Melangkah dengan iman (Pdt Dr Andreas Eko Nugroho, MTh)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Iman sejati bukan sekadar percaya, tetapi berani melangkah walau keadaan belum berubah, seperti sepuluh orang kusta yang taat pada perkataan Yesus. Di tengah realitas yang penuh tantangan, kita dipanggil untuk punya sikap hati yang benar, tidak goyah, dan terus memperkatakan firman. Saat kita berjalan dengan iman, maka mujizat, pemulihan, dan berkat Tuhan yang sempurna akan nyata dalam hidup kita!

Shalom, saya percaya Bapak, Ibu, Saudara masih memiliki iman dan harapan di tahun 2025, bahwa kita akan terus dipakai Tuhan, dipulihkan, disembuhkan, dan diberkati oleh Tuhan. Amin!

Lukas 17:11-15,

Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus menyusur perbatasan Samaria dan Galilea.
Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh dan berteriak: "Yesus, Guru, kasihanilah kami!"
Lalu Ia memandang mereka dan berkata: "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam." Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir.
Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring,

Saudara, ayat ini sederhana saja. Ada sepuluh orang kusta datang kepada Yesus. Mereka berseru kepada Yesus, dan ternyata Yesus hanya memberikan arahan, memberikan tuntunan untuk mereka kerjakan. Hari ini Saudara bisa bertanya: “Pak Pendeta, saya tidak mengalami kusta.” Tapi ada sebuah kondisi, ada keadaan, seperti orang kusta—tidak bisa, tidak sanggup, tidak mampu menyelesaikan, mengubah, atau memperbaharui keadaannya—sehingga membutuhkan Yesus. Sama seperti hari ini, Tuhan izinkan ada pergumulan, kesulitan, persoalan. Kita sadar tidak mampu menyelesaikan dengan kekuatan sendiri, karena itu kita membutuhkan Yesus. Haleluya!

Ada harapan dalam diri orang kusta supaya ada perubahan, transformasi, pembaharuan. Sama juga dengan Saudara dan saya, hari ini kita juga punya harapan: keluargaku dipulihkan, keluargaku diberkati, keluargaku ditolong Tuhan, keluargaku dimenangkan bagi Kerajaan Allah. Tahun 2025, gereja Danau Bogor Raya mengalami tuaian terbesar dan tak terbatas.

Ada harapan, tetapi kita tidak mampu mewujudkannya. Sama seperti sepuluh orang kusta datang kepada Yesus. Haleluya! Saya percaya hari ini Saudara juga datang beribadah, datang kepada Yesus. Amin!

Yang kedua, kalau kita melihat ayat-ayat tadi, dikatakan bahwa sepuluh orang kusta berseru, berteriak memohon kepada Yesus. Sesuai firman Tuhan: Mintalah maka kamu akan diberi, carilah maka kamu akan mendapat, ketoklah maka pintu akan dibukakan bagimu. Belum dibukakan? Ketok lagi! Katakan kanan-kirimu: Sabar! Mereka sudah berseru: “Yesus, Guru, kasihanilah kami!” Saya percaya setiap hari jemaat Tuhan di tempat ini juga berdoa di hadapan Tuhan. Amin!

Masih ada tidak doa-doamu yang belum dikabulkan Tuhan? Masih ada? Banyak! Tapi punya harapan akan dikabulkan Tuhan, punya iman akan dijawab Tuhan, punya iman akan mengalami kuasa dan mujizat Tuhan. Terjadilah sesuai dengan imanmu! Haleluya!

Saudara, di Alkitab jawaban doa itu dibedakan. Ada yang disebut aiteo. Apa itu? Salah satu mata kuliah kami di teologi adalah teologi doa. Aiteo adalah doa yang langsung dijawab Tuhan. Contohnya, ketika ada lima roti dan dua ekor ikan, Yesus mengucap syukur, tiba-tiba rotinya berlipat ganda sehingga 5.000 orang makan sampai kenyang. Sisa berapa bakul? Dua belas bakul! Contoh kedua, tujuh roti. Yesus mengucap syukur, tiba-tiba berlipat ganda, 4.000 orang makan sampai kenyang, sisa tujuh bakul. Itu aiteo, doa yang langsung dijawab. Haleluya!

