Ayo Saat Teduh/12/23: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
Leo (bicara | kontrib)
baru
 
Leo (bicara | kontrib)
k Penggantian teks - "| judul =" menjadi "| title="
 
Baris 1: Baris 1:
{{unified info | templatetype=saatteduh
{{unified info | templatetype=saatteduh
   | image=
   | image=
   | judul = Panggilan Yesus untuk berdoa dengan tidak jemu-jemu (1)
   | title= Panggilan Yesus untuk berdoa dengan tidak jemu-jemu (1)
   | bulan = 12
   | bulan = 12
   | hari = 23
   | hari = 23

Revisi terkini sejak 2 Mei 2023 04.55

Tetaplah berdoa. (1 Tesalonika 5:17)

Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu… Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? (Lukas 18:1, 7)

Berdoa dengan tidak jemu-jemu adalah cara untuk memiliki persekutuan yang benar dengan Allah sumber segala kasih karunia. Yesus memanggil para pengikutnya untuk hidup dalam doa ketika Ia menyampaikan sebuah perumpamaan yang membedakan antara hakim manusia yang tidak takut Tuhan dengan Allah, hakim yang benar dan adil.

Pesan utama Yesus dalam perumpamaan ini adalah agar kita tetap berdoa dengan tidak jemu-jemu. “Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu.” Perumpamaan yang Yesus sampaikan adalah mengenai seorang janda yang diperlakukan dengan tidak benar yang meminta tolong kepada seorang hakim yang jahat. Pada awalnya, hakim tersebut sama sekali tidak memiliki keinginan sedikitpun untuk menolong janda ini. Namun, ketika janda ini terus menerus meminta tolong, hakim ini akhirnya menyerah dan menolong janda ini. “Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun, namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku” (Lukas 18:4-5). Hakim yang jahat ini menolong bukan karena motivasi belas kasihan atau karena takut kepada Tuhan. Ia melakukannya karena tidak ingin terus menerus diganggu. Yesus kemudian membuat perbedaan dengan motivasi kudus Allah yang maha kasih, yang pasti segera menolong umat-Nya yang tidak jemu-jemu memanggil nama-Nya. “Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya?” Oleh karena itu Tuhan Yesus menasihatkan agar kita tetap berdoa dengan tidak jemu-jemu.

Panggilan Yesus agar kita hidup dalam doa adalah berdasarkan teladan-Nya sendiri.

  • “Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana” (Markus 1:35). Sejak awal dari catatan pelayanan Yesus, kebiasaan doa-Nya sudah dicatat. Beberapa kali Yesus sudah bangun sebelum fajar untuk berdoa kepada Bapa-Nya.
  • Di saat lain, Yesus berdoa semalaman. “Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah” (Lukas 6:12).
  • Selain itu, Yesus juga berdoa di muka umum.
    • “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil” (Matius 11:25).
    • “Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu” (Lukas 9:16).
    • “Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku. Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku” (Yohanes 11:41-42).
Jika Yesus, Anak Allah saja senantiasa berdoa, demikian pula dengan kita, kita harus memiliki kehidupan doa yang tidak jemu-jemu.

Doa

Yesus Tuhanku, aku ingin taat kepada panggilan-Mu untuk tetap berdoa dengan tidak jemu-jemu. Aku ingin mengikuti teladan-Mu yaitu senantiasa berdoa, baik secara pribadi maupun di muka umum. Amin.