Article: 20240719/CLU: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
(Baru)
 
k (fmt)
 
(1 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 13: Baris 13:
| illustration1x1= Logo COOL 2021 1x1.jpg
| illustration1x1= Logo COOL 2021 1x1.jpg
| longsummary= <!-- 4-5 kalimat -->
| longsummary= <!-- 4-5 kalimat -->
| summary= Kehidupan keluarga saat ini menghadapi tantangan yang jauh lebih berat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, dimana spirit keduniawian semakin kuat.
| summary= Kehidupan keluarga saat ini menghadapi tantangan yang jauh lebih berat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, di mana spirit keduniawian semakin kuat.
| shortsummary= Kehidupan keluarga saat ini menghadapi tantangan yang jauh lebih berat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, dimana spirit keduniawian semakin kuat.
| shortsummary= Kehidupan keluarga saat ini menghadapi tantangan yang jauh lebih berat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, di mana spirit keduniawian semakin kuat.
}}
}}
{{blockquote/Ayat
{{blockquote/Ayat
Baris 22: Baris 22:


== Pendahuluan ==
== Pendahuluan ==
Kehidupan keluarga saat ini menghadapi tantangan yang jauh lebih berat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, dimana spirit keduniawian semakin kuat. Contoh gaya hidup yang hedonisme, kesuksesan yang hanya diukur dengan materi, pergaulan bebas, fenomena LGBT, dan bahkan perkembangan teknologi yang pesat jika tidak disingkapi dengan benar maka akan membawa dampak yang tidak baik, menghancurkan komunikasi dalam keluarga, terjadinya perselingkuhan yang menyebabkan keretakan dan kehancuran dalam keluarga. Bagaimana kita menghadapi keadaan seperti ini? Sharingkan. Untuk membangun keluarga Kristen yang kokoh, maka kita sebagai pasangan atau orang tua, harus melibatkan dan menghadirkan Tuhan dalam keluarga kita. Ketika Tuhan hadir dalam keluarga kita, maka kita sebagai pasangan, orang tua, dan anak-anak akan dimampukan hidup takut akan Tuhan.
Kehidupan keluarga saat ini menghadapi tantangan yang jauh lebih berat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, di mana spirit keduniawian semakin kuat. Contoh: Gaya hidup yang hedonisme, kesuksesan yang hanya diukur dengan materi, pergaulan bebas, fenomena LGBT, dan bahkan perkembangan teknologi yang pesat.
 
Jika tidak disikapi dengan benar, tantangan-tantangan ini akan membawa dampak yang tidak baik, menghancurkan komunikasi dalam keluarga, terjadinya perselingkuhan yang menyebabkan keretakan dan kehancuran dalam keluarga.
 
Bagaimana kita menghadapi keadaan seperti ini? Sharingkan.<br />
Untuk membangun keluarga Kristen yang kokoh, maka kita sebagai pasangan atau orang tua, harus melibatkan dan menghadirkan Tuhan dalam keluarga kita. Ketika Tuhan hadir dalam keluarga kita, maka kita sebagai pasangan, orang tua, dan anak-anak akan dimampukan hidup takut akan Tuhan.


== Isi dan sharing ==
== Isi dan sharing ==
Baris 29: Baris 34:
<ol>
<ol>
<li> '''Suami-Istri sama-sama mengasihi Tuhan''' {{BibleVerseQuoteBox | Matius 7:24-27, Mazmur 127:1-2}} </li>
<li> '''Suami-Istri sama-sama mengasihi Tuhan''' {{BibleVerseQuoteBox | Matius 7:24-27, Mazmur 127:1-2}} </li>
<p> Cinta akan Tuhan merupakan fondasi untuk membangun keluarga yang kokoh dan hidup akan Tuhan. Jika kita mengasihi Tuhan maka kita akan melakukan firman Tuhan. Dalam {{sabdaweb2v|Matius 7:24-27}} orang yang mencintai Tuhan adalah orang yang membangun rumahnya diatas batu, sehingga ketika badai menerpa maka rumahnya tetap berdiri dengan kokoh tidak seperti rumah yang dibangun di atas pasir. Keluarga yang kokoh harus membangun rumahnya di atas batu karang yang teguh, suami-istri harus sama-sama cinta Tuhan Yesus dan terus membangun keluarganya dalam kebenaran firman Tuhan. Membangun keluarga dalam kebenaran firman Tuhan secara korporat dapat dilakukan dengan mezbah keluarga. Dimana Tuhan hadir, saling mendoakan, mengasihi, memberikan teladan dan mempraktekan firman Tuhan, seperti yang telah kita bahas dibahan COOL bulan Mei 2024 pada minggu terakhir. </p>
<p> Cinta akan Tuhan merupakan fondasi untuk membangun keluarga yang kokoh dan hidup akan Tuhan. Jika kita mengasihi Tuhan maka kita akan melakukan Firman Tuhan.</p> Dalam {{sabdaweb2v|Matius 7:24-27}} orang yang mencintai Tuhan adalah orang yang membangun rumahnya di atas batu, sehingga ketika badai menerpa maka rumahnya tetap berdiri dengan kokoh tidak seperti rumah yang dibangun di atas pasir.</p>
 
