Suplemen Diskusi COOL/2010-28: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
k (typo)
k (Penggantian teks - " diatas " menjadi " di atas ")
 
(1 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 9: Baris 9:


  | selanjutnya1 = [[Suplemen Diskusi COOL/2010-29|Waktu Allah]]
  | selanjutnya1 = [[Suplemen Diskusi COOL/2010-29|Waktu Allah]]
  | selanjutnya2 =  
  | selanjutnya2 = [[Suplemen Diskusi COOL/2010-31|Bejana yang memancarkan kemuliaan-Nya]]


  | readmore = {{{readmore|}}}
  | readmore = {{{readmore|}}}
Baris 29: Baris 29:
Yerusalem dalam nats di atas dapat diartikan sebagai dalam ruang lingkup keluarga.  Ini adalah lingkaran yang paling dekat dengan kita dan tentunya kita ingin agar keluarga kita pun diselamatkan.  Tetapi menjadi saksi di dalam keluarga memiliki tantangannya sendiri.  Mungkin anggota keluarga kita sudah banyak yang lahir dengan status “Kristen” walaupun kehidupan rohaninya masih berupa ritual.  Pemahaman banyak orang saat ini, kalau mereka lahir dalam keluarga Kristen otomatis mereka menerima keselamatan ALLAH.  Ini tidak benar, karena setiap orang bertanggung-jawab atas pertobatannya masing-masing di hadapan ALLAH ({{sabdaweb2v|Wahyu 22:12; Roma 10:9-10}}).  Tantangan lainnya adalah masa lalu kita yang mungkin tidak “membanggakan” sebelum kita menerima YESUS sebagai TUHAN dan Juruselamat Pribadi, membuat perkataan kesaksian kita menjadi tidak “berkuasa” di tengah-tengah keluarga.
Yerusalem dalam nats di atas dapat diartikan sebagai dalam ruang lingkup keluarga.  Ini adalah lingkaran yang paling dekat dengan kita dan tentunya kita ingin agar keluarga kita pun diselamatkan.  Tetapi menjadi saksi di dalam keluarga memiliki tantangannya sendiri.  Mungkin anggota keluarga kita sudah banyak yang lahir dengan status “Kristen” walaupun kehidupan rohaninya masih berupa ritual.  Pemahaman banyak orang saat ini, kalau mereka lahir dalam keluarga Kristen otomatis mereka menerima keselamatan ALLAH.  Ini tidak benar, karena setiap orang bertanggung-jawab atas pertobatannya masing-masing di hadapan ALLAH ({{sabdaweb2v|Wahyu 22:12; Roma 10:9-10}}).  Tantangan lainnya adalah masa lalu kita yang mungkin tidak “membanggakan” sebelum kita menerima YESUS sebagai TUHAN dan Juruselamat Pribadi, membuat perkataan kesaksian kita menjadi tidak “berkuasa” di tengah-tengah keluarga.


Tantangan-tantangan diatas bukanlah sesuatu yang dapat kita atasi dengan kekuatan kita sendiri.  Kita membutuhkan sesuatu yang lebih besar dari kekuatan kita sendiri, itulah sebabnya kita membutuhkan kuasa ROH KUDUS agar kita mampu menjadi saksi TUHAN ditengah keluarga kita. Relakah engkau jika ada anggota keluarga kita yang tidak terselamatkan?
Tantangan-tantangan di atas bukanlah sesuatu yang dapat kita atasi dengan kekuatan kita sendiri.  Kita membutuhkan sesuatu yang lebih besar dari kekuatan kita sendiri, itulah sebabnya kita membutuhkan kuasa ROH KUDUS agar kita mampu menjadi saksi TUHAN ditengah keluarga kita. Relakah engkau jika ada anggota keluarga kita yang tidak terselamatkan?
</div>
</div>



Revisi terkini sejak 28 Oktober 2022 15.01

Saksi Tuhan
Logo Cool.png
Suplemen Diskusi COOL
PeriodeJuli 2010
MingguIII (2010-28)
Sebelumnya
    Selanjutnya
      “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau ROH KUDUS turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” (Kisah Para Rasul 1:8)
      Sebelum TUHAN YESUS naik ke Surga, IA memberikan perintah terakhir kepada murid-murid-Nya -- yang artinya kita juga – untuk kita pergi dan mewartakan kebaikan, kasih dan kemuliaan TUHAN kepada semua orang (baca bersama-sama Amanat Agung TUHAN di Matius 28:19-20). Tugas yang besar ini tentu tidak bisa dilaksanakan dengan kekuatan sendiri, itulah sebabnya TUHAN YESUS menjanjikan kuasa yang dari ROH KUDUS sehingga kita mampu untuk menjadi saksi-Nya di Yerusalem, Yudea, Samaria bahkan sampai ke ujung-ujung bumi.

      Kita semua mengerti dasar pemahaman mengapa kita membutuhkan kuasa untuk menjadi saksi-Nya, tetapi mari kita sekarang benar-benar lebih mendalami mengapa saat kita bersaksi demi nama-Nya, kita benar-benar membutuhkan kuasa-Nya.