Tetapi, Bapak Ibu Saudara, ada juga doa di mana Tuhan memberikan arahan. Tidak langsung diubahkan, tidak langsung diperbaharui, tapi Yesus memberikan tuntunan. Seperti sepuluh orang kusta ini: mereka berseru, “Yesus, Guru, kasihanilah kami!” Yesus menjawab: “Pergilah, perlihatkan dirimu kepada imam-imam besar.”

Nah, pada waktu mendapat arahan dari Yesus Kristus, saya mau tanya: sepuluh orang kusta ini, ketika meninggalkan Yesus, sudah sembuh atau masih kusta? Masih kusta! Sudah tahir atau belum? Belum! Tapi iman dan harapan mereka tidak luntur, tidak tawar hati, tidak kandas. Bisa jadi engkau beribadah di tempat ini, masalahmu masih sama, keadaanmu belum berubah, pergumulanmu masih sama, bebanmu masih berat. Tetapi saya mau katakan: pulang dari tempat ini, tetap melangkah dengan iman!

Orang yang melangkah dengan iman, seperti sepuluh orang kusta tadi, meninggalkan Yesus dalam keadaan masih kusta, belum sembuh, belum dipulihkan. Tapi mereka tetap punya iman akan pemulihan. Saya berdoa, Saudara, pulang dari tempat ini, imanmu tetap sama, bahkan makin kuat. Akan terjadi pembaharuan dan pemulihan atas hidupmu, keluargamu, dan gereja ini. Keluargamu akan dimenangkan bagi Tuhan. Amin!

#1 Iman disertai dengan ketaatan

Tanda yang pertama dari orang yang melangkah dengan iman adalah imannya disertai ketaatan. Bayangkan kalau sepuluh orang kusta tadi, ketika mendapat jawaban Yesus: “Pergi perlihatkan dirimu kepada imam besar”, mereka tidak mau taat. Mereka bisa saja berkata: “Kami belum sembuh, belum tahir, belum pulih!” Tapi mereka memilih taat, walaupun masih kusta.

Hari ini, dengar baik: Tuhan sedang menantikan ketaatan kita. Apa yang harus kita lakukan? Seperti apa yang dituntun oleh Tuhan. Beberapa contoh: ketika Musa memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir menuju Tanah Kanaan, mereka diperhadapkan dengan Laut Teberau. Orang Israel bersungut-sungut, tetapi Musa datang kepada Tuhan. Tuhan tidak langsung membelah laut menjadi jalan, melainkan memberi arahan: “Pukulkan tongkatmu ke laut.”

Coba kalau Musa protes, coba kalau Musa ngeyel: “Tuhan, masak laut seluas ini cuma dipukul tongkat?” Tapi Musa menunjukkan kerendahan hati dan ketaatan. Walaupun jauh dari apa yang ia harapkan, ia tetap taat, dan mujizat terjadi. Musa melakukannya, dia pukul tongkatnya tiga kali, dan laut itu tiba-tiba terbelah.

Saudara, dengar baik-baik: ketaatanmu sedang dinantikan Tuhan. Secara pribadi, secara keluarga, Tuhan sedang arahkan dan tunjukkan apa yang harus engkau lakukan. Jangan tunda, jangan protes, jangan ngeyel. Lakukan dalam nama Yesus!

Contoh kedua, dalam Perjanjian Baru, Yohanes 2. Ada pernikahan. Saudara-saudara yang sudah menikah pasti tahu ya—undangannya berapa, makanannya berapa, minumannya berapa. Pokoknya jangan sampai kurang, kalau kurang itu memalukan. Tetapi ternyata dalam Yohanes 2, pesta itu kekurangan anggur.