<p>Keluarga yang kokoh harus membangun rumahnya di atas batu karang yang teguh, suami-istri harus sama-sama cinta Tuhan Yesus dan terus membangun keluarganya dalam kebenaran firman Tuhan.</p>
 
<p>Membangun keluarga dalam kebenaran firman Tuhan secara korporat dapat dilakukan dengan mezbah keluarga. di mana Tuhan hadir, saling mendoakan, mengasihi, memberikan teladan, dan mempraktikkan Firman Tuhan, seperti yang telah kita bahas dalam [[Article:20240531/CLU|bahan COOL minggu terakhir bulan Mei 2024]]. </p>
 
<li> '''Memiliki visi yang sama''' </li>
<p> Visi yang sama menentukan tujuan hidup yang sama. Tujuan yang sama membuat keluarga memiliki arah yang sama. Bila suami-istri bersama dengan anak-anak yang Tuhan anugerahkan memiliki visi yang sama, maka mereka dapat bekerja sama untuk mencapai visi mereka.</p>
 
<p>Tiap anggota keluarga memiliki potensi dan talenta yang berbeda. Namun saat perbedaan dalam anggota keluarga tersebut dijalankan bersama-sama, maka akan menghasilkan perkara-perkara besar.</p>
 
<p>Visi yang sama, seharusnya terlebih dahulu dimiliki oleh suami-istri sebagai sebagai inti keluarga. Bila orang tua telah memiliki visi yang sama, maka dengan mudah mengimpartasikannya kepada anak.</p>
 
<p>Bila setiap anggota keluarga visi yang berbeda, maka keluarga ini sulit menjadi keluarga yang kuat. Tetapi saat keluarga memiliki visi yang sama, maka mereka akan menjadi kuat dan tangguh, terlebih lagi bila mereka menerima dan menyakini visi mereka itulah yang Tuhan beri, sehingga mereka dalam melakukannya pun dapat pengurapan dari Tuhan. </p>


<li> '''''Memiliki visi yang sama''''' </li>
<li> '''Memiliki waktu (''quality time'') bersama''' </li>
<p> Visi yang sama menentukan tujuan hidup yang sama. Tujuan yang sama membuat keluarga memiliki arah yang sama. Bila suami-istri bersama dengan anak-anak yang Tuhan anugerahkan memiliki visi yang sama, maka mereka dapat bekerja sama untuk mencapai visi mereka. Tiap anggota keluarga memiliki potensi dan talenta yang berbeda. Namun saat perbedaan dalam anggota keluarga tersebut dijalankan bersama-sama, maka akan menghasilkan perkara-perkara besar. Visi yang sama, seharusnya terlebih dahulu dimiliki oleh suami-istri sebagai sebagai inti keluarga. Bila orang tua telah memiliki visi yang sama, maka dengan mudah mengimpartasikannya kepada anak. Bila setiap anggota keluarga visi yang berbeda, maka keluarga ini sulit menjadi keluarga yang kuat. Tetapi saat keluarga memiliki visi yang sama, maka mereka akan menjadi kuat dan tangguh, terlebih lagi bila mereka menerima dan menyakini visi mereka itulah yang Tuhan beri, sehingga mereka dalam melakukannya pun dapat pengurapan dari Tuhan. </p>
<p> Semasa pra-nikah pada umumnya selalu ada waktu yang berkualitas secara bersama. Dapat membicarakan berbagai hal, mulai dari hal kecil sampai kepada perkara besar. Satu sama lain dengan senang hati dan penuh perhatian untuk mendengarkannya. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu, setelah menikah sering tidak ada ''quality time'' secara bersama.</p>


