Dalam perut ikan (Pdt Sutadi Rusli)
Pesan Gembala | |
---|---|
Ibadah | Ibadah Raya |
Tanggal | Minggu, 8 November 2020 |
Gereja | GBI Danau Bogor Raya |
Lokasi | Online |
Kota | Bogor |
Khotbah lainnya | |
| |
Shalom dan selamat pagi! Pasti semua amat sangat diberkati Tuhan! Amin!
Saudara yang dikasihi Tuhan, waktu baca tema ini, "dalam perut ikan", pasti sudah muncul dalam benak Saudara, satu tokoh Alkitab yang satu waktu ada di dalam perut ikan, yaitu Yunus bin Amitai.
Kenapa sih Yunus bisa masuk dalam perut ikan selama tiga hari tiga malam? Kita bayangkan, perut ikan itu luar biasa, pengap, gelap gulita, baunya luar biasa. Kalau ikan laut kita potong dan keluarkan isi perutnya, itu rasanya sudah begitu kotor isi perutnya. Ini tinggal 3 hari 3 malam di dalam perut ikan, tentu sesuatu yang amat tidak enak.
Kalau kita dalam situasi pandemi yang begitu dahsyat, tentu ini sesuatu juga yang tidak enak.
Jadi, kenapa Yunus diizinkan Tuhan masuk dalam perut ikan, tiga hari tiga malam?
Tuhan bersabda pada waktu itu kepada Yunus, pergi ke Niniwe, Injili orang-orang Niniwe yang sudah berbuat jahat itu. Tapi Yunus ingkar dari perintah Tuhan dan malah lari ke Tarsis. Waktu itu dia masuk ke satu pelabuhan bernama Yafo, dan singkat cerita, dia dihantam angin badai yang begitu kuat dan akhirnya masuk ke dalam perut ikan.
Kenapa Yunus diizinkan Tuhan masuk dalam perut ikan? Yaitu karena dia melanggar Firman Tuhan, dia tidak melakukan Firman Tuhan.
Melalui ayat-ayat ini, Tuhan ingatkan dua hal kepada kita.
#1 Menjadi pelaku Firman
Tuhan mengingatkan kita agar kita harus menjadi pelaku Firman.
- Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri. (Yakobus 1:22)
Tuhan mau kita menjadi pelaku Firman! Bukan hanya sekedar pendengar. Kenapa disebut menjadi penipu diri sendiri? Waktu Pendeta khotbah, kita amin-amin, kita berkata ya saya percaya, Tuhan. Tapi kalau kita tidak melakukan, sama juga percuma, sama saja menipu diri sendiri.
Saya tidak akan diberkati Tuhan, kalaupun saya bisa khotbah, baca Firman Tuhan, hapal satu Alkitab, saya khotbah 2 jam dengan luar biasa di depan ribuan orang, tetapi kalau saya tidak menjadi pelaku Firman Tuhan, sama saja saya tidak akan jadi berkat dan saya tidak diberkati.
Hari-hari ini Tuhan ingatkan agar kita menjadi pelaku Firman. Kenapa kita harus menjadi pelaku Firman?
Matius 7:24-27 berbicara mengenai 2 buah rumah, yang satu begitu hebat dan megah. Yang satu Cuma sederhana. Tapi apa yang terjadi? Ketika datang hujan yang lebat, banjir yang kuat, angin yang dahsyat. Di kala diterpa hujan, banjir, dan angin ini, ternyata rumah yang megah itu ambruk! Kenapa? Karena dibangun di atas pasir. Tapi rumah yang sederhana ini tetap kokoh karena dibangun di atas batu.
Hari-hari ini ada ujian-ujian yang datang:
- Ujian hujan, berbicara ujian berkat
- Ujian banjir, berbicara ujian iman
- Ujian angin, berbicara ujian kedagingan
Jangan lupa, berkat bukan segala2nya. Kita diuji dengan berkat, tapi kita lalu lupa bahwa Firman Tuhan adalah segala2nya bagi kita. Kita hidup bukan hanya dari roti saja tapi dari Firman Tuhan.
Hari-hari ini orang percaya sedang diuji imannya. Rasanya tidak enak, seperti di penjara. Tapi Tuhan ingatkan, iman kita sedang diuji. Ayo tetap teguh di dalam iman percaya Saudara. Waktu Saudara percaya teguh akan janji-janji Tuhan, pasti janji-janji Tuhan akan digenapi dalam hidup Saudara.
