Menjadi orang percaya yang tangguh (Pdt Sandra Suharsa)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Tuhan sangat baik dalam setiap hidup kita, dan saya percaya kita semua menerima berkat-berkat yang luar biasa karena Tuhan kita dahsyat. Ini minggu pertama di bulan Juli, sudah setengah tahun di tahun 2010 ini sudah kita lewati, begitu luar biasanya Tuhan menyertai setiap langkah hidup kita. Tanpa terasa sebentar lagi kita mungkin akan segera disibukkan dengan perayaan-perayaan natal kembali, tapi saya berharap anak-anak Tuhan, jemaat, dan pelayan Tuhan, jangan cuma "napas", cuma Natal-Paskah. Tapi kita mau belajar sesuatu yang berbeda, benar-benar mengerti dan menghargai waktu yang Tuhan berikan dalam hidup kita.

Tuhan sangat baik dalam setiap hidup kita, dan saya percaya kita semua menerima berkat-berkat yang luar biasa karena Tuhan kita dahsyat.

Ini minggu pertama di bulan Juli, sudah setengah tahun di tahun 2010 ini sudah kita lewati, begitu luar biasanya Tuhan menyertai setiap langkah hidup kita. Tanpa terasa sebentar lagi kita mungkin akan segera disibukkan dengan perayaan-perayaan natal kembali, tapi saya berharap anak-anak Tuhan, jemaat, dan pelayan Tuhan, jangan cuma "napas", cuma Natal-Paskah. Tapi kita mau belajar sesuatu yang berbeda, benar-benar mengerti dan menghargai waktu yang Tuhan berikan dalam hidup kita.

Waktu ini semakin hari semakin singkat, tahun 2010 ini tahun yang sangat dipercepat oleh Tuhan. Tidak terasa, baru saja kita merayakan natal, sekarang kita sudah akan merayakan natal kembali. Untuk itu kita bersyukur dalam bulan yang baru ini kita mau belajar lebih taat dan setia lagi dengan Tuhan. Hari-hari ini semakin banyak tanda-tanda kejadian akhir zaman.

Saya sedang melayani dua anak Tuhan. Yang pertama usianya 4 tahun, mengalami stroke. Aneh sekali terdengar seumur itu sakit stroke. Biasanya dialami oleh usia-usia lanjut, tapi sekarang begitu banyak anak-anak muda mengalami sakit penyakit yang bermacam-macam bahkan dikatakan kronis. Mamanya bingung, karena anak itu begitu riang dan semangat, tidak pernah ada kelainan. Tapi satu ketika dia pulang bermain, dia bilang mau tidur karena pusing kepalanya, padahal tidak panas kepalanya. Waktu minum teh manis, dia muntah terus, tangannya gemetar, tubuhnya gemetar, muntah terus-menerus sepanjang perjalanan ke rumah sakit, dan sampai di rumah sakit dia tidak sadarkan diri dan koma. Sampai hari ini dia masih ada di Rumah Sakit Cipto. Saya cukup kaget, karena katanya pendarahan di otaknya sudah cukup besar. Kemungkinan kalau sadar pun dia akan mengalami lumpuh, dokter katakan kesembuhannya 10-15%. Tapi saya katakan bagi Allah tidak ada perkara yang mustahil, Tuhan akan pakai anak ini.

Yang kedua, di Mitra Keluarga, dia adik rohani saya, umur 20 tahun, namanya Citra. Dia juga adalah orang yang antusias dan melayani Tuhan. Dia mengalami stroke. Tuhan izinkan sama, dia muntah-muntah, awalnya diduga paru-paru basah, tapi ternyata dikatakan dia mengalami pecah pembuluh darah.

Anak-anak muda di tempat ini, jangan katakan kita masih muda dan menyepelekan waktu yang Tuhan berikan. Justru selagi masih muda berikan yang terbaik buat Tuhan. Jangan tunggu dikasih stroke dulu baru mau melayani.

