Finishing well (Pdt Sutadi Rusli)
Pesan Gembala | |
---|---|
Ibadah | Ibadah Raya |
Tanggal | Minggu, 11 Maret 2018 |
Gereja | GBI Danau Bogor Raya |
Lokasi | Graha Amal Kasih |
Kota | Bogor |
Khotbah lainnya | |
Sebelumnya |
|
Selanjutnya |
|
Shalom dan selamat pagi, semua diberkati Tuhan? Luar biasa, saya melihat wajah-wajah yang semangat roh yang menyala-nyala! Amin! Tidak terasa kita sudah ada di bulan ketiga tahun 2018.
Saudara yang dikasihi Tuhan, setiap kali di dalam satu koran ada berita obituari, duka cita, maka seringkali kita menemukan ayat Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. (2 Timotius 4:7)
Saudara, dalam ayat ini Rasul Paulus menggambarkan bagaimana dia telah mengakhiri pertandingan yang baik, mencapai garis akhir, dan telah memelihara iman. Rasul Paulus telah sampai kepada titik yang terakhir dan percaya dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Paulus adalah orang yang finishing well, selesai dengan baik.
Kita sebagai orang percaya bukan yang penting kata awal, tapi yang penting kata akhir dalam hidup kita, finishing well supaya kita bertemu Tuhan Yesus.
Matius 19:27-30, Upah mengikut Yesus,
Lalu Petrus menjawab dan berkata kepada Yesus: "Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau; jadi apakah yang akan kami peroleh?" Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel. Dan setiap orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal.
Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu."
Jangan bangga jadi orang yang sudah jadi Kristen lama, tapi banggalah kalau finishing well. Kalau kita jadi orang yang tidak sungguh-sungguh, kita akan jadi orang yang terakhir. Mari sama-sama renungkan apa yang kita harus lakukan, peringatan buat kita, sehingga kita dapat finishing well.
#1 Bertanggung jawab dalam perkara kecil
Dalam Matius 25, perumpamaan tentang talenta, Tuhan kasih lima, dua, satu talenta. Lalu disuruh apa? Disuruh mengusahakan! Yang 5 talenta ternyata akhirnya jadi 10. Yang 2 jadi 4 talenta. Yang satu talenta, tetap satu. Saudara, Kekristenan bicara tanggung jawab. Amin!
Kalau keselamatan sudah diberikan cuma-cuma gratis, ada tanggung jawab yang harus kita lakukan. Yang menarik, yang 5 talenta ada tanggung jawab, yang 2 talenta bertanggung jawab. Yang 1 tidak bertanggung jawab. Yang 5 dan 2 dikatakan orang percaya yang finishing well.
Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. (Matius 25:21)
Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. (Matius 25:23)
Saudara, apa yang mereka lakukan? Mereka melakukan perkara-perkara yang kecil dengan setia. Kita maunya langsung yang gede. Kita maunya yang besar, tapi yang kecil lakukan dulu dengan setia.
#2 Tetap kuat dan tetap setia dalam Tuhan
Tuhan ingatkan Simon Petrus, Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, (Lukas 22:31).
Tuhan sedang memisahkan yang setia dan tidak setia. Menampi gandum itu setelah dituai babat dari ladang, dikeringkan, ditataki terpal, lalu mereka ambil sapi atau kerbau untuk injak-injak karena dulu tanpa mesin. Ini dilakukan dengan satu maksud, supaya terpisah antara bulir gandum lepas dari kulitnya. Belum selesai, diambil dengan tampah, dengan satu maksud, kulit-kulitnya akan terbang terbawa angin, lalu bulir-bulirnya yang berat jatuh ke tampah tersebut.
Ada dua ujian, tampian yang Tuhan siapkan buat kita. Saudara, yang pertama waktu kita diangkat, diberkati Tuhan,
Saya tahu ada anak-anak Tuhan walaupun dalam pergumulan, tapi tetap setia luar biasa, dia doa, luar biasa memuji Tuhan, Allah kita tetap setia, pengharapan dalam Tuhan tidak mengecewakan. Anak Tuhan yang setia ini akhirnya pergumulannya diberikan jawaban oleh Tuhan. Tapi tidak lama. Begitu diberkati, semua masalah selesai, ngga datang lagi ke gereja. Hilang ke mana-mana, karena sibuk. Saya percaya bukan jemaat di tempat ini.
Saya ada kenalan, rumahnya di Kelapa Gading. Tapi udah lama ngga ketemu. Namanya Bapak Setiawan. Tapi minta maaf lagi, bukan yang ada di sini. Nama boleh Setiawan, ternyata singkatan setia di awan-awan. Jangan cuma setia di awan-awan, tapi setia benar-benar.
Tetap kita setia di dalam Tuhan, bukan waktu itu saja, dalam tekanan, diinjak, pergumulan begitu berat apakah Saudara tetap setia atau tidak. Ada yang dalam pergumulan menjadi kecewa sama Tuhan.
