Ayo Saat Teduh/10/06: Perbedaan antara revisi
baru |
k Penggantian teks - "| judul =" menjadi "| title=" |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{unified info | templatetype=saatteduh | {{unified info | templatetype=saatteduh | ||
| image= | | image= | ||
| | | title= Yesus, teladan terbesar dari kebesaran Ilahi | ||
| bulan = 10 | | bulan = 10 | ||
| hari = 06 | | hari = 06 |
Revisi terkini sejak 2 Mei 2023 05.02
Ayo Saat Teduh | |
---|---|
Tanggal | Minggu, 6 Okt 2024 |
Kemarin | Sabtu, 05 Okt 2024 |
Besok | Senin, 07 Okt 2024 |
Ada sikap duniawi yang meninggikan diri sendiri dan mengakibatkan kekalahan dan hilangnya kehormatan. “Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan” (Lukas 18:14a). Sebaliknya, ada sikap ilahi yang merendahkan diri yang akan menghasilkan kehormatan. "Barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan” (Lukas 18:14b). Kita sudah melihat dalam renungan kita yang sebelumnya bahwa Yesus adalah teladan paling agung dari kerendahan hati. Sekarang, kita akan melihat bahwa Ia juga merupakan teladan dari kebesaran ilahi.
Tuhan Yesus menundukkan diri-Nya kepada kehendak Bapa, agar kita bisa mengalami keselamatan melalui kematian-Nya yang menebus dosa kita. “Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” Hasilnya begitu mulia. Keselamatan agung Allah diberikan kepada manusia dan Anak Allah ditinggikan. “Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama.” Pertama-tama, Yesus dibangkitkan dari kematian dan duduk di sebelah kanan tahta Allah Bapa, dan dikaruniakan nama atas segala nama. “Yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di sorga” (Efesus 1:20). Satu saat, Ia akan datang kembali dalam kemenangan. “Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya bernama: "Yang Setia dan Yang Benar", Ia menghakimi dan berperang dengan adil” (Wahyu19:11). Dan akhirnya, Ia akan memerintah selama-lamanya. “Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya” (Yesaya 9:6).
Mereka yang nantinya akan dipaksa untuk berlutut di hadapan Allah, akan terpisah selama-lamanya. Mereka yang dengan rendah hati berlutut dan mengakui Dia akan ditinggikan sekarang. Ditinggikan ke dalam realitas pengampunan, berkat, pertumbuhan dan menghasilkan buah. Pada akhirnya, mereka akan masuk ke dalam kemuliaan yang kekal, yaitu menjadi ahli waris bersama dengan Yesus, melayani dia selama-lamanya. Jalur yang harus ditempuh adalah kerendahan hati. Yesus merendahkan diri-Nya, namun Ia akan memerintah untuk selama-lamanya. Sekarang kita merendahkan diri di hadapan-Nya, nanti kita akan memerintah bersama-sama Dia untuk selama-Nya.