Khotbah: 20120708-0600/SR: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
Leo (bicara | kontrib)
k Penggantian teks - "| summary =" menjadi "| longsummary= <!-- 4-5 kalimat --> | summary= <!-- 2-3 kalimat --> | shortsummary= <!-- 1 kalimat -->"
Leo (bicara | kontrib)
k Penggantian teks - "| name= Sutadi Rusli↵" menjadi "| name= Sutadi Rusli | type= pesangembala "
 
(1 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 7: Baris 7:
| completename= Pdt Sutadi Rusli
| completename= Pdt Sutadi Rusli
| name= Sutadi Rusli
| name= Sutadi Rusli
| type= pesangembala
| event= Ibadah Raya
| event= Ibadah Raya
| date= 2012-07-08
| date= 2012-07-08
Baris 13: Baris 14:
| city= Bogor
| city= Bogor


| foto = Sutadi Rusli-20120708-3x4.jpg
| illustrationA5 = Sutadi Rusli-20120708-3x4.jpg
| illustration16x9= Sutadi Rusli-20120708.jpg
| illustration16x9= Sutadi Rusli-20120708.jpg



Revisi terkini sejak 6 September 2024 06.59

Shalom, saya percaya setiap pribadi berbahagia dan diberkati Tuhan. Tidak terasa kita sudah ada dalam bulan Juli 2012, rasanya waktu berlalu begitu cepat. Saudara yang dikasihi Tuhan, saya mau mengingatkan kembali pesan Tuhan dalam ulang tahun ke-17 GBI Danau Bogor Raya, untuk setahun ke depan, yaitu sebuah tema dari Yesaya 6:8. Tuhan bertanya kepada Nabi Yesaya, "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Nabi Yesaya menjawab, "Ini aku, utuslah aku!"

Saya perlu mengingatkan ini terus karena menjadi sesuatu yang Tuhan taruh dalam hati saya, untuk kita setiap Gereja Tuhan, pribadi lepas pribadi, tahu panggilan hidup kita, yaitu diutus Tuhan untuk memenangkan jiwa bagi kemuliaan nama Tuhan! Tuhan mau sebanyak-banyaknya orang percaya di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.

My Home: Adopsi lingkungan Anda!

Dalam World Prayer Assembly, 14-18 Mei 2012 yang lalu, ada hamba-hamba Tuhan yang membagikan mengenai program My Home. Saya menangkap mengenai program ini dan kemudian dalam Ibadah Raya Minggu, 10 Juni 2012 yang lalu, saya mengajak setiap jemaat untuk mengambil tanggung jawab, mengadopsi dan membawa dalam doa setiap tempat-tempat yang ada. Ada antusiasme yang begitu besar, dan sampai minggu lalu, sudah ada 800 orang yang mengisi form-form yang ada. Kalau ada di antara Saudara yang belum mendengar atau belum mengisi form komitmen My Home ini, mari saya undang semua untuk turut mengisi, dan biarlah daerah tempat tinggal Saudara boleh dimenangkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus.

Mungkin di daerah Saudara ada kejahatan-kejahatan, kemacetan yang luar biasa, bahkan kita tidak tahu lagi apa yang harus dikerjakan dengan lingkungan kita. Mari adopsi daerah Saudara, bawa dalam doa Saudara setiap hari, baik dalam doa pribadi maupun doa keluarga, untuk mendoakan tempat yang Saudara adopsi ini. Segalanya bagi kemuliaan nama Tuhan, apa yang tidak mungkin bagi kita, adalah mungkin bagi Tuhan.

Ada sebuah kesaksian dari pelayan jemaat GBI Gunung Putri. Kalau Saudara pernah ke sana, untuk menuju ke GBI Gunung Putri ada dua jalan, yang pertama melalui bawah jembatan tol, dan satunya melalui jalan setapak. Rupanya di jalan setapak tersebut, saya belum pernah melalui jalan itu, ada sebuah warung "remang-remang". Bukan lampunya 5 watt, tapi remang-remang dalam tanda kutip, merupakan tempat yang tidak baik. Waktu jemaat Gunung Putri menangkap mengenai adopsi ini, mulailah mereka mendoakan jalan setapak itu setiap kali ke gereja. Sambil berjalan, mereka mendoakan jalanan itu. Dan minggu lalu, salah satu pelayan jemaat bersaksi ketika dalam doa bersama, warung yang tadinya itu tidak tersentuh, sekarang sudah mulai digoyang aparat. Kita percaya warung itu akan segera dibongkar dalam nama Tuhan Yesus Kristus!

Demikian juga GBI Cisarua yang bergumul untuk daerah yang luar biasa "ngga benernya". Jemaat Cisarua mengadopsi daerah itu, dan kita percaya daerah Cisarua akan segera dimenangkan bagi kemuliaan nama Tuhan!

