Menjadi lebih dari sekedar orang biasa (Pdt Dr Pudjo Setoto Abednego)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
Bapa di sorga, di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami, kami menyerahkan roh, jiwa, dan tubuh kami pada saat pagi ketika kami datang beribadah dalam rumah-Mu sekarang ini. Engkau jamah, Tuhan, perbaharui, kuatkan, pulihkan, sembuhkan, ubahkan, dan Firman-Mulah yang dapat berbuat sehingga kami dapat menjadi yang lebih baik daripada sebelum kami datang beribadah.

Terima kasih banyak Bapa, urapi mulut bibir hamba-Mu, urapi kami semua. Kuasa setan, iblis, kegelapan, roh jahat yang akan mengganggu konsentrasi, kami patahkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Kami siap menerima Firman-Mu. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Amin.

Selamat pagi dan Shalom, Tuhan begitu baik bagi saya dan Saudara. Apakah semua datang dengan tubuh yang sehat walafiat? Tema Firman Tuhan pagi ini adalah suatu rencana Tuhan yang berbunyi: Saudara dapat menjadi lebih sekedar orang yang biasa-biasa saja!

  • Kejadian 41:39, Kata Firaun kepada Yusuf: "Oleh karena Allah telah memberitahukan semuanya ini kepadamu, tidaklah ada orang yang demikian berakal budi dan bijaksana seperti engkau.
Perhatikan dalam teks ini, Yusuf mempunyai kelebihan daripada orang-orang kebanyakan pada waktu itu.
  • Daniel 6:4, Maka Daniel ini melebihi para pejabat tinggi dan para wakil raja itu, karena ia mempunyai roh yang luar biasa; dan raja bermaksud untuk menempatkannya atas seluruh kerajaannya.

Background Daniel dan Yusuf ini sama:

  • Yusuf adalah seorang narapidana, seorang hukuman.
    Tapi Yusuf tidak menyerah dengan nasibnya, dia menyerahkan diri kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh. Hasilnya, Roh Tuhan hinggap di dalam dirinya, dan itu sebabnya dia menerima hikmat kebijaksanaan lebih daripada orang pada umumnya. Sehingga dia bisa menafsirkan mimpi Firaun, padahal orang-orang bijaksana tidak dapat. Dengan demikian, akhirnya dia diangkat Firaun menjadi orang kedua sesudah Firaun.
  • Daniel adalah orang buangan di Babilonia.
    Tapi dia juga tidak mau menyerah pada nasibnya, karena ia mempunyai roh yang luar biasa. Akhirnya Daniel menjadi orang kedua sesudah raja.

Baik Yusuf dan Daniel bukan jadi orang-orang biasa-biasa saja, tapi lebih dari orang biasa.

Biasa artinya adalah yang terbaik dari yang terburuk, atau yang terburuk dari yang terbaik.

Mungkin Saudara bertanya apa salahnya jadi orang biasa? Silakan saja, tapi karena Saudara adalah anak Tuhan, anak Raja di atas segala raja, Saudara tidak boleh sekedar jadi orang biasa-biasa saja tapi harus jadi orang yang luar biasa.

Miliki hikmat dari Roh Kudus, bukan dari aktivasi otak tengah

Sekarang kita dikejutkan akhir-akhir ini penemuan aktivasi otak bagian tengah. Banyak usaha-usaha ini bermunculan, karena ini termasuk franchise, anak-anak diserahkan kepada guru-guru untuk mengaktifkan otak tengahnya, supaya seperti reklamenya, dapat membaca walau mata tertutup, jadi punya hikmat, dan instingnya ditimbulkan, dan menjadi orang yang jenius. Ketika saya mendengar percakapan di Radio Elshinta, ada kabel-kabel yang menghubungkan antara otak kanan dan kiri, antara logika dan perasaan, yang kalau diaktifkan ternyata luar biasa. Penemuan ini dari 5 tahun lalu semakin digencarkan. Banyak orang tua yang sangat senang, bersaksi di Elshinta banyak yang bersaksi anaknya sekarang konsentrasi penuh, brilian.

Kalau Saudara baca di Generasi Yosua, sebetulnya ketaatan kepada Firman menyebabkan Roh Kudus hadir di dalam diri kita. Dialah yang memberikan hikmat yang luar biasa kepada diri kita. Bukan hal aktivasi otak tengah, tapi karena Roh itu, makanya kita punya nilai lebih daripada sekadar orang rata-rata, seperti Yusuf dan Daniel.

