Diperkuat dalam Iman akan janji-janji Allah

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan. (Roma 4:20-21)

Iman adalah sikap yang benar terhadap janji-janji Allah. dan iman kepada janji-janji Allah dapat bertumbuh dari hari ke hari, tahun ke tahun. Ayat-ayat renungan hari ini menolong kita agar dapat diperkuat dalam iman akan janji-janji-Nya.

Sangat sering terjadi ketika situasi yang kita alami membuat kita ragu akan janji-janji Allah. Inilah yang terjadi kepada Abraham mengenai anak yang dijanjikan Tuhan yaitu Ishak. Adalah sangat jelas dalam janji-janji-Nya yang pertama kepada Abraham bahwa suatu waktu ia akan memperoleh keturunan. “Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar” (Kejadian 12:2). Segera sesudah itu, Tuhan menjanjikan bahwa tanah yang Tuhan sediakan untuk Abraham akan dimiliki oleh keturunannya. “Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu” (Kejadian 12:7). Tahun berganti tahun, namun anak yang dijanjikan belum datang juga. Akhirnya, seorang anak laki-laki dijanjikan dengan spesifik. “Orang ini (Eliezer, hamba Abraham) tidak akan menjadi ahli warismu, melainkan anak kandungmu, dialah yang akan menjadi ahli warismu” (Kejadian 15:4). Namun sekali lagi, tahun-tahun berlalu tanpa kedatangan anak yang dijanjikan.

Ketika Abraham mendekati umur seratus tahun, Allah mengulangi janji-janji-Nya, di mana harus ada kelahiran keturunan Abraham agar dapat dipenuhi. “Ketika Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman kepadanya: "Akulah Allah yang Mahakuasa… Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau, dan Aku akan membuat engkau sangat banyak… Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun” (Kejadian 17:1-2, 7). Waktu kembali berlalu. Sekali lagi Tuhan menyatakan janji-Nya perihal keturunan Abraham. “Sara, isterimu, akan mempunyai seorang anak laki-laki” (Kejadian 18:10). Pada titik ini, Alkitab mencatat sesuatu yang secara alamiah mustahil terjadi ketika janji tersebut dipenuhi. “Adapun Abraham dan Sara telah tua dan lanjut umurnya dan Sara telah mati haid” (Kejadian 18:11).

Namun demikian, “Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya.” Bagaimana iman Abraham dapat bertumbuh? Situasi yang dia alami dapat memberikan banyak alasan untuk ragu: “Tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup” (Roma 4:19). Abraham memusatkan perhatiannya kepada kemampuan Tuhan yang sudah menjanjikan keturunan kepadanya, dan Abraham menjadi yakin: “Dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.”

Doa

Ya Tuhanku, di tengah-tengah segala situasiku yang membuat ragu, tolong aku agar dapat memusatkan perhatianku kepada kemampuan-Mu yang tak terbatas untuk menggenapi segala yang telah Engkau janjikan kepada umat-Mu. Amin.

Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan. (Roma 4:20-21) Iman adalah sikap yang benar terhadap janji-janji Allah. dan iman kepada janji-janji Allah dapat bertumbuh dari hari ke hari, tahun ke tahun. Ayat-ayat renungan hari ini menolong kita agar dapat diperkuat dalam iman akan janji-janji-Nya.