Hidup dalam kasih

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
Hidup dalam kasih
Logo WBI WOW.png
Materi COOL Wanita
PeriodeJuni 2013
MingguI (2013-23)
Sebelumnya
Selanjutnya
    Unduh PDF
    Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya. (1 Yohanes 4:20)

    Pendahuluan

    Wanita Allah yang dikasihi Tuhan, kita tahu bahwa mengasihi orang yang baik dengan kita itu mudah. Namun mengasihi orang yang jahat dengan kita, orang yang tidak setujuan, orang yang sifat atau karakternya tidak baik dengan kita pastinya lebih sulit. (Matius 5:46) berkata: “Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? ”

    Wanita Allah, memang mengasihi orang yang tidak mengasihi kita agak sulit namun jangan menjadikan kesulitan itu sebagai alasan untuk tidak melakukan kebenaran firman Tuhan. Mungkin kita sebagai wanita tidak diperlakukan baik oleh orang yang dekat dengan kita seperti mertua, ipar, adik, kakak, bahkan suami kita namun hal tersebut jangan sampai membuat kita tidak melakukan firman Tuhan ini. Karena apabila kita tidak dapat mengasihi/membenci orang yang kita lihat di depan mata maka kita juga disamakan seperti seorang pendusta. Sudah dapat dipastikan bahwa sebenarnya kita juga tidak sedang mengasihi Tuhan.

    Isi

    Ada beberapa ciri orang yang hidup dalam kasih Allah, yakni:

    1. Ia berbuat baik kepada siapa saja (Matius 5: 46-47)
    2. Wanita Allah, orang dunia memilih-memilih orang kepada siapa saja ia ingin baik. Bahkan mereka berkata: Apabila seseorang itu baik terhadap saya, maka saya bisa lebih baik terhadap orang itu, tapi apabila orang itu jahat terhadap saya maka saya pun dapat lebih jahat terhadap orang itu. Wanita, Tuhan tidak mengajarkan hal tersebut. Ia berkata melalui Firman-Nya, “Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! ” (Roma 12:17)
    3. Ia menerima orang itu apa adanya (Yohanes 8:10-11)
    4. Wanita ingatlah bahwa kita tidak dapat mengubah orang lain, namun yang bisa kita ubah ialah diri kita sendiri. Dan biarlah melalui perubahan pada diri kita, orang lain pun diubahkan. Belajarlah melalui kisah anak bungsu di mana sang Bapa tetap menerima anak bungsunya walaupun ia telah jatuh dalam berbagai dosa. Saat anak datang kembali kepada Bapa untuk meminta ampun, Bapanya langsung berlari menghampiri dan memeluk anaknya yang terhilang itu. Bapa menerima anaknya kembali, apa adanya ia tetap dikasihi Bapanya (Lukas 15:20). Ibrani 10:17 berkata “... dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka."
    5. Ia memiliki perkataan yang penuh kasih (Kolose 3:16)
    6. Wanita, orang yang hidup dalam kasih Allah pastinya ia memiliki perkataan yang penuh kasih. Kita tahu bahwa sebuah perkataan itu punya kuasa. Kuasa untuk memberkati bahkan kuasa untuk mengutuk. Namun, yang Tuhan Yesus ajarkan ialah agar setiap kita memiliki perkataan yang dapat membangun bahkan memberkati, perkataan yang penuh kasih terhadap seorang akan yang lain. Mari saat ini coba kita renungkan, perkataan seperti apa saja yang sudah keluar dari mulut kita. Apakah perkataan yang membangun, memberkati, perkataan positif ataukah perkataan yang menjatuhkan, perkataan yang penuh dengan sungut-sungut, kekecewaan, keputusasaan atau kebencian? Mari Wanita Allah, ambillah keputusan untuk mengubah perkataan kita. Biarlah perkataan yang keluar itu hanya untuk memberkati bahkan membangun, memberi semangat, mendorong, menguatkan bahkan menghidupkan. Karena setiap perkataan yang keluar dari mulut harus dapat kita pertanggungjawabkan di hadapan Tuhan. “Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman.” (Matius 12: 36)
    7. Suka mengampuni (Matius 18:21-22)
    8. Hidup dalam kasih Allah berarti kita suka mengampuni. Belajar dari Tuhan Yesus, dalam keadaan kesakitan yang amat sangat, Ia masih sanggup memberi pengampunan. Ia berkata, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Tubuh-Nya sudah penuh dengan darah, daging-Nya sudah tercabik-cabik namun Ia tetap sanggup untuk mengampuni.

    Kesimpulan

    Wanita Allah, kita tahu bahwa rasa sakit yang kita alami masih jauh, tidak seperti yang Tuhan Yesus alami. Oleh sebab itu, kalau Tuhan Yesus saja bisa, maka kita pun pasti bisa mengampuni. Karena ada Roh Allah yang akan memampukan kita untuk mempunyai kasih sehingga sanggup untuk mengampuni. Apapun penderitaan kita, belajarlah mengikuti teladan Tuhan Yesus. Ia pernah katakan dalam Firman-Nya, agar kita mengampuni saudara kita yang bersalah 70 kali 7 kali artinya tidak terbatas. Sharing-kan dan saling mendoakan. Tuhan Yesus memberkati.

    Wanita Allah yang dikasihi Tuhan, kita tahu bahwa mengasihi orang yang baik dengan kita itu mudah. Namun mengasihi orang yang jahat dengan kita, orang yang tidak setujuan, orang yang sifat atau karakternya tidak baik dengan kita pastinya lebih sulit.