Saya ada di sini juga adalah karena anugerah Tuhan. Saya pernah mengalami sakit lever, lumpuh, sakit-penyakit. Kalau saya bisa berdiri di sini, saya bisa melayani, saya bisa pergi ke mana yang Tuhan suruh, itu benar-benar anugerah yang terbesar dari Tuhan. Jangan kalau sudah susah berjalan baru kita katakan mau melayani Tuhan. Atau kita melayani Tuhan dengan setengah-setengah, itu pun hati-hati.

Menjadi orang percaya yang tangguh

Saya tidak tahu sebelumnya, Warta Jemaat hari ini berbicara kesaksian 8 jam di surga. Hari ini saya percaya bukan satu kebetulan, tetapi adalah konfirmasi Tuhan, karena kita akan melihat dalam Matius 7:13-14. Saudara, mungkin ada hamba-hamba Tuhan yang diberi kesempatan turun-naik ke surga, itu adalah urusan Tuhan dengan pribadi masing-masing. Tapi yang penting, bagaimana kita mempersiapkan kehidupan kita untuk kita didewasakan dalam Tuhan.

Matius 7:13-14, Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya."

Mungkin di sini ada yang dari Sekolah Minggu? Pasti tahu lagu di dalam dunia ada dua jalan, yang lebar dan sempit. Ini lagu Pentakosta lama.

Ini adalah satu bukti bahwa dalam kehidupan pribadi kita, bagaimana kita diperhadapkan pada pilihan, mau pilih yang lebar atau yang sempit? Tapi firman ini ya dan amin. Yang lebar banyak yang mendapatinya, tapi yang sempit itu sedikit orang yang mendapatinya. Otomatis, secara manusia kita selalu ingin mencari jalan yang mudah.

Sekarang ini lagi tren bola, sampai banyak yang bolos kerja gara-gara bola. Coba kalau Anda sedang nonton TV, begitu gol, teriaknya heboh sekali. Ayo menyanyi bagi Tuhan dengan berkemenangan! Sekali-sekali mungkin nanti, tadi saya bilang pada suami saya, saya rindu untuk membawa satu tayangan entah dalam doa pengerja atau bagaimana, dalam ranting kita di Dordrecht, Belanda. Selama kami ada di sana, saya mengalami hal yang luar biasa. Kalau kami menyanyi itu tidak ada yang diam di tempat. Semua keluar dari bangku menari luar biasa, padahal cuma ada dua orang pemusik, tapi semua menari benar-benar. Kalau kita di sini bisa full band, ayo menyanyi yang terbaik untuk Tuhan! Saya mau kita benar-benar memakai kehidupan pribadi kita saat ini, kita mau fokus memberikan yang terbaik bagi Tuhan! Percaya janji Tuhan itu akan terjadi. Serangan itu biasa datang, makanya dikatakan jalan yang sempit itu sedikit yang mendapatinya. Gereja di sini adalah gereja induk, gereja yang menjadi sentral, yang menjadi pusat, harusnya kita menjadi gereja yang menjadi mercusuar, yang mengimpartasikan segala sesuatu, khususnya dalam kedewasaan rohani kita.

Mari kita mau belajar untuk memberikan yang terbaik. Tema pagi ini kita mau belajar bagaimana kita menjadi orang percaya yang tangguh, tangguh mengalami situasi, tangguh mengalami apapun yang terjadi. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi. Contoh, sekarang Singapura yang tidak diduga-duga, ternyata bisa kebanjiran. Kalau Tuhan izinkan, semua bisa terjadi. Walau hari-hari akan semakin jahat tapi kita harus mengalami kemenangan dan pemulihan. Walaupun pintu itu sempit, tapi itu menjadi pilihan bagi kita untuk masuk kepada garis finish, surga, dalam hidup engkau dan saya.

Bagaimana kita menjadi orang percaya yang tangguh, menghadapi situasi akhir zaman saat ini?