<li> '''''Memiliki waktu (quality time) bersama''''' </li>
<p>Kesibukan dalam pekerjaan menyita waktu, sehingga ikatan emosi satu dengan yang lain dalam keluarga bisa rapuh. Karena itu waktu keluarga harus direncanakan, makan malam bersama dapat merupakan waktu yang baik.</p>
<p> Semasa pra-nikah pada umumnya selalu ada waktu yang berkualitas secara bersama. Dapat membicarakan berbagai hal, mulai dari hal kecil sampai kepada perkara besar. Satu sama lain dengan senang hati dan penuh perhatian untuk mendengarkannya. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu, setelah menikah sering tidak ada quality time secara bersama. Kesibukan dalam pekerjaan menyita waktu, sehingga ikatan emosi satu dengan yang lain dalam keluarga bisa rapuh. Karena itu waktu keluarga harus direncanakan, makan malam bersama dapat merupakan waktu yang baik. Sebagai contoh : ada keluarga yang membuat satu kali dalam 1 minggu mengadakan sambung rasa. Dalam acara ini setiap  keluarga menyampaikan kerinduannya dan masalah yang dihadapi. Acara tersebut dapat juga diselingi dengan game yang seusuai dengan usia anggota keluarga. Dalam acara ini tidak diperkenakan memegang HP, semua fokus kepada acara bersama. Waktu keluarga yang dilakukan secara baik akan menghasilkan ikatan emosi yang kuat dan mendalam bagi setiap anggota keluarga. </p>


<p>Sebagai contoh, ada keluarga yang membuat satu kali dalam 1 minggu mengadakan sambung rasa. Dalam acara ini setiap  keluarga menyampaikan kerinduannya dan masalah yang dihadapi. Acara tersebut dapat juga diselingi dengan game yang sesuai dengan usia anggota keluarga. Dalam acara ini tidak diperkenakan memegang HP, semua fokus kepada acara bersama. Waktu keluarga yang dilakukan secara baik akan menghasilkan ikatan emosi yang kuat dan mendalam bagi setiap anggota keluarga. </p>
</ol>
</ol>


== Kesaksian ==
== Kesaksian ==
Dari tiga hal yang telah kita bahas diatas, ceritakan kesaksian Anda bagaimana dalam membangun keluarga yang kokoh. Sharingkan.
Dari tiga hal yang telah kita bahas di atas, ceritakan kesaksian Anda bagaimana dalam membangun keluarga yang kokoh. Sharingkan.


== Kesimpulan dan saling mendoakan ==
== Kesimpulan dan saling mendoakan ==
Baris 51: Baris 69:
* 12 Juli: Materi COOL: ''Hidup dalam kemurahan hati dan takut akan Tuhan''
* 12 Juli: Materi COOL: ''Hidup dalam kemurahan hati dan takut akan Tuhan''
* 19 Juli: Materi COOL: ''Keluarga yang kokoh''
* 19 Juli: Materi COOL: ''Keluarga yang kokoh''
* 26 Juli: Bergabung dengan [[Doa Keliling Estafet Nusantara untuk EveryONE 2024]]
* 26 Juli: Doa Keliling

Revisi terkini sejak 13 Juli 2024 02.00

Kehidupan keluarga saat ini menghadapi tantangan yang jauh lebih berat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, di mana spirit keduniawian semakin kuat.

Nyanyian ziarah Salomo. Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga

Mazmur 127:1

Pendahuluan

Kehidupan keluarga saat ini menghadapi tantangan yang jauh lebih berat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, di mana spirit keduniawian semakin kuat. Contoh: Gaya hidup yang hedonisme, kesuksesan yang hanya diukur dengan materi, pergaulan bebas, fenomena LGBT, dan bahkan perkembangan teknologi yang pesat.

Jika tidak disikapi dengan benar, tantangan-tantangan ini akan membawa dampak yang tidak baik, menghancurkan komunikasi dalam keluarga, terjadinya perselingkuhan yang menyebabkan keretakan dan kehancuran dalam keluarga.

Bagaimana kita menghadapi keadaan seperti ini? Sharingkan.
Untuk membangun keluarga Kristen yang kokoh, maka kita sebagai pasangan atau orang tua, harus melibatkan dan menghadirkan Tuhan dalam keluarga kita. Ketika Tuhan hadir dalam keluarga kita, maka kita sebagai pasangan, orang tua, dan anak-anak akan dimampukan hidup takut akan Tuhan.

