Ketidakpercayaan penghalang janji Tuhan

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
Ketidakpercayaan penghalang janji Tuhan
Logo Cool.png
Suplemen Diskusi COOL
PeriodeApril 2010
MingguIII (2010-15)
Sebelumnya
    Selanjutnya
      Demikianlah kita lihat, bahwa mereka tidak dapat masuk oleh karena ketidakpercayaan mereka. (Ibrani 3:19)
      Rasul Paulus menulis ayat tersebut dalam konteks bahwa "orang-orang Israel yang mendengar janji TUHAN akan masuk dan menduduki Tanah Perjanjian atau tanah yang penuh dengan susu dan madu" tetapi tidak dapat meraih dan mengalami janji TUHAN oleh karena mereka tidak mempercayai bahwa mereka bersama dengan TUHAN mampu dan sanggup untuk mengalami kegenapan janji TUHAN. Tahun ini kita juga mendengar akan janji TUHAN tentang Pemulihan dan Kelimpahan, tetapi janji itu dapat hilang atau tidak terjadi dalam diri kita jika kita memposisikan diri terhadap janji tersebut sebagai orang yang tidak mempercayai bahwa janji itu dapat tergenapi.

      Realitas menunjukkan bahwa orang Israel yang lahir di Mesir mereka tidak mengalami janji TUHAN sepenuhnya kecuali Yosua dan Kaleb sekeluarga serta generasi yang lahir di padang gurun mengalami kegenapan janji TUHAN. Pertanyaannya, mengapa mereka tidak percaya?

      Ada beberapa penyebab yang membuat orang ada dalam posisi ketidakpercayaan:

      1. Janji TUHAN diukur dengan kekuatan pribadi (Bilangan 13:31)
        Kalau kita membaca ayat tersebut maka orang Israel melihat halangan orang-orang Kanaan yang harus dilewati terhadap janji TUHAN dengan mengukur kemampuan atau kekuatannya sehingga posisi mereka lebih lemah, rapuh dan tidak dapat mengalahkan halangan yang merintangi janji TUHAN.
        Berapa banyak diantara orang Kristen yang melihat rintangan terhadap janji TUHAN dan mengukurnya dengan kekuatan sendiri dan berkata: mereka lebih kuat, lebih besar dan lebih sulit daripada apa yang mampu kita lakukan?
        Pola pikir yang keliru karena berpusat kepada kekuatan dan kemampuan diri sendiri akan membuat kita ragu dan mempertanyakan apakah kita mampu menembus rintangan untuk meraih janji TUHAN akan pemulihan dan kelimpahan. Ketidakpercayaan oleh karena membandingkan apa yang TUHAN janjikan dengan diukur oleh kekuatannya sendiri menjadi penhalang meraih semua janji TUHAN.
      2. Janji TUHAN diukur dengan skill atau kecakapan pribadi (Bilangan 13:32)
        Seringkali kemampuan kapasitas dalam diri kita dipakai untuk mengukur seberapa dapat untuk meraih janji TUHAN. Perhatikan Yeremia 17:5-6, TUHAN sudah mengingatkan bahwa mengandalkan diri sendiri hanya akan mendatangkan bahaya. Janji TUHAN akan tergenapi berdasarkan pada kemampuan dan kapasitas TUHAN, bukan pada kemampuan diri kita yang terbatas. Andalkan kemampuan TUHAN yang sanggup membawa kita untuk menembus kemustahilan yang tidak dapat dijangkau dan dibayangkan oleh manusia.
        Ketidakpercayaan terhadap janji TUHAN oleh karena cara meraihnya dengan mengukur kapasitas dan kemampuan pribadi, akan menyebabkan ketidakpercayaan pada diri kita akan janji TUHAN yang dapat tergenapi.

      Kesimpulan

      Pengalaman kegagalan dari bangsa Israel menjadi penbelajaran bagi kita, bahwa ketidakpercayaan terhadap janji TUHAN menjadi penghalang untuk terealisasinya janji TUHAN. Ada suatu pernyataan "Bagi orang yang ingin maju mengambil hal-hal yang positif dari orang lain bukan merupakan hal yang memalukan." Belajar dengan baik dari kegagalan Israel membuat kita lebih bijak.

      Jangan ragu, bimbang dan tidak percaya terhadap janji TUHAN karena diukur dengan kekuatan dan kemampuan pribadi, yakinkan diri kita TUHAN mampu dan sanggup merealisasikan janji-Nya atas kita.

      Sekalipun aku dalam lembah kelam
      Kutak takut sebab KAU besertaku
      Sekalipun badai topan datang menerpa
      Kutak gentar sebab KAU disisiku

      (Ref) Aku percaya, berkatMu atasku melimpah
      Kebajikan, kemurahan selalu mengikutiku
      Kupuji, kusembah KAU TUHAN

      Sumber