Berbicara dan memberi saran

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
Berbicara dan memberi saran
Logo WBI WOW.png
Materi COOL Wanita
PeriodeMei 2013
MingguIV (2013-22)
Sebelumnya
Selanjutnya
    “Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.” (Amsal 18:21)

    Pendahuluan

    Wanita Allah, kita diciptakan sebagai penolong yang baik untuk suami. Tentu seorang penolong harus memiliki pengetahuan agar yang ditolong dapat dilayani dengan baik. Wanita, seringkali didapati kita sebagai isteri dalam memberi saran atau masukan sepertinya memperlihatkan kita lebih pintar dari mereka. Namun ternyata kita harus tetap memperhatikan etika yaitu cara-cara penyampaian kata-kata dan isi dari perkataan itu sendiri agar kita tidak memberi kesan mengajari, mendikte atau memerintah bahkan jangan sampai perkataan kita menjerumuskan suami atau siapa pun dalam hal-hal negatif. Karena dalam perkataan itu ada kuasa. Suami yang mendengar perkataan kita bisa saja secara sadar atau tidak sadar mereka melakukan apa yang kita perkatakan. Oleh sebab itu, berhati-hatilah dalam berbicara atau memberi saran kepada suami. Karena kita rindu agar rencana Allah dapat terwujud dalam kehidupan keluarga kita.

    Isi

    Kita akan mempelajari beberapa isteri yang berbicara/memberi saran dan membawa pengaruh negatif kepada para suaminya.

    1. Hawa-Berbicara dalam ketidaktahuannya (Kejadian 3:6)
    2. Dalam firman Tuhan, memang tidak dikatakan bahwa Hawa berbicara kepada Adam secara verbal. Namun apabila diperhatikan dengan seksama maka terlihat bahwa Hawa berbicara secara nonverbal/ dengan bahasa tubuh/isyarat. Kejadian 3:6b, “….. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.” Kata “diberikannya” merupakan suatu bentuk bahasa tubuh Hawa memegang buah sambil mengulurkan tangan yang ada buahnya kepada Adam. Hal ini dilakukan Hawa dalam ketidakmengertian atau ketidaktahuan mengenai Firman Tuhan tentang Pohon kehidupan itu. Oleh sebab itu, Wanita Allah apabila kita tidak tahu persis tentang sesuatu hal jangan dulu memberi saran/masukan kepada suami kita karena dapat menimbulkan dampak negatif bukan hanya untuk suami tapi bisa berdampak untuk diri kita pribadi bahkan keluarga.
    3. Sarah-Memberi saran dalam ketidakpercayaannya (Kejadian 16:2)
    4. Sarah memberi masukan agar Abraham dapat menikahi Hagar. Padahal Sara tahu dan telah mendengar bahwa Tuhan sudah menjanjikan Abraham akan mempunyai anak kandung dari dirinya untuk menjadi ahli warisnya (Kejadian 18:10). Namun ternyata Sara tidak percaya perkataan Tuhan saat ia melihat kenyataan dirinya (Kejadian 18:11-15). Dan ketidakpercayaannya ini mempengaruhi perkataannya pada saat ia memberi saran pada Abraham.
    5. Istri Ayub-Memberi saran dalam kepahitannya (Ayub 2:9)
    6. Keadaan yang dialami Ayub dan seisi rumahnya membuat respons isteri Ayub menjadi negatif. Ia berusaha untuk mempengaruhi Ayub bahkan mengutuki agar Ayub mati saja. Di sini kita melihat bahwa perkataan yang dilontarkan sang isteri adalah perkataan yang penuh dengan kepahitan karena perkara yang terjadi dalam hidup dan seisi keluarganya, semua yang ia miliki, anak-anak, bahkan harta benda habis tak tersisa. Kepahitan yang dialami ingin ia sebarkan kepada Ayub. Dan memang Ayub tidak mengutuki Tuhan, tapi Ayub mengutuki hari kelahirannya. Ia menyesal kalau ia sudah dilahirkan (Ayub 3:1). Terlihat bahwa ada pengaruh dari perkataan isteri Ayub bagi Ayub sendiri.

    Wanita Allah! Hati-hati dengan hatimu. Apabila ada hal-hal yang belum beres dalam hati, segala bentuk akar kepahitan harus dibereskan. Agar perkataan yang keluar dari hati kita semuanya membangun, memberkati, memberi semangat dan memuliakan nama Tuhan. Ingat apa yang diucapkan mulut meluap dari hati (Lukas 6:45b).

    Selain itu, apabila kita mengalami keadaan tidak baik, janganlah salahkan Tuhan ataupun orang lain. Belajar untuk bersyukur dan milikilah kerendahan hati saat melewati proses.

    Penutup

    Wanita Allah, nasihat, saran, motivasi, sangat diperlukan oleh seorang suami. Oleh sebab itu, sebagai penolong perlu memperhatikan apa yang kita katakan, cara berkata bahkan situasi yang ada. Semuanya harus tepat, agar kita dapat mendorong, memberi semangat, memberi ketenangan, jalan keluar bagi suami dan anak-anak kita serta memuliakan nama Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.

    Wanita Allah, kita diciptakan sebagai penolong yang baik untuk suami. Tentu seorang penolong harus memiliki pengetahuan agar yang ditolong dapat dilayani dengan baik.