Prepare the way (Pdt Drs Timotius Adi Tan, MA, CBC)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, Shalom!

Maleakhi 4:5-6, Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu. Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah.

Kitab Maleakhi adalah kitab terakhir dari Perjanjian Lama, dan ayat-ayat ini adalah ayat-ayat terakhir dari Perjanjian Lama. Sebelum Tuhan menutup Perjanjian Lama, Dia mengatakan, pada zaman terakhir akan muncul pelayanan Nabi Elia. Dulu ditafsirkan bahwa Nabi Elia akan bangkit lagi dari antara orang mati, tetapi sebenarnya bukan. Pelayanan Nabi Elia ini memiliki makna bahwa bapa-bapa akan mengalami pemulihan dari Tuhan, akan berbalik mengaku dosanya, dan itulah gelombang kebangunan rohani terakhir sebelum Yesus datang kembali.

Juga akan terjadi gelombang anak-anak yang kembali kepada orang tuanya. Secara jasmani ini akan terjadi, dan secara rohani juga akan terjadi pemulihan yang sangat besar di dunia ini. Pelayanan Nabi Elia sedang terjadi hari-hari sekarang.

Sesudah ayat ini, 400 tahun kemudian Tuhan berfirman lagi dalam Lukas 1:17, dan ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya."

Ternyata ini adalah sebuah nubuatan untuk Yohanes Pembaptis. Betapa hebatnya Tuhan. Perjanjian Lama ditutup dengan "akan muncul pelayanan Elia" dan 400 tahun kemudian dalam Lukas 1:17, ternyata yang dimaksud kuasa Elia adalah Yohanes Pembaptis. Banyak gereja yang ingin muncul umat yang layak bagi-Nya. Tapi itu tidak akan pernah terjadi kalau di dalam kegerakan Tuhan tidak ada pelayanan Yohanes Pembaptis.

Kita akan belajar, ada 3 ciri pelayanan Yohanes Pembaptis:

  1. Mengkhotbahkan pertobatan dengan gaya hidup
  2. Menunjuk kepada Kristus
  3. Mempersiapkan generasi penerus

#1 Mengkhotbahkan pertobatan dengan gaya hidup

Khotbah Yohanes Pembaptis hanya satu, judulnya bertobat. Ketemu dengan orang-orang Farisi, Pemungut Cukai, orang "sontoloyo", dia katakan bertobat. Khotbahnya hanya satu yaitu bertobat.

Bertobat dalam ayat ini bukan bicara mengenai dosa model selingkuh, mabuk, dan lain-lain, tapi dosa-dosa dalam hidup kita dalam hal gaya hidup, kebiasaan bekerja, kebiasaan mengatur keluarga, keuangan, dan lain-lain. Pertobatan itu menjadi gaya hidup, bukan dikhotbahkan di mimbar, tapi menjadi satu kenyataan.

Bukankah susah seorang suami, sudah tahu salah dan suka menyakiti istri, untuk mengaku minta maaf sama istri? Bukankah susah seorang wanita, yang ngomongnya nyelekit "menanduk" suami melulu, untuk minta maaf sama suami? Bukankah susah seorang Bapak minta maaf sama anak salah memukul anak, menyakiti anak? Bukankah susah seorang anak datang kepada Mama dan Papa, minta maaf karena tidak hormat pada Mama-Papa, menelantarkan Mama-Papa hidup tanpa pegangan keuangan?

Bukankah susah seorang pemimpin menerima kritikan, masukan-masukan? Seringkali dikatakan, "Hamba Tuhan adalah biji mata Tuhan, tidak boleh diganggu gugat." Lalu memangnya jemaat adalah kotoran mata? Jemaat juga biji mata Tuhan!

Bukankah seorang pemimpin Perusahaan susah dekat dengan karyawan untuk meminta masukan-masukan?

Saya juga heran, hari-hari ini ada banyak muda yang susah untuk minta maaf, termasuk anak remaja saya 15 dan 18 tahun. Kemarin-kemarin susah untuk minta maaf walau salah kepada Mama Papanya. Segala sesuatu kembali kepada hulunya. Saya introspeksi, mungkin saya salah jarang minta maaf pada istri saya dan anak-anak melihat saya demikian. Mungkin seorang Mama susah minta maaf. Itu semua adalah teladan yang menurun kepada anak-anak kita.

Solusinya sederhana saja, mari belajar terbuka! Kenapa Kekristenan gampang jatuh dalam dosa? Banyak hamba-hamba Tuhan yang luar biasa tapi begitu gampang jatuh. Sudah konseling di mana-mana, Sekolah Alkitab sampai STh-MTh-Prof Dr, tapi begitu gampang jatuh. Kenapa? Karena tidak diajarkan pertobatan menjadi gaya hidup. Bukan hanya disampaikan di mimbar-mimbar, tapi harus menjadi gaya hidup sehari-hari. Orang yang punya gaya hidup mengaku dosa akan cepat pulih dan cepat sembuh! Haleluya!

