Suplemen Diskusi COOL/2010-31: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
k (upd)
 
k (typo)
 
(1 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 8: Baris 8:
  | sebelumnya2  = [[Suplemen Diskusi COOL/2010-29|Waktu Allah]]
  | sebelumnya2  = [[Suplemen Diskusi COOL/2010-29|Waktu Allah]]


  | selanjutnya1 =  
  | selanjutnya1 = [[Suplemen Diskusi COOL/2010-32|Bersaksi dengan penuh kuasa]]
  | selanjutnya2 =  
  | selanjutnya2 = [[Suplemen Diskusi COOL/2010-33|Arti penting ketaatan]]


  | readmore = {{{readmore|}}}
  | readmore = {{{readmore|}}}
Baris 25: Baris 25:
Konteks dari ayat tersebut adalah perkataan Rasul Paulus yang ingin menjelaskan bahwa kuasa dan mujizat-mujizat yang terjadi dalam pelayanannya adalah untuk meneguhkan kesaksian Injil YESUS yang diberitakan. Itu bukan berasal dari dirinya tetapi harta yang ada di dalam dirinya, yaitu ROH KUDUS yang juga dalam hidup kita. Paulus membuat suatu analogi berpikir bahwa pada waktu itu apabila orang-orang ingin menyembunyikan/menyimpan harta bendanya maka ditaruh di bejana tanah liat agar terhindar dari pencuri dan juga kelembaban. Untuk bisa membuat harta itu terpancar maka bejana itu harus diremukkan dan dihancurkan. Diri kita sebagai orang percaya adalah bejana tanah liat yang di mana di dalamnya ada harta yang mulia yaitu '''Roh Allah''' (bacalah {{sabdaweb2v|I Korintus 6:19}}).
Konteks dari ayat tersebut adalah perkataan Rasul Paulus yang ingin menjelaskan bahwa kuasa dan mujizat-mujizat yang terjadi dalam pelayanannya adalah untuk meneguhkan kesaksian Injil YESUS yang diberitakan. Itu bukan berasal dari dirinya tetapi harta yang ada di dalam dirinya, yaitu ROH KUDUS yang juga dalam hidup kita. Paulus membuat suatu analogi berpikir bahwa pada waktu itu apabila orang-orang ingin menyembunyikan/menyimpan harta bendanya maka ditaruh di bejana tanah liat agar terhindar dari pencuri dan juga kelembaban. Untuk bisa membuat harta itu terpancar maka bejana itu harus diremukkan dan dihancurkan. Diri kita sebagai orang percaya adalah bejana tanah liat yang di mana di dalamnya ada harta yang mulia yaitu '''Roh Allah''' (bacalah {{sabdaweb2v|I Korintus 6:19}}).


Bagaimana caranya agar dalam kesaksian Injil yang kita beritakan maka harta rohani itu juga memancar dalam kehidupan dan pelayanan kita? Tidak ada cara lain maka bejana itu harus diremukkan. Apa saja yang harus diremukkan dalam diri kita untuk tidak menjadi penghambat harta rohani itu memancarkan kemuliaan-Nya ?
Bagaimana caranya agar dalam kesaksian Injil yang kita beritakan maka harta rohani itu juga memancar dalam kehidupan dan pelayanan kita? Tidak ada cara lain maka bejana itu harus diremukkan. Apa saja yang harus diremukkan dalam diri kita untuk tidak menjadi penghambat harta rohani itu memancarkan kemuliaan-Nya?


  | isi=
  | isi=
Baris 47: Baris 47:
<li>'''Kedagingan''' ({{sabdaweb2v|Galatia 5:16}})</li>
<li>'''Kedagingan''' ({{sabdaweb2v|Galatia 5:16}})</li>
<div class="licontent">
<div class="licontent">
Hidup dalam kedagingan menunjukkan suatu hidup yang bertentangan dengan kebenaran Firman atau berlawanan dengan kehidupan dalam Roh. ayat di atas merupakan perkataan Rasul Paulus kepada jemaat Galatia untuk menempatkan dirinya agar hidup dalam Roh. Hidup dalam daging menjadi penghalang untuk harta yang ada dalam bejana (hidup kita) memancarkan kemuliaan-Nya.
Hidup dalam kedagingan menunjukkan suatu hidup yang bertentangan dengan kebenaran Firman atau berlawanan dengan kehidupan dalam Roh. Ayat di atas merupakan perkataan Rasul Paulus kepada jemaat Galatia untuk menempatkan dirinya agar hidup dalam Roh. Hidup dalam daging menjadi penghalang untuk harta yang ada dalam bejana (hidup kita) memancarkan kemuliaan-Nya.