Hari-hari ini banyak yang mengajak kita keluar dari jalur Tuhan. Tetaplah ada dalam jalur Tuhan sampai kita ketemu Tuhan Yesus.
Mari, Saudara yang dikasihi Tuhan, kita diajak Tuhan untuk menjadi pelaku Firman, supaya benar-benar Saudara dan saya diberkati Tuhan.
#2 Ingat akan Tuhan
Dalam Yunus 2:7, setelah ada di dalam perut ikan, Yunus baru ingat akan Tuhan. Di dalam masalah, kita juga seringkali baru ingat sama Tuhan.
Waktu kita semuanya begitu well-organized, baik semuanya, kita sehat, kita sering lupa sama Tuhan. Waktu ada masalah kita nangis-nangis minta didoakan Pendeta. Tapi begitu sudah bebas, mengalami apa yang dijawab Tuhan, dia pergi dan lupa akan Tuhan.
Kalau hari-hari ini Tuhan izinkan pandemi terjadi, Tuhan punya rencana.
Ada seorang Hamba Tuhan, Ps Kerry Price, Gembala Senior Breath of Life Church di Amerika. Dia katakan, pandemi ini, Corona Virus ini, hanya baru permulaan dari satu goncangan yang besar. Untuk itu, Tuhan ingatkan kepada kita, bukankah Firman Tuhan katakan dalam Ibrani 12:26-28 bahwa sekali lagi Tuhan akan menggoncangkan apa yang dapat digoncangkan?
Hari-hari ini dunia sedang digoncangkan. Tapi kita harus ingat, penghakiman dimulai dari Rumah Tuhan terlebih dahulu. Saya akan dihakimi terlebih dahulu. Saudara sebagai orang-orang percaya akan dihakimi terlebih dahulu. Kita sebagai gereja Tuhan, kita akan mengalami lebih dulu goncangan-goncangan. Kenapa? Karena gereja hari-hari ini sedang tidur. Untuk itu kita harus bangkit kembali, jangan lagi ada yang suam-suam kuku, tapi tetaplah dalam roh yang menyala-nyala karena Dia segera datang menjemput kita.
Ingat baik-baik, goncangan ini ke depan akan semakin bertambah besar. Persiapkan diri kita baik-baik. Dan ada 2 pesan Tuhan untuk kita bisa tetap tinggal dalam kerajaan yang tidak tergoncangkan (Ibrani 12:26-28) ini:
- Berjaga-jaga sambil berdoa
- Naik ke gunung Tuhan
Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia. (Lukas 21:36)
Tanpa kita berjaga-jaga, nonsense, tidak mungkin kita punya kekuatan dari Tuhan. Lupakan, kalau kita tidak berjaga-jaga. Lebih banyak lagi berdoa, lebih banyak lagi dalam pujian penyembahan di tengah-tengah goncangan, karena Tuhan segera menjemput gereja-Nya. Amin!
… tuntunlah aku ke gunung batu yang terlalu tinggi bagiku. (Mazmur 61:3b TB)
… Lead me to the rock that is higher than I. (Psalm 61:2b KJV)
Dalam KJV, dikatakan: bawa aku ke atas gunung yang lebih tinggi.
Kalau saya baca ayat ini, ini mengingatkan diri saya, perjalanan Saudara dan saya sebagai orang percaya itu naik ke atas gunung. Tuhan tunggu kita di atas gunung. Mungkin ada yang sudah ¼ gunung, mungkin ada yang sudah ½ gunung, mungkin sudah ada yang di puncak. Tapi satu hal yang Tuhan pesankan, jangan ada yang turun gunung!
Waktu kita melanggar Firman Tuhan, tanpa sadar kita sedang turun gunung. Waktu kita meladeni orang yang marah-marah sama kita, dan kita terpancing, tanpa disadari kita sedang turun gunung. Begitu kita sudah turun, susah untuk naik lagi!
Untuk itu, saya tidak mau, saya minta pada Tuhan, berikan saya kekuatan untuk tetap berdiri di mana gunung itu boleh berada, di bagian mana saya boleh berada. Saya tidak mau turun. Hari lepas hari, Saudara dan saya harus makin naik berjalan bersama Tuhan, sampai kita bertemu dengan Dia.
Amin!