Konseling (Pelayanan Jemaat)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Konseling adalah suatu usaha bersama konselor dan konseli dalam menangkap suatu masalah atau memahami sesuatu bersama-sama dan pada akhirnya menolong konseli untuk menyadari/memahami dirinya di dalam Kristus, yang dapat membangun gambar diri, menumbuhkan iman, memberikan wawasan baru dan hidup baru dalam Kristus Yesus, sehingga mampu melihat dan menghargai kehidupan sebagai anugerah dari Tuhan.

1. Bagaimana proses konseling itu?

  1. Berdasarkan kesadaran konseli untuk menetapkan atau memutuskan konseling bagi dirinya! Bukan suatu unsur intimidasi atau pemaksaan dari konselor.
  2. Buat jadwal konseling. Kapan, di mana, dan berapa lama konselingnya.
  3. Siapkan “FORMULIR KONSELI” untuk data bagi konselor, identitas konseli, keluarga, pekerjaan, dan status terkini dari konseli yang dapat dipergunakan di kemudian hari sebagai evaluasi perkembangan konseli.
  4. Jangan merasa diri kuat dan sok rohani. Dalam hal ini, sebagai konselor jangan merasa diri lebih kuat dan lebih rohani dari konseli. Semuanya harus diarahkan kepada Tuhan, bukan kepada pribadi konselor.
  5. Dalam konseling, sebaiknya dilakukan dengan cara: konselor pria mengkonseling konseli pria, dan konselor wanita mengkonseling konseli wanita.

2. Apa yang harus dipersiapkan dalam konseling?

  1. Hati yang jujur, tulus, dan penuh belas kasihan.
  2. Motivasinya adalah Allah yang menghendaki agar tidak seorang pun binasa melainkan diselamatkan.

  3. Doa puasa.
  4. Konselor harus mendisiplinkan dirinya dalam doa dan puasa, meningkatkan hubungan yang intim dengan Tuhan.

  5. Banyak mendengar daripada banyak berkata-kata.
  6. Jangan suka memotong pembicaraan konseli, harus dapat menguasai diri, biarkan konseli menceritakan persoalan/pergumulannya, sambil diarahkan kepada yang sehat dan benar.

  7. Siapkan/belajar ayat-ayat yang tepat sesuai kebutuhan konseli.
  8. Contohnya: jangan kuatir (Matius 6:25-34; 1 Petrus 5:7; dan lain-lain). Harus diarahkan kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai jawaban atas persoalan/masalahnya, bukan kepada konselor yang punya keterbatasan. Hal ini harus diberitahukan kepada konseli.

  9. Catat apa yang menjadi persoalan/masalah/pergumulan dan solusinya.
  10. Lalu ajak konseli menyerahkan hidupnya ke dalam tangan Tuhan yang perkasa. Temukan dalam diri konseli, apakah memerlukan pelepasan atau hanya bimbingan lanjutan. Tetap bersikap simpatik sepanjang waktu konseling. Buat kesimpulan sementara dari hasil konseling.

  11. Bimbing konseli untuk mengenal siapa dirinya dalam Kristus, kemudian masuk dalam doa bersama.