‘belum bosan’ melanda dunia.
Tentunya tidak sedikit di antara anggota COOL yang sudah tidak sabar untuk dapat Kembali beraktivitas sebagaimana biasanya, menikmati liburan, berusaha, bersosialisasi dan lainnya, namun situasi dan kondisi sekarang ini tentunya belum memungkinkan. Itu sebabnya, sebagai sesama anggota COOL mari kita saling mengingatkan mendoakan dan saling menjaga, sehingga setiap kita tetap terlindungi dari COVID-19 yang masih terjadi di mana-mana.
Isi dan sharing
Ada beberapa hal agar tetap dan perlu diperhatikan dan untuk tidak melakukan hal-hal berikut antara lain:
- Bertindak nekat dan melakukan banyak aktivitas di luar rumah tanpa pembatasan
- Menganggap COVID-19 sebagai hal yang sepele sehingga tidak menerapkan prokes
“kalau orang bijak melihat malapetaka, bersembunyilah ia, tetapi orang yang tak berpengalaman berjalan terus, lalu kena celaka.”
- Mengadakan pertemuan secara on-site dan mengundang orang untuk datang di area zonasi dengan tingkat penularan yang tinggi
Jangan sampai karena merasa bosan ‘terkurung’ dalam rumah dalam jangka waktu yang cukup lama lantas kita bertindak nekat memutuskan untuk melakukan aktivitas di luar rumah sebagaimana seperti sebelum pandemi. Pergi ke sana-kemari, melakukan aktivitas sebagaimana biasanya tanpa ada pembatasan sama sekali. Semakin sering kita melakukan aktivitas di luar rumah, semakin besar kemungkinan terpapar dengan virus COVID-19. Mungkin Anda tergolong orang yang memiliki imunitas yang kuat sehingga menjadi OTG (orang tanpa gejala) sehingga merasa tidak apa-apa. Tetapi Anda bisa menjadi virus carrier (pembawa virus) yang berbahaya bagi orang lain di rumah Anda, khususnya mereka yang tergolong rentan terpapar virus COVID-19.
Mari sayangi diri Anda dan sayangi orang-orang yang berjumpa dengan Anda! Bersabar, bersembunyi barang sesaat, jangan keluar rumah jika tidak perlu!
Tidak sedikit kita jumpai orang-orang yang bukan hanya termakan hoax, namun tanpa sadar menjadi ‘penyebar hoax’ dengan sikap dan tindakan mereka yang menganggap sepele COVID-19 sehingga tidak menerapkan protokol kesehatan. Dan tragisnya, tidak sedikit juga orang Kristen yang tergolong dalam kelompok ini.
Menolak untuk memakai masker, atau memakai masker tapi tidak mengikuti tata cara pemakaian yang benar, sering membuka masker ketika sedang berbicara dengan orang lain. Tetap melakukan kontak fisik (bersalaman atau menyentuh) serta tidak menjaga jarak. Kita tidak perlu menjadi takut atau paranoid dengan COVID-19, namun kita juga tidak boleh menganggap remeh dampak yang diakibatkannya. Simak saja laporan yang rutin dikeluarkan pemerintah, berapa banyak sudah nyawa yang meninggal, berapa banyak air mata dan ratap tangis yang terjadi di tengah keluarga yang ditinggalkan orang yang dikasihi akibat COVID-19.
Gembala Pembina menekankan agar kita menjadi orang yang bijak sebagaimana dinyatakan dalam Amsal 27:12,
“Bosen aaah online terus!”, “Masa COOL-nya via ZOOM terus!”, “Kita ketemuan saja yuk? Pasti lebih seru.” Kira-kira demikianlah kalimat-kalimat pernyataan yang sering kita dengar di tengah situasi dan kondisi seperti ini. Mereka yang tidak dapat menahan diri akhirnya menjadi inisiator mengadakan pertemuan secara on-site dan mengundang orang-orang lain untuk datang berkumpul. “Gak apa-apa, kita semua kan sudah divaksinasi!” adalah alasan yang kerap kali dilontarkan.
Sadarkah kita bahwa himbauan Satgas COVID-19 bukan sekedar himbauan Pemerintah kepada masyarakat Indonesia? Bagi kita, jika hal tersebut sudah disampaikan oleh Gembala Pembina, maka itu bukan sekedar himbauan, melainkan sebagai sebuah pesan penggembalaan dan tuntunan dari Tuhan melalui Gembala, di mana dibutuhkan ketaatan untuk melaksanakannya.
Sharing
Apakah Anda juga pernah mengalami ke tiga hal tersebut di atas?
Kesimpulan dan saling mendoakan
Lindungi diri Anda, keluarga Anda, dan orang lain dengan melakukan protokol kesehatan.