      1. Menjadi saksi di Yerusalem (=keluarga)
      2. Yerusalem dalam nats di atas dapat diartikan sebagai dalam ruang lingkup keluarga. Ini adalah lingkaran yang paling dekat dengan kita dan tentunya kita ingin agar keluarga kita pun diselamatkan. Tetapi menjadi saksi di dalam keluarga memiliki tantangannya sendiri. Mungkin anggota keluarga kita sudah banyak yang lahir dengan status “Kristen” walaupun kehidupan rohaninya masih berupa ritual. Pemahaman banyak orang saat ini, kalau mereka lahir dalam keluarga Kristen otomatis mereka menerima keselamatan ALLAH. Ini tidak benar, karena setiap orang bertanggung-jawab atas pertobatannya masing-masing di hadapan ALLAH (Wahyu 22:12; Roma 10:9-10). Tantangan lainnya adalah masa lalu kita yang mungkin tidak “membanggakan” sebelum kita menerima YESUS sebagai TUHAN dan Juruselamat Pribadi, membuat perkataan kesaksian kita menjadi tidak “berkuasa” di tengah-tengah keluarga.

        Tantangan-tantangan di atas bukanlah sesuatu yang dapat kita atasi dengan kekuatan kita sendiri. Kita membutuhkan sesuatu yang lebih besar dari kekuatan kita sendiri, itulah sebabnya kita membutuhkan kuasa ROH KUDUS agar kita mampu menjadi saksi TUHAN ditengah keluarga kita. Relakah engkau jika ada anggota keluarga kita yang tidak terselamatkan?

      3. Menjadi saksi di Yudea (=saudara-saudara seiman)
      4. Kehidupan anak-anak TUHAN pun tidak luput dari fase-fase “padang gurun”. Kita semua masih membutuhkan penerimaan, peneguhan dan penguatan. Menjadi saksi bagi saudara-saudara seiman artinya memberikan juga kekuatan dan peneguhan bagi saudara-saudara seiman dengan kita, ketika mereka membutuhkannya. Berikanlah kesaksian yang menguatkan bagaimana TUHAN bekerja dalam kehidupan kita. Kesaksian kita bisa saja adalah bukti bagaimana TUHAN melakukan mukjizat dan pemulihan, dan bisa juga bagaimana TUHAN memberikan ketenangan, damai sejahtera, kemampuan tidur nyenyak di malam hari walaupun badai persoalan nampaknya tidak pernah berlalu dalam kehidupan kita.

        Salah satu tantangan yang sering dihadapi oleh saudara-saudara seiman, adalah keengganan untuk bersekutu ketika permasalahan timbul. Kecenderungan manusia adalah menarik diri ketika masalah muncul dalam hidupnya. Itulah sebabnya ketika salah saudara kita dalam COOL tidak hadir dalam pertemuan, kita semua hendaknya mencari tahu apa yang terjadi, karena bisa saja saudara kita itu sedang menghadapi masalah. Beberapa orang mungkin berkata bahwa orang itu lebih baik dibiarkan sendiri (takut tersinggung, dsb) tetapi percayalah, di dalam diri setiap manusia, ketika mereka sendiri bergumul dalam masalah, mereka sangat merindukan adanya companionship/orang lain yang dapat menemani mereka melewati masalah tersebut (Pengkhotbah 4:9-10). Kuasa ROH KUDUS akan memberi kita hikmat sehingga apa yang kita ucapkan akan menjadi berkat, peneguhan dan kekuatan bagi saudara-saudara kita yang sedang menghadapi masalah.

      5. Menjadi saksi di Samaria dan sampai ke ujung bumi (=mereka yang tidak seiman/bangsa-bangsa lain)
      6. TUHAN YESUS datang segera. Sebagai murid-murid-Nya inilah waktunya kita bergerak lebih lagi untuk menjangkau jiwa-jiwa (tips: COOLer buatlah rencana penginjilan bersama COOL, sebagaimana telah diajarkan dalam Modul B.3 Handbook COOLer). Menjadi saksi-Nya bagi orang-orang yang tidak seiman ataupun bangsa-bangsa lain tentu memiliki tantangan berbeda. Beberapa orang mungkin tersinggung, bahkan mungkin saja mencemooh dan mencoba konflik secara fisik dengan Anda. Tetapi menjadi saksi TUHAN bagi orang-orang yang tidak seiman bukanlah hal yang mustahil dilaksanakan. Ya, itu akan mustahil dengan kekuatan Anda sendiri, tetapi dengan kekuatan dari TUHAN (kuasa ROH KUDUS) maka tidak ada yang mustahil bagi orang percaya.

      Peneguhan

      Menjadi saksi TUHAN membutuhkan kuasa ROH KUDUS. Kuasa itulah membuat kita berani dan juga bertindak dengan hikmat ketika kita berdiri menjadi saksi-Nya. Kalau TUHAN sudah menjanjikannya, pasti Ia akan memberikan kuasa itu. Mari kita sebagai anak-anak TUHAN menerima kuasa itu sehingga kita bisa menjadi saksi-Nya di keluarga kita, diantara teman-teman kita seiman bahkan kepada mereka yang belum beriman kepada TUHAN YESUS.

      Sumber