"Ujian" tanah perjanjian (Bagian 1)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
"Ujian" tanah perjanjian (Bagian 1)
Logo Cool.png
Suplemen Diskusi COOL
PeriodeApril 2010
MingguIV (2010-16)
Sebelumnya
    Selanjutnya
      Ulangan 11:8-12, 13-21, 22-25,
      Ketaatan mendatangkan berkat,
      ketidaktaatan mendatangkan kutuk

      "Jadi kamu harus berpegang pada seluruh perintah yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya kamu kuat untuk memasuki serta menduduki negeri, ke mana kamu pergi mendudukinya, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu untuk memberikannya kepada mereka dan kepada keturunan mereka, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. Sebab negeri, ke mana engkau masuk untuk mendudukinya, bukanlah negeri seperti tanah Mesir, dari mana kamu keluar, yang setelah ditabur dengan benih harus kauairi dengan jerih payah, seakan-akan kebun sayur. Tetapi negeri, ke mana kamu pergi untuk mendudukinya, ialah negeri yang bergunung-gunung dan berlembah-lembah, yang mendapat air sebanyak hujan yang turun dari langit; suatu negeri yang dipelihara oleh TUHAN, Allahmu: mata TUHAN, Allahmu, tetap mengawasinya dari awal sampai akhir tahun.

      Jika kamu dengan sungguh-sungguh mendengarkan perintah yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, sehingga kamu mengasihi TUHAN, Allahmu, dan beribadah kepada-Nya dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, maka Ia akan memberikan hujan untuk tanahmu pada masanya, hujan awal dan hujan akhir, sehingga engkau dapat mengumpulkan gandummu, anggurmu dan minyakmu, dan Dia akan memberi rumput di padangmu untuk hewanmu, sehingga engkau dapat makan dan menjadi kenyang. Hati-hatilah, supaya jangan hatimu terbujuk, sehingga kamu menyimpang dengan beribadah kepada allah lain dan sujud menyembah kepadanya. Jika demikian, maka akan bangkitlah murka TUHAN terhadap kamu dan Ia akan menutup langit, sehingga tidak ada hujan dan tanah tidak mengeluarkan hasil, lalu kamu lenyap dengan cepat dari negeri yang baik yang diberikan TUHAN kepadamu. Tetapi kamu harus menaruh perkataanku ini dalam hatimu dan dalam jiwamu; kamu harus mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu. Kamu harus mengajarkannya kepada anak-anakmu dengan membicarakannya, apabila engkau duduk di rumahmu dan apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun; engkau harus menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu, supaya panjang umurmu dan umur anak-anakmu di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu untuk memberikannya kepada mereka, selama ada langit di atas bumi.

      Sebab jika kamu sungguh-sungguh berpegang pada perintah yang kusampaikan kepadamu untuk dilakukan, dengan mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya dan dengan berpaut pada-Nya, maka TUHAN akan menghalau segala bangsa ini dari hadapanmu, sehingga kamu menduduki daerah bangsa-bangsa yang lebih besar dan lebih kuat dari padamu. Setiap tempat yang diinjak oleh telapak kakimu, kamulah yang akan memilikinya: mulai dari padang gurun sampai gunung Libanon, dan dari sungai itu, yakni sungai Efrat, sampai laut sebelah barat, akan menjadi daerahmu. Tidak ada yang akan dapat bertahan menghadapi kamu: TUHAN, Allahmu, akan membuat seluruh negeri yang kauinjak itu menjadi gemetar dan takut kepadamu, seperti yang dijanjikan TUHAN kepadamu.