  1. Mendewasakan iman percaya kita di hadapan Allah
  2. Motivasikan hidup kita sebagai orang-orang percaya untuk kemuliaan Tuhan

Mendewasakan iman percaya kita di hadapan Allah

Daniel 3:16-18, 22,

Lalu Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab raja Nebukadnezar: "Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini. Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu."
Karena titah raja itu keras, dipanaskanlah perapian itu dengan luar biasa, sehingga nyala api itu membakar mati orang-orang yang mengangkat Sadrakh, Mesakh dan Abednego itu ke atas.

Saya katakan yang pertama, kita harus mendewasakan iman percaya kita di hadapan Allah. Bagaimana kita menjadi dewasa di hadapan Tuhan? Otomatis kita harus belajar apa yang dikatakan firman Allah, kita merenungkan setiap benih firman itu tidak main-main lagi dengan Tuhan, tidak setengah-setengah lagi, tapi dengan segenap hati, kekuatan, segenap pikiranmu. Dan ini menjadi dasar dalam kehidupan pribadi kita untuk melakukan yang terbaik seperti contoh Sadrakh, Mesakh, dan Abednego. Mereka menghadapi tantangan yang tidak mudah: mau hidup atau mati? Pilihan yang sama dengan kita, mau surga atau neraka? Secara mudah, kita semua pasti berkata: surga! Tidak ada yang mau masuk neraka. Pilihan itu ada di tangan kita, tapi yang menjalankannya pun adalah kita.

Kita harus dewasa di dalam setiap kehidupan iman percaya kita. Lihat: sekalipun Tuhanku tidak menolong, ya raja, tetapi aku tidak akan pernah menyembah kepada patung emasmu itu. Ini adalah sebuah jawaban yang tidak nego-nego, tidak ke kiri ke kanan, tetapi tepat apa yang diperkatakan. Langsung Raja itu marah dan perapian itu diperpanas tujuh kali lipat. Tapi jelas janji firman Allah, waktu hidup kita dewasa di dalam iman percaya kita, Tuhan tidak tinggal diam, janji Tuhan itu ya dan amin, dalam kehidupan kita waktu kita mau melakukan yang terbaik, dewasa dalam kehidupan pribadi kita, kita akan melihat janji dan berkat Tuhan itu akan terjadi dalam kehidupan kita, hari lepas hari, waktu demi waktu dalam hidup kita.

Ada sebuah kesaksian yang menjadi berkat bagi saya. Dalam sebuah buku, saya membaca sebuah kesaksian seorang prajurit:

Suatu hari dia menerima perintah dari komandannya bahwa dia harus mendampingi seorang Profesor yang akan berbicara di sebuah seminar. Dia terima tugas itu dan ke mana pun Profesor itu pergi dia dampingi. Profesor ini mengamati tingkah laku si prajurit itu. Ternyata si prajurit itu sering menghilang sesaat-sesaat. Lama-lama si Profesor itu penasaran, dan tanpa sepengetahuan prajurit itu, profesor itu mengintip waktu suatu kali prajurit itu izin sebentar. Dia lihat apa yang dilakukan oleh prajurit itu sebenarnya tidak lazim. Ternyata prajurit itu menolong orang-orang yang tidak mampu menyeberang. Di waktu lain dia membantu seorang ibu tua yang kopernya jatuh, dan bajunya berantakan, dia bereskan dan diberikan ke ibu tua itu lagi. Di waktu lain, dia melihat anak kecil yang tidak bisa menyeberang jalan, dia buru-buru bantu lagi.

Profesor itu tanya, "Dari mana Anda belajar kemurahan hati seperti itu?" Prajurit itu berkata bahwa itu adalah dari pengalaman dalam hidupnya. "Waktu awal saya ditugaskan dalam medan perang Vietnam. Waktu itu yang meluluskan saya adalah saya harus membersihkan ladang ranjau."

Dalam membersihkan ladang ranjau itu, kita tidak tahu ketika kita menginjak rumput, apakah di dalam rumput itu ada ranjaunya atau tidak.