Ini luar biasa, itu sebabnya setiap kali saya mendoakan anak-anak Sekolah Minggu, terutama ketika mereka akan menghadapi ujian-ujian di sekolah, hasilnya adalah tidak ada satu pun anak-anak Sekolah Minggu yang kami tumpangi tangan itu gagal, tidak naik kelas, kebanyakan mereka lebih dari rata-rata teman-temannya. Bahkan satu di Singapura sekarang, ketika ikut lomba matematika, dia menggondol juara satu di seluruh Asia Tenggara. Itulah anak Sekolah Minggu kami, mereka sekarang sudah besar.

Saya punya keponakan, kuliah Strata 1-nya di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga hanya 3 tahun, SMA hanya 2 tahun saja. Dia diutus Satya Wacana Salatiga untuk belajar di Jerman dan mendapatkan gelar Doktor Matematika, dan sekarang menjadi Guru Besar, Profesor yang sangat muda di sana. Jadi kalau sejak kecil kita sudah menyerahkan kepada Tuhan dan dipenuhi Roh Kudus seperti Yosua, maka mereka mengalami hikmat kebijaksanaan yang luar biasa, bukan karena aktivasi otak tengah.

Daniel 6:4, karena ia mempunyai roh yang luar biasa dalam bahasa Inggris adalah because an excellent spirit was in him (KJV). Roh Kudus ada di dalam diri Daniel, Yosua, Yusuf. Sehingga mereka lebih daripada yang lain. The Spirit of Excellent ini harus ada di dalam diri kita.

Ayub 32:18, Karena aku tumpat dengan kata-kata, semangat yang ada dalam diriku mendesak aku. Kalau kita baca konteksnya, semangat ini timbul karena Roh Tuhan timbul dari diri Ayub, sehingga dia bukan jadi orang biasa-biasa. Roh ini yang menyebabkan Ayub tahan terhadap bermacam-macam tantangan dan masalah, karena semangat Roh Tuhan menggerakkan hatinya.

Latihlah anak-anak Saudara sejak dini supaya mereka taat akan Firman lalu Roh yang ada di dalam dirinya itu aktifkan, dan itu akan mendesak anak-anak kita mempunyai semangat yang luar biasa dalam kehidupan ini, ketika studi di sekolah, mereka punya desakan dorongan untuk belajar menjadi yang terbaik, itu yang luar biasa.

Jangan tawar hati

Amsal 24:10. Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu.

Dari mana tawar hati itu? Ketika kita menghadapi berbagai macam tantangan, penderitaan, masalah, penyakit, banyak orang mulai tawar hati. Orang percaya anak-anak Tuhan, Saudara dan saya, tidak boleh tawar hati. Sayur saja tidak boleh tawar, tidak enak, apa lagi hidup kita. Jangan sampai tawar hati, karena kecillah kekuatanmu, tidak ada semangat.

Saya punya kesaksian ketika saya masih ada di Manado, saya tinggal bersama keluarga Lalamentik. Mereka punya hotel yang besar dan saya diminta dengan sangat untuk tinggal di Lantai 2, di sebuah ruangan yang besar untuk saya dan istri. Dan saya diangkat sebagai anak.

Tante Lalamentik waktu itu dalam keadaan sakit, tumor ganas. Waktu masuk Rumah Sakit, dan dia akan dioperasi, di sebelahnya ada seorang ibu yang penyakitnya sama. Ibu itu dioperasi jam 8 pagi, dan ketika ibu selesai dioperasi, dokter tampak lemah sekali waktu keluar dari ruang operasi. Kemudian waktu sore harinya Tante Lalamentik masuk, dia dioperasi cukup lama, tapi ketika dokter keluar mukanya sukacita. Apa rahasianya? Karena Tante Lalamentik tidak pernah tawar hati, kami doakan sungguh-sungguh, supaya roh hikmat datang kepada dokter operasi, tidak tawar hati, semangatnya luar biasa. Tiga minggu kemudian, ibu yang di sebelah Tante Lalamentik itu meninggal dunia, sementara luar biasa, Tante Lalamentik sembuh dengan sempurna. Itu adalah mujizat, walaupun kanker, tapi bagi Tuhan tidak ada yang mustahil.