Yesus menyuruh pelayan mengambil air putih dengan gayung, lalu membawanya kepada pemimpin pesta. Saya mau tanya: kalau Saudara jadi pelayan itu, Saudara melangkah pergi atau diam di tempat? Karena pelayan itu tahu di gayungnya hanya ada air putih. Tetapi mereka melangkah, taat. Saya tidak tahu langkah ke berapa air itu berubah, tetapi ketika sampai kepada pemimpin pesta dan dicicipi, air putih sudah berubah menjadi anggur yang manis.

Saudara, dibutuhkan ketaatan! Dan hari ini Tuhan sedang menunggu ketaatanmu untuk membuka pintu mujizat-Nya. Amin!

#2 Iman dibenturkan dengan realita

Sepuluh orang kusta tadi, realitanya mereka masih kusta, masih sakit, belum pulih, belum sembuh. Tetapi imannya melampaui realitas. Haleluya!

Ketika sepuluh pengintai menyatakan realitas tanah Kanaan, mereka berkata: “Penduduknya raksasa-raksasa. Orangnya besar-besar. Pemakan manusia. Mereka lebih kuat dari kita, lebih banyak dari kita.” Itu realitas. Tetapi Yosua dan Kaleb tidak sama dengan sepuluh pengintai lainnya. Yosua melihat dari sudut pandang iman, sudut pandang Tuhan.

Saudara percaya, Tuhanmu lebih besar daripada realitas di depanmu? Tuhanmu lebih dahsyat daripada apa pun realitas yang ada di depanmu? Amin!

Sepuluh orang kusta tidak terbelenggu dengan realitas. Memang susah, sulit, sukar, sakit, sedih, sumpek, stres—komplit! Tapi mereka melangkah dengan iman. Saudara, imanmu harus melebihi realitas. Walaupun realitas berkata: tidak mungkin, tidak bisa. Tetapi sepuluh orang kusta itu melangkah dengan iman yang melampaui realitas.

Kutahu Tuhan pasti buka jalan… Lagu lama tapi membangkitkan iman kita. Apapun keadaanmu, Tuhan pasti buka jalan. Kalau tidak ada jalan, Tuhan juga bisa buat jalan yang baru. Tetap melangkah dengan iman!

#3 Iman disertai dengan perbuatan benar

Yang ketiga, imanmu harus disertai dengan perbuatan benar.

Kebutuhan meningkat? Enggak apa-apa. Uang habis? Enggak apa-apa. Belum sembuh? Enggak apa-apa. Tuhan tahu waktu yang terbaik untuk menolong kita. Tuhan tahu waktu yang terbaik untuk menjawab iman kita. Tuhan tahu waktu yang terbaik untuk mengabulkan harapan kita.

Seperti pujian: Bila Kau izinkan sesuatu terjadi, kupercaya semua untuk kebaikanku. Hati-hati, jangan cuma nyanyi. Harus punya sikap hati yang benar. Sekalipun diputuskan sepihak, sekalipun di-PHK, sekalipun masih sendiri, sekalipun gaji tidak naik, sekalipun masih tinggal di rumah sederhana, bahkan sekalipun sakit, tetap punya sikap hati yang benar: Mengucap syukurlah dalam segala hal! (1 Tesalonika 5:18)

Sepanjang tahun 2024, ada enggak orang yang mengecewakanmu? Ada! Banyak! Ada enggak orang yang menyakiti hatimu? Banyak! Tapi tetaplah punya sikap hati yang benar. Apapun yang terjadi, jangan pernah menyerah. Jangan menyerah! Mujizat pasti terjadi! Katakan pada kanan-kirimu: “Jangan pernah menyerah!”

Hei Ibu-ibu, ketika mendengar suamimu di tempat pekerjaan, bisnis, atau usaha sedang mengalami goncangan hebat, katakan: jangan pernah menyerah! Hei orang tua, kalau engkau ketemu anak-anakmu yang sedang menghadapi sidang akhir, skripsi, karya ilmiah, berat, susah—katakan: jangan pernah menyerah!

Kalau keluargamu sedang mengalami keadaan badai yang hebat, saling kuatkan satu dengan yang lain: jangan pernah menyerah, mujizat Tuhan nyata!

Siapa yang mau membuat tekad dan resolusi 2025? Apapun yang terjadi, tidak akan menyerah bersama Yesus. Tidak akan putus asa bersama Yesus! Amin!

