Penuaian di tengah goncangan

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Aku akan mengadakan mujizat-mujizat di langit dan di bumi: darah dan gumpalan-gumpalan asap.

Yoel 2:30

Pendahuluan

Pesan Tuhan dari Yoel 2:28 berkata, “Aku akan mencurahkan Roh-Ku” dan akan terjadi 3 tanda: anak-anak, teruna, dan orang tua akan dipakai Tuhan luar biasa, mukjizat terjadi, demikian juga dengan goncangan. goncangan dan aniaya adalah pola yang kedua dari penyelesaian Amanat Agung.

Suka atau tidak suka, siap atau tidak siap pasti dan harus terjadi. Siapa yang akan menduga goncangan yang kita dan seluruh dunia alami adalah pandemi COVID 19 yang sampai hari ini belum berhenti. Goncangan dan aniaya diijinkan Tuhan terjadi agar gereja-Nya keluar dari zona nyaman dan melakukan kehendak-Nya, yakni menyelesaikan Amanat Agung (memberitakan Injil dan memuridkan orang percaya). Penganiayaan yang hebat membuat semua jemaat, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria. Mereka menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil (Kisah 8:1b, 4). Sebagai murid-murid Tuhan Yesus, kita meneruskan tongkat estafet memberitakan keselamatan kepada semua manusia.

Isi dan sharing

Apa yang harus kita miliki sebagai utusan Pentakosta Ketiga untuk menuai jiwa-jiwa?

  1. Keberanian memberitakan Injil (Kisah Rasul 2:14-16)
  2. Di tengah tekanan dan aniaya, murid-murid berdoa kepada Tuhan untuk dapat memberitakan Injil keselamatan dengan berani. Jika kita melihat Alkitab dan sejarah, kita akan menemukan bahwa pengikut-pengikut Tuhan Yesus pada zaman dulu sangatlah berani dalam memberitakan Injil. Ada yang dilempari batu hingga mati, ada yang disalibkan, dan ada yang dibakar hidup-hidup. Dan hari ini, kita semua dapat mengetahui Injil Kristus oleh karena keberanian pengikut-pengikut Yesus tersebut.

    Pertanyaannya adalah: Bagaimana mereka dapat memiliki keberanian sebesar itu? Karena mereka dibaptis Roh Kudus, mereka penuh dengan Roh Kudus. Sudahkah Anda dibaptis Roh Kudus?

  3. Perubahan cara pandang (Kisah Rasul 2:41-42)
  4. Pada umumnya, suatu perubahan paradigma atau cara pandang terjadi setelah melewati suatu peristiwa khusus. Allah mengubah cara pandang Rasul Petrus terhadap bangsa-bangsa bukan Yahudi (Kisah 10:1-30). Proses perubahan ini terjadi pula pada diri orang-orang Kristen yang tersebar. Semula mereka hanya memberitakan Injil kepada orang Yahudi saja, tetapi kemudian juga memberitakan Injil kepada orang-orang bukan Yahudi (Kisah 11:20-21). Pengalaman Rasul Petrus itu mencerminkan kehendak Tuhan supaya semua orang dapat berbalik, bertobat dan diselamatkan (1 Timotius 2:3-4; 2 Petrus 3:9).

  5. Perubahan gaya hidup (Kisah Rasul 2:44-46)
  6. Pola hidup gereja mula-mula adalah model dan contoh aktual bagi gereja masa kini. Gereja mula-mula merupakan gereja yang ideal, sehat, semangat, bertumbuh, dan berkembang, serta menyatakan mukjizat-mukjizat Tuhan Yesus yang luar biasa. Gereja ini adalah gereja yang berdoa, menyukai pembelajaran firman Tuhan, serta menunjukkan kebersamaan dan kesatuan yang indah. Melalui gaya kehidupan rohani gereja mula-mula, Tuhan memberkati dan menambahkan jumlah mereka. maka setiap hari “Tuhan menambah jumlah mereka orang-orang yang diselamatkan” (Kisah Rasul 2:47). Mari kita mulai berubah dan memiliki gaya hidup ini, supaya nama Tuhan dipermuliakan dan jiwa-jiwa dituai.

Kesaksian

Tantangan apa yang pernah Anda alami dalam memberitakan Injil?

Kesimpulan dan saling mendoakan

Roh Kudus akan memberikan kemampuan saat kita melangkah untuk bersaksi.