Prinsip menjadi lebih dari sekedar orang biasa

Prinsip-prinsip apa yang dapat membuat kita lebih dari sekedar orang biasa-biasa saja? Ada prinsip-prinsip tertentu yang menjadikan kita sekedar orang biasa-biasa saja, yaitu Saudara memerlukan:

  1. Sedikit lebih banyak tekad daripada orang biasa
  2. Sedikit lebih banyak iman daripada orang biasa
  3. Sedikit lebih banyak kasih daripada orang biasa

Sedikit lebih banyak tekad daripada orang biasa

Daniel 6:4, karena ia mempunyai roh yang luar biasa.

Roh Tuhanlah yang memberikan kepada Daniel tekad. Sehingga sebagai bangsa buangan, dia tidak merasa puas, dia tidak mau kalah dengan orang-orang Babilonia, dia tidak mau sekedar lumayan, karena dia punya spirit of excellent, bukan spirit of lumayan. Roh itu ada di dalam diri Daniel, dan sekarang ada di dalam diri Saudara dan saya. Itu sebabnya kita tidak boleh punya ketawaran hati, harus punya tekad.

Rasul Paulus juga memiliki tekad yang luar biasa, bahkan lebih dari Rasul-Rasul lain. 1 Korintus 15:10, Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.

Itu sebabnya Rasul Paulus menjadi seorang hamba Tuhan yang menjungkirbalikkan dunia pada waktu itu, dipakai Tuhan luar biasa, dia bekerja lebih keras dari semua orang.

Ada seorang jemaat saya ketika mereka masih muda, menjadi pengantin baru, rumah mereka masih mengontrak, mereka tidak punya apa-apa, dan hanya berjualan kopi bubuk. Dia beli kopi dari pasar, digiling sendiri, lalu dijajakan, dibungkus kecil-kecil, dan dijajakan ke warung-warung kopi, dengan ketekunan yang luar biasa, sambil belajar meracik kopi bubuk yang terbaik.

Tapi hari ini, dia mendapatkan julukan "Raja Kopi dari Serpong", karena memang dia ada di daerah Serpong. Sampai-sampai jemaat kami yang ada di Kanada dan Eropa, ketagihan Kopi Aseng, kalau belum minum Kopi Aseng belum pas. Bahkan mereka bilang kopi Aseng itu lebih enak daripada kopi Starbucks! Di Pasar Moderen, sekarang Kopi Aseng sudah ada di sana, itu semua karena dia punya tekad lebih dari orang biasa-biasa.

Di Alkitab, ketika Elisa membajak tanahnya, dia memakai 12 pasang lembu, artinya 24 ekor. Saya ajak Saudara berpikir, di zamannya Elisa, kok sudah terpikir membajak tanah dengan 12 pasang lembu? Sedangkan di Indonesia sampai hari ini tidak ada petani yang membajak dengan 12 pasang? Paling-paling juga dua pasang. Ini 12 pasang. Kenapa? Karena Elisa tidak mau menghasilkan segala sesuatu biasa-biasa seperti orang biasa, dia kerahkan setiap potensinya, sekali bekerja dia ingin menuai yang terbanyak. Ini harus terjadi di dalam diri saya dan Saudara.

Sekarang, mari lihat Rasul Paulus, 2 Korintus 11:27, Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan dahaga; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian,

Dikatakan Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat. Kalau kita berbicara dengan para pengusaha yang berhasil yang menjadi konglomerat, dia akan mengatakan perkara yang sama dengan Rasul Paulus, bekerja lebih keras, lebih berat, daripada semua orang.

Anak Raja tidak boleh jadi yang biasa-biasa. Saya doakan setiap nama-nama jemaat yang saya layani, mereka tidak boleh menjadi jemaat yang biasa-biasa. Di setiap perumahan-perumahan, siapa kira-kira di antara perumahan-perumahan, orang-orang yang terbaik dan diberkati? Pasti anak-anak Tuhan. Amin? Coba adakan survei, di setiap perumahan, khususnya menengah ke atas, di antara mereka yang di pemukiman, orang yang paling diberkati, pasti anak Tuhan. Dengar, secara jumlah kita minoritas, tapi secara berkat Tuhan, kita mayoritas. Ketika malam minggu makan di restoran-restoran besar, siapa yang makan di sana? Anak-anak Tuhan, dan siapa yang melayani? Bukan anak-anak Tuhan. Perhatikan, setiap mereka makan, mereka doa dulu, pantas saja mereka diberkati. Tapi yang melayani, bukan anak-anak Tuhan.