Mulailah jadi gaya hidup kita, kalau kita salah belajar minta maaf, siapapun kita. Jadikan gaya hidup setiap hari, punya kerendahan hati, betapa cepat kesembuhan akan terjadi, pemulihan terjadi. Banyak teori yang bisa kita dapatkan. Simpel saja, minta maaf pada Tuhan, minta maaf pada sesama kita. Pasti pulih! Setajam apapun konflik itu, minta maaf! Pasti pulih!

Saya mau share, mau terbuka, saya juga punya kelemahan. Dari hal kecil, saya menyadari selama 50 tahun hidup, saya kurang fight, kurang berjuang yang terbaik untuk Tuhan, untuk keluarga, untuk masa depan. Selama 50 tahun hidup, saya terlalu amat nyaman. Suatu kali, saya ditegur oleh Tuhan karena saya begitu tinggi hati, Tuhan tegur saya bahwa saya sudah seperti anak kecil yang menertawakan kesulitan orang lain. Saya bertobat, "Tuhan ubahkan hidup saya supaya saya semakin berkenan kepada Tuhan." Saudara, saya belajar untuk mengaku kesalahan dan dosa, bagaimana dengan Saudara?

Adakah bagian-bagian yang Saudara tidak maksimal? Bukan hanya rohani, bagaimana dengan keuangan, pekerjaan Saudara, apakah sudah max? Hubungan suami-istri, kekudusan, kesucian dalam hidup Saudara, mengatur waktu saat teduh, keintiman dengan Tuhan, dan saat-saat untuk main? Itu bisa mengakibatkan hidup kita tidak maksimal.

Saya menyadari begitu banyak hal. Satu kali, anak saya yang pertama ketika saya tanya mau sekolah ke mana? Dia tertunduk dan dia bilang, "Kalau bisa dan Papa tidak berat, aku ingin ke Singapura." Ketika dia bilang begitu, saya terkejut karena biaya yang besar, hampir 25-30 juta. Dan saya berusaha mengalihkan. Saya menangis, "Tuhan tolong saya, anak saya mau sekolah masa saya tidak bisa berikan yang terbaik?" Saya sadar, saya terlalu santai dalam hidup. Allah kita memang dahsyat, Amin? Tuhan melakukan mujizat, tapi tetap ada harga yang harus dibayar dalam hidup. Sebenarnya seandainya dari umur 20-30 tahun berjuang, tentu tidak akan secapek sekarang. Saudara, maksimalkan hidup kita dengan waktu Tuhan yang ada.

Saya mau mendorong orang-orang tua yang anak-anaknya masih kecil. Hari-hari ke depan semakin sulit. Maksimalkan dirimu. Bukan hanya rohani. Rohani penting, tapi bagaimana dengan masa depan, karakter, pekerjaan, karier, keuangan? Tuhan inginkan kita melimpah keluar yang terbaik. Bagaimana mungkin Tuhan bisa dipermuliakan kalau keuangan kita melorot terus. Uang bukan segala-galanya tapi segala-galanya harus pakai uang. Uang tidak menjamin manusia bahagia, tapi manusia juga tidak bisa bahagia kalau tidak ada uang.

Ketika Firman Tuhan disampaikan, apakah ada bagian-bagian hidup Saudara yang terlalu nyaman dan Saudara membodohi diri sendiri? Nanti di dalam COOL, coba sharing-kan, apakah kelemahan kita, apa yang kurang maksimal, dan mari komitmen dalam nama Yesus untuk dimaksimalkan. Maksimalkan yang terbaik untuk Tuhan!

#2 Menunjuk kepada Kristus

Pelayanan Yohanes Pembaptis cirinya selalu menunjuk kepada Yesus. Ketika dia ditanya apakah dia adalah Elia? Mesias? Dia bilang, "Bukan aku, tapi lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia."

Yohanes Pembaptis selalu menunjuk kepada Yesus. Kehidupan Yesus selalu berpusat pada Bapa Sorgawi. Yesus katakan, "Aku tidak bisa berbuat apa-apa tanpa Bapa di sorga memberi perintah." Bapa dan Anak adalah satu. Ini bicara connect antara Yesus dengan Bapa.

Bagian kita adalah melakukan kehendak Bapa Sorgawi. Pastikan hidup yang sesungguhnya selalu berpusat kepada apa yang Tuhan mau. Bukan apa yang "saya" mau. Selalu menunjuk kepada Kristus. Selalu berpusat kepada apa yang Tuhan mau dalam hidup kita.