Ayo adopsi tempat tinggal Saudara, tempat usaha, tempat studi, di mana pun Saudara berada. Setiap pagi, saya dan keluarga mendoakan daerah tempat kami tinggal. Kita percaya semua bagi kemuliaan Tuhan, akan terjadi perubahan yang luar biasa.

Mari berkomitmen untuk mengadopsi daerah-daerah Saudara. Sekretariat Kantor Gereja memiliki bagian khusus untuk meng-input setiap data yang Saudara berikan. Kita akan bisa memetakan daerah mana yang sudah diambil, diduduki anak-anak Tuhan, daerah mana yang sudah dibawa dalam doa, dan mana yang belum. Kalau ada kekosongan, kita dapat melakukan sesuatu. Pada waktu seluruh kota Bogor dan sekitarnya sudah dipenuhi dengan api doa, pujian, dan penyembahan, maka kota Bogor akan dimenangkan bagi kemuliaan nama Tuhan!

Tidak diam hanya dalam gereja kita saja, saya juga melangkah ke Sinode-Sinode lain, untuk bersama-sama berdoa sehingga ketika setiap orang kudus berdoa, kita akan melihat mujizat Tuhan terjadi.

Tanggung jawab: Pelajaran dari kehidupan Yunus

Saudara, Nabi Yesaya serta merta berkata, "Ini aku, utuslah aku!" Tapi kalau kita pelajari, ada satu nabi juga dalam Perjanjian Lama yang tidak meresponi seperti Nabi Yesaya. Padahal dia juga diutus oleh Tuhan, tapi berkelit dengan luar biasa. Biarlah ini menjadi contoh bagi kita agar kita jangan melakukan hal yang sama.

Yunus 1:1-3, Datanglah firman TUHAN kepada Yunus bin Amitai, demikian: "Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka, karena kejahatannya telah sampai kepada-Ku." Tetapi Yunus bersiap untuk melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN; ia pergi ke Yafo dan mendapat di sana sebuah kapal, yang akan berangkat ke Tarsis. Ia membayar biaya perjalanannya, lalu naik kapal itu untuk berlayar bersama-sama dengan mereka ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN.

Saudara yang dikasihi Tuhan, ada 3 hal penting dari kisah Nabi Yunus.

#1 Jangan jauh dari Tuhan!

Yang pertama yang saya garis bawahi adalah dalam ayat ke-3. Tetapi Yunus bersiap untuk melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN; ia pergi ke Yafo dan mendapat di sana sebuah kapal, yang akan berangkat ke Tarsis. Ia membayar biaya perjalanannya, lalu naik kapal itu untuk berlayar bersama-sama dengan mereka ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN.

Dalam satu ayat yang sama, ada dua hal yang diulang kembali yaitu jauh dari hadapan TUHAN. Rupanya ketika disuruh Tuhan, Yunus lari sehingga jauh dari Tuhan.

Kita setiap minggu beribadah di tempat ini, tapi bisa saja kita jauh dari Tuhan. Sepertinya ada di gereja, tetapi Saudara sebetulnya jauh dari Tuhan. Adam dan Hawa ada di Taman Eden, tapi mereka jauh dari Tuhan, melakukan dosa. Saudara yang dikasihi Tuhan, coba renungkan, apakah kita ada di tempat ini, tapi kita sudah jauh, melarikan diri dari Tuhan, hanya formalitas saja. Kita sudah tidak lagi mengandalkan Tuhan, tidak lagi melakukan Firman Tuhan. Bahkan Pendeta sekalipun, bisa jauh dari Tuhan!

Kurang lebih 3 bulan yang lalu, ada sepasang suami-istri di sekitar kota Bandung secara khusus minta ketemu dengan saya. Rupanya keduanya mau melaporkan kepada saya mengenai seorang Pendeta, dalam posisi saya sebagai Ketua BPD Jawa Barat yang membawahi, membapaki, sekitar 1500 pendeta GBI di seluruh Jawa Barat. Mereka datang dengan maksud agar saya menegur Pendeta yang bersangkutan. Tentu saya bertanya kepada mereka kenapa saya sebagai Bapa Rohani harus menegur yang bersangkutan. Mereka pun bercerita, satu kali kedua suami-istri itu bertengkar hebat dan mereka pun konseling kepada hamba Tuhan tersebut, karena rasanya perselisihan sudah begitu memuncak. Mereka sungguh-sungguh sangat kaget dan merasa harus melaporkan, karena Pendeta tersebut memberikan saran yang sangat bertolak belakang dengan Firman Tuhan. Bahkan saran itu tidak pernah terpikirkan sekalipun mereka sedang berselisih, yaitu mereka disuruh bercerai! Saudara bayangkan, bagaimana mungkin ada Pendeta suruh jemaatnya bercerai!