"Saya melihat, teman-teman saya di garis depan, ketika terinjak ranjau, seketika tubuhnya ranjau, begitu banyak teman-teman saya berguguran. Saat itu, saya sangat mengerti bahwa hidup saya sangat ditentukan oleh langkah kaki saya. Begitu saya melangkah dan saya tetap masih hidup, saya bersyukur. Setiap langkah saya, saya tahu bahwa itu adalah tanda bahwa Tuhan menyertai hidup saya," lanjutnya, "Sejak itu sampai hari ini, kalau saya bisa lulus, dan saya bisa mendampingi Profesor, itu bukan karena kekuatan saya, tapi yang membuat saya berhasil adalah karena saya mengerti setiap langkah kaki saya menentukan kehidupan saya."

Sama seperti kehidupan pribadi kita, kalau kita mau mendewasakan kehidupan rohani kita, yang Tuhan minta dalam kehidupan pribadi kita, kita harus mengerti benar-benar, mengamati dengan baik ke mana langkah kaki kita, tujuan hidup kita. Sadrakh, Mesakh, Abednego, bukan karena mau sok-sok jagoan, tapi dia tahu dalam kehidupan pribadinya, apapun yang terjadi, Tuhan yang dia sembah adalah Tuhan yang hidup, Tuhan yang sanggup memberikan kemenangan dalam kehidupan pribadi dia.

Motivasi hidup kita sebagai orang-orang percaya untuk kemuliaan Tuhan

Ibrani 12:2, Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.

Yang kedua adalah motivasi hidup kita sebagai orang-orang percaya, bukan lagi sekarang yang Anda pentingkan adalah keinginan pribadi daging kita, tapi kita mulai belajar untuk segala sesuatu melakukan yang terbaik dalam kehidupan kita, untuk kemuliaan Tuhan.

Bagian-bagian apa dalam setiap gereja Tuhan, mungkin banyak keluarga kita yang belum mengenal Tuhan. Mulai motivasikan kehidupan pribadi kita tertuju hanya untuk kemuliaan bagi nama Tuhan. Yesus yang ada di hadapan kita, mau serangan atau persoalan apapun. Saya pun banyak persoalan, tapi kita mau belajar dalam kehidupan pribadi kita, untuk menjadi anak-anak Tuhan yang tangguh menghadapi situasi kondisi apapun, sehingga orang-orang di luar sana, orang-orang yang belum mengenal Tuhan, melihat kehidupan pribadi kita.

Percaya, waktu kita mau melepaskan itu semua, kita mau belajar hidup dengan sungguh-sungguh percaya, bahwa semua adalah kasih karunia Tuhan, bukan karena kekuatan kita.

Sedikit kesaksian mengenai gereja ranting Dordrecht. Ini bukan gereja yang mudah, gereja yang sangat sulit, karena kebanyakan jemaatnya adalah jemaat yang bermasalah. Jemaat yang keluarganya hancur-hancuran, rumah tangganya hancur-hancuran, pernikahan yang hancur-hancuran. Benar, tapi kami bersyukur begitu banyak gereja di sana menutup diri untuk mereka, kami tampung, kami bina, kami muridkan, makanya waktu tahun 2007-2008 tadinya kami sudah mau meresmikan dan suami saya sudah bicara dengan Pak Rusli, tapi terus Tuhan bilang, belum waktunya, belum waktunya. Ternyata kami tahu, Tuhan punya suatu persiapan yang luar biasa. Sekarang saya melihat rumah tangga yang hancur dipersatukan luar biasa, anak-anak yang benci dengan orang tuanya dipulihkan. Budaya di barat dan timur itu beda sekali, jemaat kita di sana ada yang masih sangat muda, 26 tahun, sudah memiliki 3 anak dari 3 bapak, begitu banyak pintu gereja tertutup bagi dia, kami rangkul, didik, muridkan dia, terjadi sesuatu yang luar biasa, pelepasan terjadi, dan buah dari pertobatannya sekarang timbul.