      Perjalanan bangsa Israel keluar dari perbudakan Mesir dan menuju tanah perjanjian, kerap dijadikan sebagai pembelajaran dalam kehidupan orang percaya. Banyak dari kita yang familiar dengan fase padang-gurun dalam perjalanan bangsa Israel, dan kita pun seringkali merefleksikan fase tersebut dengan fase padang-gurun dalam kehidupan kita sendiri. Dalam fase padang-gurun, hal-hal ini mungkin terjadi: kekeringan secara finansial, kekeringan secara rohani, kejenuhan, tidak terjadi perkembangan, dan sebagainya. Melalui kisah bangsa Israel, kita belajar bahwa yang terpenting ketika kita melewati fase padang-gurun adalah bahwa kita memberikan respons yang tepat, yaitu:

      • Taat kepada semua Firman/petunjuk yang TUHAN berikan.
      • Mengucap syukur atas segala sesuatu.
      • Percaya pada janji TUHAN, yaitu bahwa destiny hidup kita bukanlah di padang-gurun, melainkan masuk Tanah Perjanjian, yaitu kehidupan yang dipulihkan dan penuh kelimpahan.

      Generasi pertama yang keluar dari Mesir gagal dalam memberikan ketiga respons di atas ketika di padang gurun, kecuali Yosua dan Kaleb. Sebagai akibatnya, generasi itu tidak menikmati susu dan madu di tanah perjanjian. Sebaliknya, generasi berikutnya yang lahir di padang-gurun, bersama Yosua dan Kaleb, merekalah yang menikmati janji-janji ALLAH. Tetapi memasuki tanah perjanjian, ternyata tidak dapat dilakukan begitu saja, namun ada syarat yang harus diikuti pula, karena sebenarnya di tanah perjanjian, ujian kehidupan masih berlanjut. Ingatlah, bahwa semua kehidupan kita di dunia ini adalah fana dan hanyalah persiapan untuk kehidupan kekal dan sempurna yang TUHAN janjikan kepada kita.

      Sebelum memberikan alih tampuk kepemimpinan kepada Yosua, Musa mengulang apa yang telah selama ini diajarkan dan dikatakan oleh TUHAN kepada Israel, sebagaimana salah satunya ditulis dengan sangat baik dalam Ulangan 11. Ingatlah akan hal ini: Tanah Perjanjian adalah suatu fase hidup yang sangat berbeda dengan Mesir maupun padang-gurun (Ulangan 11:10), karenanya bagaimana kita menjalani hidup kita di tanah perjanjian juga berbeda dengan saat kita melewati fase padang-gurun. Fokus dan kehidupan di tanah perjanjian – yaitu fase Pemulihan dan Kelimpahan – sangat berbeda dengan padang-gurun. Jika kita tidak peka atau mengerti akan hal ini, dapat membuat kita jatuh ke dalam kutuk dan bukannya berkat.

      Mari terlebih dahulu kita lihat apa yang TUHAN sediakan di tanah perjanjian, atau fase Pemulihan dan Kelimpahan, bagi kita:

      1. Lanjut umur di tanah/hidup yang TUHAN sendiri sediakan bagi kita (ayat 9)
      2. Kekayaan yang dapat diteruskan kepada keturunan kita (ayat 9)
      3. Hidup yang dipenuhi kelimpahan (ayat 9)
      4. Mendapatkan air/berkat yang murni yang berasal dari TUHAN (ayat 11)
      5. Kehidupan yang diawasi, dipantau dan dijaga langsung oleh TUHAN (ayat 12)
      6. Dapat menikmati hasil jerih payah (ayat 14)
      7. Menjadi berkat bagi banyak orang, bahkan hewan sekalipun (ayat 15)
      8. Dihalaunya musuh-musuh hidup kita (ayat 23)
      9. Pekerjaan/pelayanan kita tidak ada yang sia-sia (ayat 24)
      10. Tidak ada yang dapat melawan/menjelek-jelekkan kita (ayat 25)

      Diskusi

      Dapatkah anda menemukan janji-janji ALLAH yang lain yang terkandung dalam bacaan kita diatas? Sudahkah anda mengalaminya? Bagikanlah kisah anda.