Saudara, hari-hari sekarang muncul kegerakan-kegerakan yang memberkati kota. Ada banyak gereja hari-hari ini sudah tidak lagi meninggikan organisasi tapi kota.

Di gereja kami di Bandung, Gembala saya masih muda berumur 38 tahun, tapi saya menghormati dia sebagai gembala saya. Persepuluhan di gereja kami itu begitu besar karena jemaatnya sangat banyak pengusaha-pengusaha di Bandung. Tapi persepuluhan itu sama sekali tidak diambil oleh Gembala, melainkan disalurkan untuk membantu orang-orang miskin. Gereja membangun tempat training bagi orang-orang miskin, sekalipun mereka bukan jemaat di gereja kami, tapi yang penting nama Tuhan dipermuliakan. Gereja-gereja sudah mulai bergerak bukan meninggikan nama organisasi, tapi berbicara Tubuh Kristus.

Selalu menuju kepada Kristus adalah ciri pelayanan yang kedua selalu menunjuk kepada Yesus yang ditinggikan. Saudara, jangan meninggikan seseorang. Firman Tuhan katakan, terkutuklah orang yang mengandalkan manusia. Kita sangat menghormati Pak Niko yang begitu dipakai Tuhan luar biasa tapi kita juga harus ingat bahwa Pak Niko hanya manusia biasa, Tuhanlah yang harus dipermuliakan. Saya menghormati Pak Alex, hamba-hamba Tuhan lainnya, tapi saya mau katakan, mereka juga manusia biasa. Tuhan Yesuslah yang harus menjadi pusat dari semua pelayanan kita, menunjuk kepada Kristus sebagai pusat hidup kita, pelayanan kita. Yesuslah Tuhan Raja kita.

#3 Mempersiapkan generasi penerus

Banyak pemimpin lupa akan hal ini. Gereja tidak bertumbuh, pemimpin-pemimpin muda tidak bertumbuh karena lupa mempersiapkan generasi penerus. Abraham, Ishak, dan Yakub: pelayanan tiga generasi harus terjadi dalam hidup kita.

Seorang Bapa yang baik akan selalu bersukacita melihat anak-anak-Nya dipakai lebih dari dia sendiri.

Seorang tukang becak tidak mungkin ngomong sama anaknya, "Jangan lebih pintar dari Bapak! Jadilah tukang sampah saja!" Tidak mungkin! Walau Bapak tukang becak, pasti dia mau anaknya jadi "tukang Insinyur!" Bapa yang baik bersukacita kalau anak rohaninya, karyawannya, lebih hebat dari dia.

Gereja Tuhan harus melepaskan anak-anak muda. Saya kasih tahu Gembala saya, kasih kesempatan anak muda untuk berkhotbah! Salah sedikit tidak apa-apa. Kasih kesempatan untuk bisa maju dalam kehidupan. Ketika saya merintis CMN di Bandung, Tuhan melawat luar biasa, kemudian juga Wanita Bijak, 3000-4000 orang. Banyak sekali. Pada tahun kelima, Tuhan katakan berhenti, dan saat-saat top seperti itu, saya mundur dari kegerakan Pria Sejati. Walaupun banyak yang menahan, banyak yang negatif, bahkan saya dikatai, "Ah Pak Tim itu sekali seminar bisa dapat puluhan juta, kalau di CMN mah nggak ada duitnya, makanya keluar," akhirnya dengan terpaksa tetap saya mundur. Dan benar, ketika saya digantikan, kegerakan pria sejati semakin dahsyat lagi dan nama Tuhan lebih dahsyat lagi dipermuliakan.

Di Pabrik kami, ribuan orang direkrut dan sekarang kami mempersiapkan 60 anak muda untuk memimpin di Pabrik tanpa melihat SARA. Kami rekrut, kami didik, kami latih, 100% training kami berikan.

Saudara, saya mulai masuk usia 50-an tahun. Tuhan tahu saya butuh dana, dan tepat pada waktunya, saya dikontrak oleh BCA untuk Smart Parenting di seluruh Indonesia. Saya melibatkan semua teman-teman saya, supaya tidak saya sendiri yang menonjol, tapi anak-anak muda yang menonjol.

GBI Danau Bogor Raya tidak akan mengalami kebangunan rohani, kalau tidak mempersiapkan pemimpin-pemimpin masa depan. Pelayanan Yohanes Pembaptis selalu memilih, meng-encourage, merilis pemimpin-pemimpin yang baru.

Saya percaya, pelayanan Yohanes Pembaptis inilah yang akan menggenapi Lukas 1:17!