Article: 20230602/CLU: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
(baru)
 
kTidak ada ringkasan suntingan
 
Baris 64: Baris 64:
* 16 Jun: Materi COOL
* 16 Jun: Materi COOL
* 23 Jun: Doa
* 23 Jun: Doa
* 30 Jun: Evaluasi Materi COOL minggu pertama, kedua, dan ketiga
* 28 Jun: Nusantara Call Putaran Ketiga

Revisi terkini sejak 28 Juni 2023 13.07

Ada dua hal yang harus diperhatikan bagi generasi muda untuk pola penuaian jiwa yang dilakukan ke depan, yaitu simplicity dan humility.

... Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.

Zakharia 4:6

Pendahuluan

Bapa Rohani kita, Pdt Dr Ir Niko Njotorahardjo, dalam Menara Doa Pelayan Jemaat (MDPJ) bulan April 2023 yang lalu, menyampaikan pesan Tuhan: "Ada dua hal yang harus diperhatikan bagi generasi muda untuk pola penuaian jiwa yang dilakukan ke depan, yaitu simplicity dan humility."

Simplicity (kesederhanaan), menurut Merriam Webster Dictionary, salah satu artinya adalah keterusterangan dalam ekspresi, kejelasan dalam ekspresi. Bisa kita maknai: kualitas sikap hati yang sederhana, tidak susah ditebak, mudah dipahami, mudah dimengerti.

Sedangkan humility (kerendahan hati) adalah kemerdekaan/keterlepasan dari kebanggaan dan keangkuhan. Menurut Cambridge Dictionary, humility adalah sebuah perasaan atau sikap hati di mana kita tidak merasa memiliki sesuatu yang istimewa yang membuat kita lebih hebat dari yang lain.

Apakah kita sudah memiliki kesederhanaan dan kerendahan hati tersebut? Sharingkan.

Isi

Ada dua alasan utama yang kuat mengapa kita harus memiliki kesederhanaan dan kerendahan hati dalam penuaian jiwa, yaitu:

  1. Penuaian jiwa bukan jadi ajang untuk mencari popularitas kudus
  2. Selain bukan ajang mencari popularitas, juga bukan panggung untuk menunjukkan identitas diri kita. Penuaian jiwa terjadi karena Roh Kudus, kita beruntung jika masih diberikan kesempatan dan kepercayaan untuk menjadi rekan sekerja-Nya, namun demikian segala kemuliaan hanyalah bagi Dia.

    Rasul Paulus dengan inspirasi Roh Kudus menyampaikan kepada jemaat di Korintus (1 Korintus 3:6-9) dan bagi kita semua hari ini,

    Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan. Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama; dan masing-masing akan menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri. Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah.”

    Dari Firman Tuhan tersebut, Paulus menegaskan bahwa yang penting bukanlah yang menanam atau menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan. Bahkan jika ada 1 (satu) orang saja bertobat dan mengaku percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat, itu bukan karena kita melainkan Roh Kudus.

  3. Kita hanyalah hamba yang melakukan tugas yang harus dilakukan

  4. Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan." (Lukas 17:10)

    Tuhan Yesus memberikan sebuah pembelajaran yang sangat berharga melalui peristiwa ini. Terkait konteks tuan dengan hamba. Seorang hamba yang baru saja pulang dari ladang untuk membajak dan menggembalakan ternak, tidak mengharapkan tuannya berkata: mari segera makan. Sebaliknya dia harus melayani tuannya makan dan minum lebih dahulu, baru kemudian dia boleh makan dan minum.

    Bahkan seorang hamba tidak mengharapkan tuannya berterima kasih karena sang hamba telah melaksanakan tugasnya. Pembelajaran untuk memiliki sikap seperti ini yang akan mengingatkan kita terus untuk memiliki kerendahan hati dalam melayani. Kalaupun Tuhan mengurapi dan memakai pelayanan kita dengan luar biasa, sadarilah bahwa kita hanyalah hamba yang melakukan apa yang ditugaskan oleh tuan kita, Tuhan. Dengan demikian kita akan dijauhkan dari segala bentuk kesombongan atas pemakaian Tuhan dalam hidup kita.

    Kita akan senantiasa menyadari sebagaimana dinyatakan dalam Zakharia 4:6,

    ... Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan Roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.

Kesaksian

Apakah Bapak/Ibu/Saudara memiliki kesaksian bagaimana kita harus tetap sederhana dan rendah hati? Sharingkan.

Kesimpulan dan saling mendoakan

Segala sesuatu yang dapat kita lakukan adalah berasal dari Tuhan, oleh sebab itu kita kembalikan segala pujian dan kemuliaan hanya bagi Tuhan. Amin.

Jadwal

  • 02 Jun: Materi COOL
  • 09 Jun: Materi COOL
  • 16 Jun: Materi COOL
  • 23 Jun: Doa
  • 28 Jun: Nusantara Call Putaran Ketiga