Menjaga lidah

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
Menjaga lidah
Logo WBI WOW.png
Materi COOL Wanita
PeriodeSeptember 2013
MingguIV (2013-39)
Sebelumnya
Selanjutnya
    Unduh PDF
    “Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.” (Amsal 18:21)

    Sesuatu yang menarik terjadi saat Pentakosta yang pertama terjadi di Yerusalem dua ribu tahun yang lalu. Para murid-murid sedang menanti-nantikan apa yang Tuhan Yesus janjikan, yaitu turunnya Roh Kudus atas mereka. Ketika hadirat-Nya turun dan murid-murid mendapatkan Baptisan Roh Kudus, maka seperti yang kita tahu bahwa mereka mulai berkata-kata dalam bahasa yang baru, yaitu bahasa roh. Bahasa roh adalah tanda awal dari Baptisan Roh Kudus.

    Pernahkah Anda berpikir mengapa saat pencurahan Roh Kudus terjadi, justru tanda awal yang Tuhan tentukan adalah melalui lidah/perkataan/mulut kita? Mengapa Tuhan tidak memberikan tanda lain sebagai Baptisan Roh Kudus dan hanya berbahasa roh? Karena lidah adalah sesuatu yang sangat vital bagi manusia. Lidah (perkataan, baik verbal maupun tulisan) sangat menentukan apakah kehidupan yang dijalankan manusia dapat berjalan mulus atau tidak.

    Ingatlah, lidah atau perkataan memiliki dua kuasa:

    1. Lidah memiliki kuasa untuk memberi hidup atau menghancurkan hidupmu sendiri (Amsal 21:23)
    2. Di dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa merasakan dan mengerti dari pernyataan diatas. Misalnya: seseorang ditentukan dapat diterima di suatu pekerjaan atau tidak, pada akhirnya sangat bergantung pada hasil wawancara ("interview") dengan calon pimpinannya. Di dalam kehidupan rohani-pun demikian; Tuhan bukan hanya mencari orang yang percaya dalam hatinya, tetapi juga yang mau mengaku melalui mulutnya bahwa Yesus adalah Tuhan dan IA hidup. Baca bersama-sama dan perhatikanlah Roma 10:9-10.
    3. Lidah memiliki kuasa untuk memberi hidup atau menghancurkan hidup orang lain (Amsal 12:18)
    4. Kita seringkali menganggap remeh apa yang kita perkatakan; kita anggap biasa atau semata-mata karena "gurauan". Tetapi faktanya banyak sekali perasaan sakit hati, pertengkaran, dendam dan sebagainya terjadi semata-mata karena ada perkataan salah yang diucapkan oleh seseorang kepada orang lain. Jika kata-kata tidak memiliki kuasa, maka kita tidak membutuhkan Healing Movement Camp hari-hari ini. Lidah sangat berkuasa, entah itu untuk memberikan semangat, penguatan kepada orang lain atau dapat digunakan untuk menghancurkan orang lain. Hati-hati gunakan mulut kita.

    Diskusi

    Membahas hal-hal di atas, menurut Anda dapatkah manusia mengontrol lidahnya? Dapatkah manusia mengontrol perkataannya? Jika ya mengapa, jika tidak mengapa? Setelah itu bukalah Yakobus 3:8.

    Kesimpulan

    Para wanita Allah! ! Manusia dengan kekuatannya sendiri tidak akan bisa mengontrol mulutnya, tetapi manusia dengan kekuatan dari Roh Kudus akan dimampukan untuk mengontrol lidahnya. Perhatikan baik-baik: apa yang dikeluarkan dari mulut kita selalu menjadi pilihan kita untuk mengutarakannya atau tidak. Perbedaannya adalah, tanpa Roh Kudus maka kecenderungan manusia adalah selalu mengeluarkan kata-kata yang berasal dari kedagingannya, terutama ketika berhadapan dengan hal-hal yang sulit. Saat kita dipenuhi oleh Roh Kudus maka Ia memberikan kepada kita kemampuan ("kuasa") untuk menentukan apa yang hendak kita utarakan. Sebelum dipenuhi dan dikuasai oleh Roh Kudus, maka apa yang ada dalam isi hati manusia dan yang keluar dari situ adalah kedagingannya. Pencurahan Roh membawa pembaharuan dalam hati manusia dan karenanya yang meluap dari mulutnya adalah juga yang berkenan kepada Roh Kudus. Saling mendoakan! Dan minta ampun dari Tuhan untuk perkataan yang telah terlanjur kita ucapkan dan itu melukai orang lain.

    Sesuatu yang menarik terjadi saat Pentakosta yang pertama terjadi di Yerusalem dua ribu tahun yang lalu. Para murid-murid sedang menanti-nantikan apa yang Tuhan Yesus janjikan, yaitu turunnya Roh Kudus atas mereka.