Saya merasa bersukacita mereka diberkati oleh Tuhan. Orang-orang hebat punya tekad lebih dari orang biasa, orang yang sukses tidak pernah menyerah, semangatnya lebih dari orang-orang biasa. Tanamkan itu di dalam diri anak-anak Bapak/Ibu. Di dalam gejolak dunia, aktivasi otak tengah, tidak perlu! Allah kita lebih dahsyat dari penemuan paling mutakhir sekalipun saat ini.

Sedikit lebih banyak iman daripada orang biasa

Bilangan 13:30, Kemudian Kaleb mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan Musa, katanya: "Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!"

Pengintai diutus Musa mengintai negeri perjanjian, 12 orang. Akhirnya mereka kembali dan mengatakan negeri yang akan diberikan Tuhan itu luar biasa, subur luar biasa, berlimpah susu madu. Tapi sayang penduduknya kebanyakan raksasa, kuatnya bukan main, bahkan Enak para raksasa-raksasa, jumlahnya begitu banyak, kita akan ditelan oleh mereka, kita tidak bisa mengalahkan mereka.

Tapi Yosua dan Kaleb, 2 orang, mengatakan tidak. Bukan mereka yang akan menelan mereka, tapi kitalah yang akan menelan mereka, karena kita disertai Tuhan. Mereka Beda komentar, mereka punya iman lebih dari kebanyakan orang-orang kebanyakan. Itu sebabnya kita harus melihat, bagaimana kita punya iman supaya kita lebih dari orang kebanyakan. Iman tidak bisa kita minta, walau lewat doa, kuncinya adalah Saudara sendiri.

Iman timbul dari pendengaran, akan Firman Tuhan. Bacalah Firman setiap hari. Saudara ada sarapan pagi, makan siang, makan malam. Kalau secara jasmani satu hari tiga hari, maka roh kita juga sama, harus ada breakfast, lunch, dan dinner untuk membaca Alkitab. Ini adalah roh yang hidup ketika kita baca dan renungkan, iman kita muncul.

Yohanes berkata, iman muncul lewat berbagai macam kesulitan hidup. Ketika kita menghadapi dengan kesadaran bahwa Tuhan beserta dengan saya bahwa saya tidak akan dikalahkan, dan Saudara keluar lebih dari pemenang, maka iman Saudara naik kualitasnya.

Di sebuah desa di Jawa Timur, ketika musim kemarau panjang, dan sudah 3 bulan tidak hujan, sawah-sawah kering semua. Ada gereja kecil, Gereja Bethel Indonesia, gembalanya mengajak jemaatnya untuk datang pada hari Rabu untuk Kebaktian Tengah Minggu, yang spesial diadakan untuk minta hujan. Supaya sumur-sumur yang kering ini Tuhan berikan air hujan. Semua jemaat datang ke gereja, dan di antara yang datang itu ada seorang encim-encim tua yang datang dengan membawa payung. Dan temannya bilang, ini kan sudah sore, kok bawa payung? Dijawab encim itu, "Loh kamu lupa? Kita datang minta hujan. Nah nanti kalau pulang hujan bagaimana?" Dan ketika mereka sungguh-sungguh minta hujan, kebaktian selesai, pengumuman, hujan keras datang. Tidak ada orang yang bisa pulang, dan ibu ini bisa pulang sendirian. Imannya lebih daripada yang biasa-biasa!

Kalau Saudara punya iman yang lebih, Saudara punya kelebihan dari orang yang biasa-biasa. Jangan puas hanya menerima Firman hanya hari minggu dari mimbar di gereja, tapi setiap hari harus baca Alkitab di rumah Saudara.

Sedikit lebih banyak kasih daripada orang biasa-biasa

Ini adalah tuntutan Tuhan. Ini pertanyaan Tuhan bukan hanya kepada Petrus, tapi kepada Saudara dan saya, Yohanes 21:15. Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."

Bayangkan Tuhan bertanya ini kepada Saudara pribadi, nama Simon ini gantikan dengan nama Saudara sendiri. Artinya kita harus punya kasih lebih daripada semua orang biasa-biasa.

