Ayo Saat Teduh/08/11: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
(baru)
 
k (Penggantian teks - "| judul =" menjadi "| title=")
 
(1 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{unified info | templatetype=saatteduh
{{unified info | templatetype=saatteduh
   | image=
   | image=
   | judul = Janji-janji yang berharga dan yang sangat besar
   | title= Janji-janji yang berharga dan yang sangat besar
   | bulan = 08
   | bulan = 08
   | hari = 11
   | hari = 11

Revisi terkini sejak 2 Mei 2023 03.10

Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar. (2 Petrus 1:4)

Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." (Matius 4:19)

Seperti kita sudah lihat bersama, iman adalah sikap yang benar terhadap janji-janji Allah. Mari kita sekarang kembali merenungkan janji-janji Allah yang indah. Begitu indah sehingga Alkitab menulis bahwa janji-janji tersebut: “yang berharga dan yang sangat besar.” Janji-janji Allah sangatlah besar. Akar kata bahasa Yunani dibalik ungkapan “sangat besar” adalah ‘megitos’ yang juga agar kata dari kata bahasa Inggris ‘mega’. Kata Mega sering digunakan sebagai awalan untuk mengungkapkan sesuatu teramat sangat besar, misalnya ‘mega-city’ yang berarti sebuah kota yang sangat besar, atau ‘mega-bomb’ yang berarti sebuah bom yang berkekuatan sangat dahsyat. Janji-janji Allah juga “berharga.” Tidak ternilai. Melebihi semua harta di seluruh dunia ini.

Salah satu dari “janji yang berharga dan yang sangat besar” berkaitan dengan panggilan Yesus untuk menjadi murid-Nya. Panggilan ini adalah sebuah undangan untuk datang dan mengikuti dia. “Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku.” Tuhan Yesus ingin agar manusia hidup bertumbuh bersama Dia. Ia ingin agar kita membangun persekutuan yang intim dengan Dia. kepada semua orang yang dengan rendah hati memusatkan perhatian mereka setiap hari di dunia ini untuk mencari Dia, Yesus memberikan janji ini. “Kamu akan Kujadikan.” Saat kita mengikuti Dia, kita yakin bahwa Ia akan menggenapi janji-Nya untuk menjadikan kita sesuai dengan kehendak-Nya. Yesus sedang berbicara kepada “penjala ikan.” Yesus berjanji akan menjadikan mereka “penjala manusia.” “Mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia” (Lukas 5:10).

Hal yang harus digarisbawahi di sini adalah bahwa Yesus berjanji akan mengubah mereka. Dalam situasi ini, Yesus berbicara mengenai perubahan dari penjala ikan, sebuah pekerjaan nelayan yang bersifat sementara, menjadi penjala manusia, yaitu pekerjaan yang bersifat kekal. Sesungguhnya, dalam situasi apa pun, Yesuslah yang kita andalkan untuk menjadi pengubah hidup. Luar biasa jika kita melihat apa yang manusia, termasuk orang percaya, rela lakukan untuk mencoba mengubah hidup mereka. Mulai dari mengikuti program pelatihan, terapi yang bersifat humanistis, mengikuti orang-orang pintar dan guru-guru dari berbagai penjuru dunia, atau bahkan membuat sederet janji kepada Tuhan bahwa akan melakukan lebih baik atau berusaha lebih keras lagi. Namun, semuanya tidak akan berhasil. Rencana Allah untuk transformasi hidup adalah dengan percaya kepada janji-Nya. “Kamu akan Kujadikan.” Tuhan ingin menjadi sumber dan penyebab dari hidup yang berubah. “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus” (Efesus 2:10).

Benar, hanya oleh kasih karunia Allah, perubahan hidup bisa terjadi melalui iman kepada janji-janji-Nya. Jika kita mau dengan rendah hati mengejar sebuah persekutuan yang semakin intim dengan Tuhan, Ia berjanji untuk menjadikan kita sesuai dengan kehendak-Nya.

Doa

Tuhan Yesus, terima kasih karena kesabaran-Mu bagiku sepanjang hidupku, melewati semua usaha sia-siaku untuk mengubah hidupku sendiri. Ingatkanlah aku senantiasa untuk mencari wajah-Mu, karena aku tahu aku dapat mengandalkan Engkau untuk mengubah aku sesuai dengan kehendak-Mu. Amin.

Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar. (2 Petrus 1:4)

Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." (Matius 4:19)

Seperti kita sudah lihat bersama, iman adalah sikap yang benar terhadap janji-janji Allah. Mari kita sekarang kembali merenungkan janji-janji Allah yang indah.