Saya mau ingatkan, tidak ada perceraian dalam pernikahan orang-orang percaya! Waktu saya dengar itu, saya sedih, rupanya walaupun Pendeta, bahkan bukan Pendeta baru, tapi bisa saja saran ataupun keputusan-keputusan yang dilakukannya adalah keputusan yang jauh daripada Tuhan!

Kalau kita renungkan, kenapa Yunus bisa jauh dari Tuhan?

  1. Rupanya pertama, biang segalanya yaitu dosa! Yunus merasa berdosa, karena disuruh Tuhan tapi tidak melakukan. Disuruh pergi ke Niniwe, tapi dia tidak lakukan. Ada rasa berdosa dalam hidupnya, ada sesuatu yang rasanya salah dalam hidupnya. Dia takut ketemu Tuhan, dia takut melihat wajah Tuhan. Waktu ada seseorang berbuat salah kepada kita, Saudara pasti lihat, seringkali orang itu menghindari dari kita. Entah itu malu, takut, segala macam, perasaan bersalah. Demikian juga Yunus, ketika dia merasa bersalah, dia tidak bisa ketemu Tuhan. Biarlah kita bereskan dosa itu di hadapan Tuhan dan mengalami pemulihan di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.
  2. Yunus kecewa. Yunus merasa Niniwe itu kan musuhnya Israel, isinya orang jahat semua, kenapa disuruh pergi ke sana? Kenapa bukan ke tempat lain? Dia kecewa. Biarlah kita semua mengasihi satu sama lain, jangan ada yang kecewa.
  3. Daya tarik dunia. Tarsis rupanya dulu adalah kota perdagangan, berbicara akan dunia, akan cinta akan uang. Dia lari ke Tarsis menuju kepada dunia. Yunus lebih tertarik kepada daya tarik dunia, jauh daripada Tuhan. Apa yang membuat pelayanan Saudara jauh dari Tuhan? Mungkin Saudara segan berdoa, membaca Firman Tuhan, karena sibuk cari duit terus. Cari duit tidak bakalan habis! Kerjaan tidak ada habisnya, terus saja. Bahkan Iblis dorong kita cari terus-cari terus. Saudara yang dikasihi Tuhan, kita harus berhenti. Kita harus punya waktu untuk Tuhan. Saudara harus punya untuk berhenti, break. Satu minggu itu 7 hari. Hari yang ketujuh Tuhan berhenti, istirahat, ambil Sabat. Dalam satu minggu itu Saudara juga harus berhenti. Ayo duduk di bawah kaki Tuhan, istirahat, menikmati apa yang sudah Tuhan berkati. Tapi kadang kita tidak terima, kita ambil juga hari ketujuh, lama-lama bisa sakit karena duit melulu yang dicari. Mari biarlah kita tahu kapan kita harus berhenti dan kapan kita harus terus.

#2 Jangan menghakimi!

Saudara, kalau kita pelajari dari kisah Yunus, dia itu marah kepada Tuhan. Ketika dia disuruh ke Niniwe, dia lari ke Tarsis dan di tengah-tengah, dia minta dibuang ke tengah laut dan ditangkap seekor ikan besar. Singkat cerita, dalam proses itu Yunus pun bertobat. Kemudian kedua kalinya dia disuruh lagi pergi ke Niniwe. Dia disuruh menyatakan ke Niniwe bahwa kalau mereka tidak bertobat, maka akan dijungkirbalikkan oleh Tuhan.

Yunus akhirnya pergi ke Niniwe, mungkin dia pikir lakukan saja apa yang Tuhan suruh. Yunus katakan ke Niniwe, "Ayo kamu semua bertobat! Kalau tidak, nanti Tuhan hukum Niniwe!" Rupanya dari Raja sampai rakyatnya semua ramai-ramai bertobat dan diselamatkan. Dan waktu Yunus dengar kabar bahwa orang-orang Niniwe bertobat, diselamatkan Tuhan, Yunus marah sama Tuhan, protes sama Tuhan. Sebenarnya dia tidak mengira bahwa Tuhan memberikan keselamatan bagi orang-orang Niniwe, dia protes sama Tuhan. Kalau kita jujur pagi ini, saya juga jujur di hadapan Tuhan, kalau ada orang yang merugikan Saudara, bikin kecewa Saudara, orang yang bikin marah Saudara, menusuk Saudara dari belakang, tetapi lalu Tuhan berkati, Saudara marah atau tidak? Pasti rasanya kita marah. Itu dulu, amin!

Orang yang menyakiti, merugikan kita, kalau dia mengalami sesuatu, kita pasti bilang sukurin, kita maunya dia jadi rugi, dan lain-lain. Itu manusiawi. Tapi lihat, bagaimana kasih Tuhan! Orang Niniwe ini membunuh orang-orang Israel, menyerang orang Israel, merugikan orang-orang Israel, tapi luar biasa, Tuhan tidak lihat itu. Kalau kita renungkan, ini benar-benar kasih Tuhan yang tidak terbatas, kasih agape, padahal Israel adalah umat yang terpilih. Tapi ketika Niniwe diingatkan dan mau bertobat, Tuhan mau menyelamatkan mereka.