Suatu ketika saya melayani Firman Tuhan di Los Angeles, Amerika Serikat. Selesai kebaktian, Gembala Sidang bertanya kepada saya, "Pak Pendeta pernah melayani di Semarang?"Saya mengiyakan. Lalu katanya lagi, "Kalau begitu benar. Pak Pendeta kalau di Semarang dipanggil Pak Abednego kan? Berarti benar." Ternyata ada orang dua rekan Pendeta yang bersama-sama Gembala tersebut yang katanya kenal dengan saya. Yang satu Gembala juga dan yang satunya lagi Dosen. Malam itu kami rencanaya ketemu mereka, sambil makan bubur di Los Angeles.

Akhirnya waktu ketemu, saya tidak kenal. Siapa ini? Mereka bilang "Ah, Om masa lupa? Lihat lagi kami berdua." Saya tidak tahu, yang satu kepalanya agak botak, yang satu botak bener-bener ngga ada rambutnya. "Om Abed kan? Om, ingat-ingat, ketika di Semarang, om kan pernah 1 tahun di sana, lihat baik-baik saya dan adik saya. Kami ini anak Sekolah Minggu yang Om ajar dulu. Kami kelas besar." Lalu mereka sebutkan namanya, barulah saya ingat mereka.

Saya ingat, mereka adalah dua orang yang punya kasih lebih dari yang lainnya. Kalau datang ke Gereja pasti nomor satu. Dua orang ini membantu saya mempersiapkan gereja. Yang meletakkan air minum, membereskan hal-hal lain, adalah dua orang ini. Bahkan saat datang mereka berlutut dulu berdoa, baru melayani. Mereka bilang, "Ketika kami masih Sekolah Minggu saya bercita-cita jadi Gembala Sidang seperti Om, dan Tuhan buka jalan."

Saya bersukacita anak-anak Sekolah Minggu saya jadi Gembala Sidang di LA, dan adiknya jadi Dosen Teologia. Itu sebabnya anak-anak muda yang mengajar Sekolah Minggu, push mereka agar punya kasih lebih dari yang lain. Siapa tahu mereka akan jadi orang besar yang dipakai Tuhan luar biasa. Tuhan jadikan mereka lebih dari sekedar orang yang luar biasa.

Saya tantang Saudara, karena Roh Tuhan ada di dalam diri saya dan Saudara, serahkan hidupmu, Saudara akan dipakai lebih dari orang biasa-biasa! Amin!

Penutup

Roh yang memimpin Yusuf, Daniel, dan orang-orang yang luar biasa dalam Alkitab adalah Roh yang luar biasa. The Spirit of Excellent adalah milik Saudara dan saya, dan kita adalah orang yang lebih dari orang lain.

Ku tak dapat jalan sendiri tanpa Roh-Mu
Bawalah diriku kepada s'gala kebenaran
Agar tidak tersesat mengikuti jalan-Mu

Kudus, kudus, Tuhan, kudus nama-Mu
Ku b'ri syukur dalam simfoni indah
Ajaib, ajaib, Tuhan, ajaib nama-Mu
Nama yang b'ri menang, Yesus nama-Nya

Mulai hari ini, Roh Kudus, the Spirit of Excellent akan diaktifkan dalam diri Saudara, ada semangat, kekuatan, dorongan, ketahanan yang luar biasa, akan mendobrak keadaan Saudara, Saudara akan jadi lain, lebih baik, Haleluya! Hikmat, bisnis, rumah tangga, pelayanan, lebih baik dari yang lain.

Hamba serahkan semua anak-anak-Mu ini ke dalam tangan-Mu. Bapa yang ada di tengah-tengah kami, meteraikan apa yang kami minta, terima kasih banyak Bapa, Kau lihat gereja-Mu di tempat ini, lebih dari mereka-mereka yang lain, jemaat-jemaat-Mu di tempat ini lebih dari di tempat-tempat lain di seluruh Bogor karena Engkau menempatkan kami lebih dari orang-orang kebanyakan. Kami mengimani anak-anak kami, kami serahkan kepadamu supaya mereka berhasil, lebih dari yang lain, masa depan mereka luar biasa. Terima kasih untuk firman-Mu hari ini, dalam nama Tuhan Yesus Kristus.

Amin.