Memang tidak mudah, tapi waktu Tuhan mempercayakan itu, saya melihat sesuatu yang memang sampah di pandangan manusia, tapi waktu hati kita mau sungguh-sungguh masuk dalam pertobatan yang benar di hadapan Allah, saya percaya bagi Tuhan tidak ada perkara yang mustahil, asal kembali motivasi kehidupan pribadi kita harus lurus, bahwa hidup kita untuk Yesus, bukan untuk yang lain lagi. Kita bekerja untuk Yesus, melayani untuk Tuhan Yesus yang luar biasa bukan untuk manusia, bukan untuk Gembala Sidang, bukan sama sekali. Tapi lakukan dengan segenap hati kita yang terbaik buat Tuhan kita. Motivasikan, Saudara!

Makanya ulang tahun kemarin dikatakan, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan. Jangan sampai api kita padam, sekalipun kita ada dalam perapian, tekanan, gencetan, waktu kita mau masuk dalam pintu yang sempit, kita diperhadapkan pada persoalan yang tidak mudah, Allah kita adalah Allah yang luar biasa. Tidak ada yang mustahil.

Seorang ibu bersaksi kepada saya melalui telepon. Dia katakan, Bu Sandra, saya kangen sekali dengan Bu Sandra. Saya bilang, sama, saya juga kangen, saya juga minta maaf tidak bisa menghadiri waktu calon suaminya meninggal. Saya juga kenal calon suaminya. Keduanya adalah duda dan janda, mereka rencananya mau menikah. Tapi Tuhan tahu waktu yang terbaik untuk mereka berdua. Sebelum calon suaminya meninggal, anaknya meninggal lebih dulu. Dia katakan, kenapa Tuhan izinkan ini terjadi. Saya katakan, semua Tuhan tahu yang terbaik dalam hidup kita. Kita hanya berpikir segala sesuatu yang negatif, tekanan dan persoalan di hadapan kita. Tapi Tuhan tahu yang lebih dari segala-galanya. Yang terbaik pasti Tuhan gantikan. Dan benar, dia mendapatkan cucu yang luar biasa.

Rasanya memang sakit, saya mengerti. Tapi waktu kita melihat perencanaan Allah dalam hidup kita, kita menjadi orang-orang yang dewasa dalam Tuhan. Kita harus memotivasi kehidupan pribadi kita dengan melihat hanya kepada Yesus, sehingga ketika Anda bekerja, melayani pagi sampai malam, malam sampai pagi sekalipun, Anda bisa katakan bahwa Tuhanku adalah Tuhan yang menyertai, Tuhan Immanuel, Allah yang tidak pernah meninggalkan kita, sekalipun dalam keadaan situasi yang tidak enak, tekanan, penderitaan, persoalan, tapi Tuhan kita adalah Tuhan yang dahsyat. Kita mau belajar itu.

Sekalipun di Dordrecht, jemaat-jemaat di sana adalah sampah bagi dunia, suami saya seringkali sharing dengan Pak Rusli, "Bagaimana Pak? Tapi dia menghasilkan buah-buah…", akhirnya Pak Rusli katakan, "Silakan, tidak apa-apa." Dan sekarang saya melihat pelayanan-pelayanan mereka bahkan usaha mereka diberkati Allah luar biasa. Inilah yang Tuhan katakan pada saat Sadrakh, Mesakh, Abednego, waktu mereka mengambil keputusan, tujuannya hanya untuk mempermuliakan nama Tuhan bukan kedagingannya, tapi saat mereka mempermuliakan nama Tuhan, Tuhan sendiri mempermuliakan kehidupan mereka bertiga.

Firman Allah tegas katakan, mereka mengalami naik tingkat, ada berkat yang diterima saat kita mau hidup benar dengan sungguh-sungguh di hadapan Allah. Tidak ada perkara yang mustahil, kalau hari ini mungkin Anda sedang dalam gencetan yang sangat menyakitkan, tekanan-tekanan yang Anda katakan sudah tidak kuat, tapi terobos itu dengan iman percaya kita. Arahkan hati kita hanya kepada Tuhan, tidak ada yang mustahil, Allah akan lakukan perkara yang dahsyat dalam hidup engkau dan saya.