Waktu ada orang mencelakakan kita, lalu Tuhan berkati, kita tidak bisa protes, karena itu adalah hak Tuhan!

Matius 7:1-5, perikopnya Hal menghakimi,

"Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu." Amin.

Selumbar adalah serpihan kayu. Begitu kecil. Dan jujur, kita lebih mudah melihat kekurangan orang, biarpun kecil sekali.

Padahal, Tuhan bilang, jangan membunuh. Lalu kita bunuh orang, itu dosa atau bukan? Dosa! Tuhan bilang jangan kuatir, lalu kita kuatir. Itu dosa! Jangan menghakimi, lalu kita menghakimi. Dosa! Ngomongin kejelekan orang, dosa apa tidak? Dosa!

Mari sudahi, jangan bicarakan lagi, jangan lihat lagi kesalahan orang lain. Itu kesalahan kecil. Sebetulnya di mata Saudara, ada balok yang lebih besar yang kita tidak lihat. Kekurangan kita tidak terlihat, tapi kekurangan orang kita lihat. Saya pernah kenal seseorang, kalau sudah mengritik bisa dari jam 6 pagi sampai 6 sore. Tapi kalau dia sendiri dikasih tanggung jawab, tidak bisa mengerjakan. Tong kosong nyaring bunyinya!

Ada pepatah, kuman di seberang laut kelihatan, tapi gajah di pelupuk mata tidak kelihatan. Ini peringatan untuk kita, janganlah mudah menghakimi kesalahan orang lain. Kita tahu kita tidak lebih baik dari orang-orang lain, sama saja di hadapan Tuhan. Saudara belum tentu lebih baik dari kiri-kanan Saudara, dari suami-istri Saudara, dari rekan-rekan Saudara. Saya belum tentu lebih baik daripada Saudara! Kita semua hanya diangkat oleh anugerah Tuhan. Amin! Mulai hari ini jangan saling menghakimi satu sama lain karena itu sungguh tidak berkenan di hadapan Tuhan.

Tuhan katakan, hai orang munafik! Kalau kita dengar kata munafik, ternyata itu artinya adalah orang yang lebih memperhatikan kesalahan orang lain sekecil apapun, dibandingkan dengan kekurangan dia sendiri. Saya mau himbau setiap orang percaya, jangan jadi orang munafik, tapi biarlah kita jadi orang yang berkenan di hadapan Tuhan.

#3 Jangan lupa menginjil!

Hari-hari ini, kita didorong menjadi saksi Yesus di mana pun kita berada. Arti nama Yunus adalah merpati. Saat Olimpiade, yang dilepaskan itu burung merpati. Di Vatikan, saat ada Paus, dilepaskan burung merpati. Kalau orang menikah, yang dilepaskan adalah burung merpati. Bukan burung gagak!

Ada beberapa hal dan sifat-sifat yang khusus dari burung merpati:

  • Rupanya burung merpati adalah lambang perdamaian. Saudara, kalau mau jadi saksi Kristus, ke mana pun diutus Tuhan, Saudara harus membawa damai. Amin! Sejak tahun 1980-an kita selalu memberikan salam Shalom Aleichem. Biarlah seluruh pembicaraan kita ada dalam damai sejahtera. Kalau kita sudah buka dengan shalom, tapi ribut, berarti Saudara tidak membawa damai sejahtera, percuma saja kata-kata Shalom itu!
  • Merpati juga adalah unggas yang tidak memiliki empedu. Berbicara bahwa burung merpati merupakan gambaran orang yang tidak punya pahit hati. Jangan ada kepahitan dalam hidup kita.
  • Burung merpati juga adalah burung yang setia. Dari berbagai unggas, biasanya jantannya satu, betinanya bisa banyak. Tapi merpati, jantan satu, betinanya satu! Kalau kita pikir, ada orang yang kalah sama burung merpati.
  • Burung merpati, di bawa ke mana saja, selalu balik kembali lagi. Tapi, ada orang Kristen lupa pulang ke rumahnya! Bukan cuma jemaat, bahkan pendeta juga ada yang begitu. Saudara yang dikasihi Tuhan, biarlah hidup kita jadi saksi bagi kemuliaan nama Tuhan!

Dengan kebenaran-kebenaran yang ada dalam hidup kita, maka ke mana pun Saudara pergi, Saudara sedang membawa nama Yesus. Biarlah kita bisa berkata bahwa di dalam saya ada Yesus Kristus dan orang lain pun ketika melihat kita, bisa mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.

Amin.