Perbuatan daging yang sering menghalangi, adalah:
Perbuatan daging yang sering menghalangi, adalah:

Revisi terkini sejak 5 Agustus 2010 02.22

Bejana yang memancarkan kemuliaan-Nya
Logo Cool.png
Suplemen Diskusi COOL
PeriodeAgustus 2010
MingguI (2010-31)
Sebelumnya
    Selanjutnya
      Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari ALLAH, bukan dari diri kami.” (II Korintus 4:7)

      Konteks dari ayat tersebut adalah perkataan Rasul Paulus yang ingin menjelaskan bahwa kuasa dan mujizat-mujizat yang terjadi dalam pelayanannya adalah untuk meneguhkan kesaksian Injil YESUS yang diberitakan. Itu bukan berasal dari dirinya tetapi harta yang ada di dalam dirinya, yaitu ROH KUDUS yang juga dalam hidup kita. Paulus membuat suatu analogi berpikir bahwa pada waktu itu apabila orang-orang ingin menyembunyikan/menyimpan harta bendanya maka ditaruh di bejana tanah liat agar terhindar dari pencuri dan juga kelembaban. Untuk bisa membuat harta itu terpancar maka bejana itu harus diremukkan dan dihancurkan. Diri kita sebagai orang percaya adalah bejana tanah liat yang di mana di dalamnya ada harta yang mulia yaitu Roh Allah (bacalah I Korintus 6:19).

      Bagaimana caranya agar dalam kesaksian Injil yang kita beritakan maka harta rohani itu juga memancar dalam kehidupan dan pelayanan kita? Tidak ada cara lain maka bejana itu harus diremukkan. Apa saja yang harus diremukkan dalam diri kita untuk tidak menjadi penghambat harta rohani itu memancarkan kemuliaan-Nya?
      1. Kesombongan (Yakobus 4:10)
      2. Kesombongan adalah penyebab banyaknya tokoh-tokoh dalam Alkitab jatuh ke dalam dosa, meninggalkan ALLAH, pelayanan, bahkan hidupnya makin menjauh dari TUHAN. Kesombongan menyebabkan kita ada dalam posisi mengandalkan diri sendiri, pengetahuan sendiri, pengalaman sendiri dan meninggalkan sifat kerendahan hati yang bergantung sepenuhnya kepada TUHAN.

        Hidup dengan pelayanan yang kering, tidak memberi dampak, tidak ada pengaruh, tidak ada urapan dan kuasa yang mengalir dalam hidup dan pelayanannya, maka kuasa dalam hidup dan perkataannya hilang bahkan hambar sehingga pelayanan dan hidupnya malah membuat masalah bagi orang lain.

        Agar kesaksian kita disertai dengan kuasa maka yang bersaksi harus meremukkan sifat kesombongan dari dalam diri dan hatinya, sombong atas kemampuannya, sombong atas:

        • Harta duniawi
        • Pekerjaan dan usahanya
        • Kerohaniannya yang merasa lebih dari yang lainnya
        • Pelayanannya yang lebih menonjol dari yang lainnya
        • Merasa mampu tanpa TUHAN dan orang lain

        Rendahkanlah dirimu maka TUHAN akan meninggikan engkau dengan menyatakan diri dan kuasa-Nya dalam kesaksian kita lewat kesembuhan, mujizat dan tanda-tanda yang ajaib. Semakin kita menunjukkan dan kebergantungan kepada TUHAN YESUS maka kuasa-Nya semakin dipercayakan untuk mengalir dalam hidup dan kesaksian Injil yang kita beritakan.

      3. Kedagingan (Galatia 5:16)
      4. Hidup dalam kedagingan menunjukkan suatu hidup yang bertentangan dengan kebenaran Firman atau berlawanan dengan kehidupan dalam Roh. Ayat di atas merupakan perkataan Rasul Paulus kepada jemaat Galatia untuk menempatkan dirinya agar hidup dalam Roh. Hidup dalam daging menjadi penghalang untuk harta yang ada dalam bejana (hidup kita) memancarkan kemuliaan-Nya.

        Perbuatan daging yang sering menghalangi, adalah:

        • Perbuatan yang mengutamakan diri sendiri
        • Perbuatan yang sia-sia dan jahat
        • Mudah tersinggung dan marah besar
        • Berpikir dan berbicara dari sudut yang negatif
        • Membiarkan dendam dan kebencian bertumbuh dalam hati
      Hal-hal di atas merupakan bagian kedagingan yang menghalangi hidup kita untuk memancarkan kuasa dan kemuliaan TUHAN melalui hidup dan pelayanan kita.

      Penutup

      Ingat dalam diri kita ada harta yang sangat berharga yaitu ROH ALLAH, dan biarlah ROH itu berkarya, bekerja melalui bejana yaitu hidup kita untuk membuat orang lain mengalami kasih, kuasa, kemuliaan KRISTUS. Hidup kita jadi alat TUHAN untuk mengimpartasikan kuasa dan kemuliaan-Nya dan nama-Nya ditinggikan sehingga kita memberi dampak yang baik dalam keluarga dan komunitas kita.

      Amin.

      Sumber