Isi dan sharing

Bagaimana kita dapat membangun keluarga yang kokoh:

  1. Suami-Istri sama-sama mengasihi Tuhan Matius 7:24-27, Mazmur 127:1-2
  2. Cinta akan Tuhan merupakan fondasi untuk membangun keluarga yang kokoh dan hidup akan Tuhan. Jika kita mengasihi Tuhan maka kita akan melakukan Firman Tuhan.

    Dalam Matius 7:24-27 orang yang mencintai Tuhan adalah orang yang membangun rumahnya di atas batu, sehingga ketika badai menerpa maka rumahnya tetap berdiri dengan kokoh tidak seperti rumah yang dibangun di atas pasir.

    Keluarga yang kokoh harus membangun rumahnya di atas batu karang yang teguh, suami-istri harus sama-sama cinta Tuhan Yesus dan terus membangun keluarganya dalam kebenaran firman Tuhan.

    Membangun keluarga dalam kebenaran firman Tuhan secara korporat dapat dilakukan dengan mezbah keluarga. di mana Tuhan hadir, saling mendoakan, mengasihi, memberikan teladan, dan mempraktikkan Firman Tuhan, seperti yang telah kita bahas dalam bahan COOL minggu terakhir bulan Mei 2024.

  3. Memiliki visi yang sama
  4. Visi yang sama menentukan tujuan hidup yang sama. Tujuan yang sama membuat keluarga memiliki arah yang sama. Bila suami-istri bersama dengan anak-anak yang Tuhan anugerahkan memiliki visi yang sama, maka mereka dapat bekerja sama untuk mencapai visi mereka.

    Tiap anggota keluarga memiliki potensi dan talenta yang berbeda. Namun saat perbedaan dalam anggota keluarga tersebut dijalankan bersama-sama, maka akan menghasilkan perkara-perkara besar.

    Visi yang sama, seharusnya terlebih dahulu dimiliki oleh suami-istri sebagai sebagai inti keluarga. Bila orang tua telah memiliki visi yang sama, maka dengan mudah mengimpartasikannya kepada anak.

    Bila setiap anggota keluarga visi yang berbeda, maka keluarga ini sulit menjadi keluarga yang kuat. Tetapi saat keluarga memiliki visi yang sama, maka mereka akan menjadi kuat dan tangguh, terlebih lagi bila mereka menerima dan menyakini visi mereka itulah yang Tuhan beri, sehingga mereka dalam melakukannya pun dapat pengurapan dari Tuhan.

  5. Memiliki waktu (quality time) bersama
  6. Semasa pra-nikah pada umumnya selalu ada waktu yang berkualitas secara bersama. Dapat membicarakan berbagai hal, mulai dari hal kecil sampai kepada perkara besar. Satu sama lain dengan senang hati dan penuh perhatian untuk mendengarkannya. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu, setelah menikah sering tidak ada quality time secara bersama.

    Kesibukan dalam pekerjaan menyita waktu, sehingga ikatan emosi satu dengan yang lain dalam keluarga bisa rapuh. Karena itu waktu keluarga harus direncanakan, makan malam bersama dapat merupakan waktu yang baik.

    Sebagai contoh, ada keluarga yang membuat satu kali dalam 1 minggu mengadakan sambung rasa. Dalam acara ini setiap keluarga menyampaikan kerinduannya dan masalah yang dihadapi. Acara tersebut dapat juga diselingi dengan game yang sesuai dengan usia anggota keluarga. Dalam acara ini tidak diperkenakan memegang HP, semua fokus kepada acara bersama. Waktu keluarga yang dilakukan secara baik akan menghasilkan ikatan emosi yang kuat dan mendalam bagi setiap anggota keluarga.

Kesaksian

Dari tiga hal yang telah kita bahas di atas, ceritakan kesaksian Anda bagaimana dalam membangun keluarga yang kokoh. Sharingkan.

Kesimpulan dan saling mendoakan

Jadikanlah Tuhan Yesus sebagai dasar dalam membangun keluarga yang kokoh dengan mempraktekan kasih Tuhan dalam keluarga, memberikan teladan yang baik untuk anggota keluarga, dan saling mendukung satu dengan yang lain.

Tuhan Yesus memberkati.

Jadwal

  • 05 Juli: Materi COOL: Murid Yesus dan penganiayaan
  • 12 Juli: Materi COOL: Hidup dalam kemurahan hati dan takut akan Tuhan
  • 19 Juli: Materi COOL: Keluarga yang kokoh
  • 26 Juli: Doa Keliling