      Perhatikanlah, ayat-ayat di atas tidak berbicara mengenai kehidupan di surga kelak, tetapi kehidupan di Bumi. Luar biasa bukan? Bagaimana supaya hal ini dapat terjadi, kuncinya terletak pada ayat 8, 13, dan 22 (baca lagi). Semuanya senada, yaitu agar kita berpegang pada perintah TUHAN dengan sungguh-sungguh. Ketika kita berpegang sungguh pada perintah TUHAN yaitu dengan hidup di dalam-Nya dan mengasihi-Nya dengan segenap hati, maka kita kuatkan untuk menduduki negeri/tanah perjanjian/hidup Pemulihan dan Kelimpahan.

      Mengapa ayat-ayat tersebut di atas diulang-ulang terus? Karena tanah perjanjian, atau fase kehidupan yang dipenuhi pemulihan dan kelimpahan, juga mengandung ujian-nya tersendiri. Apa saja hal itu?

      1. Melupakan/tidak peduli akan kebenaran Firman TUHAN.

      Sangat mudah apabila seseorang diberkati melimpah, lambat-laun ia akan lupa bahwa segala sesuatu yang ia terima dalam hidupnya adalah karena anugerah dan berkat TUHAN semata. Prinsip bahwa segala sesuatu berasal dari TUHAN, untuk TUHAN, dan kembali untuk TUHAN (Roma 11:36) tidak boleh dilupakan oleh anak-anak TUHAN ketika IA memberkati berlimpah-limpah. Oleh anugerah TUHAN-lah kita dimampukan untuk bekerja dengan baik, melayani dengan optimal dan menghasilkan buah-buah. Semua karena DIA!

      Ketika mempelajari sejarah, bangsa Israel akhirnya dikalahkan oleh banyak bangsa-bangsa lain pada masa raja-raja Israel, semua itu disebabkan karena mereka melupakan dan tidak peduli lagi kepada TUHAN. Perintah-Nya tidak dijalankan, bahkan mereka menyembah ilah-ilah lain. Akibatnya? Apa yang sebenarnya TUHAN janjikan kepada mereka – kalau saja mereka taat – tidak pernah sepenuhnya dinikmati.

      Kalau sampai hari ini anda berkata bahwa dengan tidak menjalankan perintah TUHAN-pun hidup anda sudah diberkati, ingatlah baik-baik bahwa hari-hari itu semakin sempit. TUHAN YESUS segera datang, dan IA akan menghakimi dunia berdasarkan kebenaran firman-Nya; apakah kita hidup di dalam-Nya atau tidak. Jangan juga engkau menjadi sombong dan mengatakan bahwa kalau hidupmu sukses semua karena semata hasil kerja kerasmu. Ketika anda sedang bekerja, melayani atau apapun juga, janganlah melupakan Firman TUHAN. Hidup di dalamnya, terapkan dalam keseharianmu, sehingga dengan demikian janji TUHAN digenapi dalam hidupmu.

      Peneguhan (bagian 1)

      Ada pendapat populer yang mengatakan bahwa kalau memang TUHAN benar-benar mengasihi kita, IA tidak akan merepotkan kita dengan berbagai peraturan dan ketetapan. Ini adalah pendapat yang sangat melenceng: justru karena TUHAN begitu mengasihi kita dan ingin memberkati kita berlimpah-limpah, maka IA memberikan firman-Nya (bahkan diri-Nya sendiri) pada kita. Sama seperti orang-tua yang sayang kepada anaknya, demikian ALLAH menetapkan nilai-nilai yang harus kita ikuti agar perjalanan hidup kita berlanjut sampai tua, diberkati dan beruntung. Peganglah sungguh firman TUHAN.

      Setiap janjiMu TUHAN, kusimpan dalam lubuk hatiku
      Lewati setiap masalah, tiap tetes airmata dalam hidupku
      JanjiMu menopang hidupku, kasihMu menuntun langkahku dalam setiap waktu..
      Penolongku yang aku percaya

      (Ref) Trima kasih buat kasih setiaMu
      PenyertaanMu sempurna, janjiMu tak pernah terlambat menolongku
      Trima kasih, ku bertrima kasih
      Buat kasih setiaMu di dalam hidupku

      Sumber