Article: 20230710/DV: Perbedaan antara revisi
k (upd) |
k (upd) |
||
Baris 2: | Baris 2: | ||
| namespace= Article | | namespace= Article | ||
| pagename= 20230710/DV | | pagename= 20230710/DV | ||
| title= Being ready for the new season | | title= ''Being ready for the new season'' | ||
| date= 2023-07-10 | | date= 2023-07-10 | ||
| name= HW | | name= HW |
Revisi terkini sejak 26 Juli 2023 01.54
Devosi | |
---|---|
Tanggal | 10 Juli 2023 |
Penulis | (HW) |
Artikel devosi lainnya | |
| |
|
Dan berfirmanlah Tuhan kepada Yosua: "Hari ini telah Kuhapuskan cela Mesir itu dari padamu." Itulah sebabnya nama tempat itu disebut Gilgal sampai sekarang.
Ketika semua raja orang Amori di sebelah barat sungai Yordan dan semua raja orang Kanaan di tepi laut mendengar, bahwa Tuhan telah mengeringkan air sungai Yordan di depan orang Israel, sampai mereka dapat menyeberang, tawarlah hati mereka dan hilanglah semangat mereka menghadapi orang Israel itu. Yosua 5:1
Dalam kitab Yosua pasal 5 ini, kita menemukan suatu kisah yang menarik. Di saat musuh orang-orang Israel ketakutan dan gentar, Tuhan tidak serta merta menyuruh orang Israel untuk maju menyerang bangsa Kanaan. Yang luar biasanya justru Tuhan membawa orang Israel ke lembah Gilgal dan menyuruh Yosua untuk menyunat orang Israel.
Saya percaya, lembah tentulah bukan tempat yang nyaman, lembah umumnya gelap, berair, sunyi, dingin, dan kerap kali banyak binatang-binatang yang berbahaya. Lembah Gilgal adalah tempat terendah di permukaan bumi - di sebelah Timur Yerikho, di sana lah Tuhan menyunat orang Israel.
Mungkin Saudara saat ini sedang berada dalam lembah kekelaman, Saudara tidak tahu apa yang harus dilakukan, segala sesuatunya nampak gelap, buruk dan salah. Saudara sedang dalam keadaan takut dan tertekan, dan seolah-olah tanpa pertolongan. Tahukah Saudara, terkadang Tuhan mengizinkan Saudara ada di titik terendah dalam hidup Saudara dengan satu tujuan, yaitu agar kita hanya berharap dan bergantung pada-Nya.
Di sinilah Tuhan menyunat hati kita dari segala keangkuhan, kesombongan, dari luka-luka masa lalu dan dari segala berhala yang mungkin selama ini kita andalkan. Tanpa kita sadari, Tuhan sedang melucuti "daun-daun pohon ara" yang selama ini kita pakai untuk menutupi "ketelanjangan" kita. Tuhan tidak mau kita berlindung di balik kekayaan kita, nama besar kita, kecantikan/ketampanan kita, atau bahkan pelayanan kita. Ia tidak mau kita berlindung di balik sesuatu yang fana dan palsu. Ia hanya mau identitas kita aman di dalam-Nya.
Saya percaya, sebentar lagi kita akan memasuki semester yang kedua di tahun ini, kita akan memasuki season yang baru. Ada perkara yang besar di depan kita. Ada tembok-tembok Yerikho yang tidak dapat dijatuhkan dengan kekuatan manusia. Ada tembok-tembok Yerikho yang hanya dapat dijatuhkan oleh kuasa Ilahi. Itulah sebabnya Tuhan merasa sangat perlu untuk menyunat hati kita.
Marilah kita responi masa-masa persiapan/masa-masa peremukan ini dengan penuh ketabahan dan anugerah yang dari Tuhan. Marilah di masa-masa seperti ini justru kita merendahkan diri di hadapan Tuhan, berdoa dan mencari wajah-Nya, serta berbalik dari jalan-jalan kita yang jahat, niscaya kita akan melihat kesembuhan dan terobosan pemulihan terjadi. Niscaya setelah itu kita akan melihat "raksasa demi raksasa" berjatuhan di depan kita. God bless You. (HW)
Dan berfirmanlah Tuhan kepada Yosua: "Hari ini telah Kuhapuskan cela Mesir itu dari padamu." Itulah sebabnya nama tempat itu disebut Gilgal sampai sekarang. (Yosua 5:9)