Perbuatan yang benar itu penting. Tapi kalau engkau kecewa, sakit hati, lelah, lesu, letih, lemot, lemah… maka tidak akan terjadi apa-apa. Harapan tetaplah melangkah dengan iman, dengan sikap hati yang benar.

#4 Imanmu jangan goyah

Yang keempat, imanmu jangan goyah. Biasanya kalau badai makin besar, tantangan makin berat, tekanan makin kuat, iman kita mulai goyah. Sama seperti sepuluh orang kusta yang semakin jauh meninggalkan Yesus, belum terjadi kesembuhan, belum terjadi perubahan. Sama! Setahun, dua tahun, belum ada terobosan, belum ada pemulihan, belum ada transformasi, belum ada tuaian. Tapi jangan goyah! Haleluya!

Tetap melangkah dengan iman bersama Yesus. Yakobus 1:6-7 berkata: kalau imanmu seperti perahu yang diombang-ambingkan, goyang kanan, goyang kiri, percaya–ragu, percaya–bimbang, itu tidak akan mendatangkan hasil. Jadi walaupun goncangan makin besar, tetap jangan goyah. Tantangan makin hebat, tetap jangan goyah. Imanmu harus kokoh, imanmu harus kuat. Bersama Yesus, aku cakap menanggung segala perkara! Bersama Yesus, aku lakukan perkara besar!

Walaupun tahun 2025 dikatakan ekonomi dunia makin gelap, iman kita tidak goyah. Bersama Yesus, kita tetap percaya mujizat terjadi!

Bersama Yesus, setiap masalah pasti ada jalan keluar. Bersama Yesus, setiap masalah pasti ada kemenangan. Bersama Yesus, setiap masalah pasti dilewati! Haleluya!

Mau berkat yang kecil-kecil atau yang besar-besar? Mau berkat biasa-biasa atau luar biasa? Yang luar biasa! Jangan goyah!

#5 Imanmu harus terus diperkatakan

Yang kelima, imanmu harus terus diperkatakan. Amsal 18:21 berkata:

Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.

Kalau perkataanmu negatif: “Aku kalah, aku gagal,” itu yang akan terjadi. Tetapi kalau engkau memperkatakan Firman Tuhan, engkau akan melihat buah dari imanmu.

Perkatakan dalam doa-doamu. Doa orang benar besar kuasanya. Memang berat, memang ada air mata, tapi tetaplah menabur benih iman. Mazmur 126:5 berkata:

Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.

Mulailah perkatakan: “Aku pasti dipulihkan. Aku pasti mengalami terobosan. Aku pasti mengalami kesembuhan. Keluargaku dipulihkan. Keluargaku dimenangkan. Apa yang aku kerjakan diberkati Tuhan. Apa yang aku lakukan disertai Tuhan.” Amin!

Pasti ada perubahan

Saudara, Lukas 17:15 berkata bahwa sementara mereka berjalan, di tengah jalan tiba-tiba saja mereka disembuhkan. Saya berdoa, sementara engkau menjalani kehidupanmu di akhir 2024 dan memasuki 2025, tiba-tiba saja—suddenly!—Tuhan memulihkan engkau, menyembuhkan engkau, memberkati engkau, dan memberi terobosan dalam hidupmu! Amin!

Tetapi perhatikan, dari sepuluh orang kusta itu, hanya satu yang kembali kepada Yesus. Jangan sampai engkau termasuk sembilan yang tidak kembali. Satu orang itu kembali, dan ia mengalami pemulihan sempurna, seolah-olah tidak pernah sakit kusta.

Demikian juga dengan Saudara. Kalau engkau tetap mencari Tuhan, tetap beribadah, tetap mengiring Kristus, tetap melayani Yesus, engkau akan dipulihkan dengan sempurna! Amin!

Nyanyi:

Bagi Tuhan, tak ada yang mustahil
Bagi Tuhan, tak ada yang tak mungkin
Mujizat-Nya disediakan bagimu
Ku diangkat, ku dipulihkan-Nya

Video