Sukacita senantiasa, lihat hari depan indah bersama Tuhan. Nanti ibadah kedua, saya berbicara pengalaman kami dalam melayani rumah tangga. Rumah-rumah tangga kekristenan saat ini begitu banyak permasalahan dan goncangan, tapi waktu kita mau datang pada Tuhan, tidak ada yang mustahil. Mari bawa hati kita dengan sungguh-sungguh dan benar di hadapan Tuhan, kita akan melihat pemulihan yang Tuhan kerjakan. Kalau Sadrakh, Mesakh, dan Abednego mengalami suatu berkat kelimpahan bahkan mujizat penyertaan Tuhan, kita pun pasti disertai Tuhan. Amin! Kita pun akan mengalami pemulihan Tuhan di tahun 2010 ini. Bahkan kelimpahan itu akan terjadi, dan itu pasti akan terjadi kalau kita mau hidup benar dan sungguh-sungguh di hadapan Tuhan.

Penutup

Buka hatimu dengan sungguh-sungguh di hadapan Allah, semangat antusias dengan Tuhan, letakkan permasalahanmu di bawah kaki Yesus, jangan bawa pulang permasalahanmu, tinggalkan di bawah kaki Yesus, karena kita tahu Dia adalah Allah yang menyertai.

Mungkin hati kita hancur saat kehilangan orang yang kita cintai, kita merasa tidak berdaya saat hak kita dirampas orang, kita merasa tidak bisa sungguh2 mengampuni orang yang menyakiti kita, kita merasakan benci dalam hidup kita saat kita mengalami luka yang dalam. Tapi saat ini Tuhan katakan, Yesus mati untuk engkau dan saya, Dia tidak melakukan tapi Dia mau teraniaya untuk engkau dan saya. Mari kita bawa kehidupan kita, pilihan itu ada di tangan Bapak, Ibu, dan rekan-rekan muda. Langkah kaki kita menentukan kedewasaan hidup kita. Bukan usia yang mendewasakan kita, tapi pilihan dalam kehidupan yang benar, itulah yang mendewasakan hidup kita. Kedewasaan itu bukan ditakar oleh suatu umur atau usia, tapi semuanya bagaimana sikap hidup kita melakukan kebenaran demi kebenaran.

Terus datang menyembah kepada Tuhan, arahkan hatimu kepada Tuhan, antusias dengan Tuhan, lebih lagi. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan, percaya Tuhan akan pulihkan kehidupanmu, rumah tanggamu, usahamu, mungkin orang lain menghakimimu, tapi Tuhan mengangkat engkau, Dia menjadikan engkau berharga, biji mata Allah.

Firman-Mu katakan tidak ada yang tersembunyi di hadapan Tuhan, siapapun kami, Engkau tahu hati dan kehidupan kami. Mungkin kami bisa sembunyikan di hadapan manusia, tapi tidak dengan Engkau. Jamah dan perbaharui kami, Allah, kembalikan kami, mungkin kami keluar dari rel kami, keluar dari jalan yang sudah Tuhan tunjukkan. Ampuni kami, Tuhan. Ampuni kami, Bapa. Ampuni kami, Yesus. Bebaskan kami, merdekakan kami, Yesus.

Jangan keraskan hatimu, Tuhan katakan. Kembali, bertindak di dalam iman. Ingat cerita anak yang hilang, saat dia menghindar dan berlari jauh dari Bapa, dia tidak mendapatkan apa-apa, tapi waktu dia mengambil keputusan dalam pilihannya untuk kembali pada Bapa, ada ikatan perjanjian yang diperbaharui oleh Bapa. Percayakan segala sesuatunya kepada Roh Kudus. Amin.