Hari Rabu yang lalu, saya ada rapat di kantor Sinode Jakarta. Saya janjian dengan seorang teman yang sudah lama yang melayani di kantor Sinode. Dia seorang pengusaha yang punya tanggung jawab keliling Indonesia, mengurus SMPD (sekolah misi pelayanan desa). Selesai rapat, kami ngobrol. Saya beberapa hari sebelumnya teleponan dengan dia. Saya kaget istrinya sudah dipanggil Tuhan. Saya mengucapkan turut bersimpati dan doakan beliau. Lalu saya tanya, apa yang menyebabkan, apa yang menjadi pergumulan Bapak ini.
Luar biasa, dia cerita 3 tahun lampau istrinya itu tidak bisa tidur, semacam insomnia. Di RS, ke dokter syaraf di Jakarta. Dia diberi obat untuk membantu proses tidurnya dan dia bisa tidur kembali dengan baik. Rupanya berlangsung dan di bawah pengawasan dokter terus menerus. Sekali waktu ternyata jadi kebal, akhirnya obat itu tidak mempan. Yang mengerikan waktu saya dengar cerita Hamba Tuhan ini, bagaimana penderitaan dari istrinya, istrinya karena efek obat ini, ada syarafnya yang mati, rusak. Akibatnya dia tidak bisa tidur, dia tidak memiliki keinginan makan, tidak memiliki kepingan lagi minum, tidak lagi punya rasa capek.
Hamba Tuhan ini akhirnya bawa ke luar negeri. Ternyata dokter bilang, obat itu seharusnya tidak boleh dikasih 1ml, ternyata harus 0 koma mili, dan hanya boleh sekian bulan. Dan ternyata karena diminum begitu lama dan dosisnya besar, akibatnya syarafnya rusak. Dokter di sana bilang tidak pernah menemukan kasus seperti ini. Jadi istrinya itu kalau olah raga, tidak ada rasa capek, lapar, hanya kalau jam makan dia makan. Tidak haus, kalau jam minum baru minum. Penderitaannya begitu luar biasa. Tidak bisa tidur. 3 tahun dia alami seperti itu hingga pada 16 November yang lalu istrinya itu dipanggil Tuhan pulang.
Pergumulannya belum selesai sampai di situ. Satu hari setelah memakamkan istrinya, anak perempuannya mengalami sakit dan sampai kemarin beberapa hari lalu saya bicara, sudah sekian bulan setiap hari anak ini mengalami panas hingga 41 derajat, naik turun. Bawa ke berbagai dokter, ada yang bilang AIDS, TBC, Leukemia, tapi dicek negatif semua.
Lalu dia diberi tahu, Bapak harus bawa nanti ke Singapore. Tapi diberi tahu, begitu sampai di Singapore, kalau mengalami TBC jenis ini, maka bisa tidak diizinkan kembali ke Indonesia dan akan dikarantina di Singapore. Dia bilang, Saya sampai hari ini tidak bawa ke sana, takut tidak bisa pulang dan dikarantina di sana.
Saya apresiasi dia, dalam pergumulan yang begitu berat, dia baru pulang dari berbagai pelayanan, kemarin dari Pekanbaru, tapi dia tetap setia di dalam Tuhan.
Kalau saya dengar cerita Hamba Tuhan ini, rasanya persoalan kita belum ada apa-apanya. Ternyata ada yang mengalami pergumulan lebih besar. Ayo kuat dalam Tuhan. Persoalan-persoalan yang kita hadapi adalah persoalan biasa, yang tidak melebihi kekuatan kita.
Luar biasa dia pasti berikan kita jalan keluar, ada jalan keluar di dalam Tuhan!
Mari, Saudara yang dikasihi Tuhan, tetap kuat, tetap setia di dalam Tuhan! Amin!
#3 Jangan lebih tertarik kepada mamon!
Apalagi yang membuat Yesus sampai bilang, mari datang kepadaku, finishing well?
"Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.
Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.
Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.
Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau?
Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya.
Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku.
Lalu merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau?
Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal."
Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.
Jadi Kristen yang seperti domba itu disediakan kerajaan di bawah. Tuhan bilang, Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. (Matius 25:35-36)
Rupanya Kristen yang seperti domba adalah orang yang memiliki kasih. Bukan hanya kasih. Saudara beli pakaian pakai uang. Beli makanan pakai uang. Beli minuman pakai uang. Saudara, saya mau katakan ada satu hal yang kita perlu waspada. Di mana ada hartamu, di situ hatimu berada. Tuhan suruh pilih Tuhan atau mamon?
Jangan sampai yang membuat kita akhirnya tidak bisa diterima, tidak finishing well, karena hidup kita lebih tertarik pada hal-hal duniawi, lebih tertarik pada mamon.
Tuhan katakan, kumpulkan harta di Sorga. Karena di Sorga ngengat dan karat tidak memakannya. Mari menabung di Sorga. Kebenaran Firman Tuhan.
Menarik, ada satu artikel berkata, ada 3 uang misterius yang mana semakin dihabiskan maka kita malah akan mendapatkan lebih banyak:
- Pertama, uang untuk diri sendiri. Untuk kepandaian, memperbaiki kualitas pengetahuan kita sehingga menjadi orang yang pandai. Saudara mesti investasikan untuk pengetahuan.
- Kedua, uang untuk orang tua kita. Sekiranya orang tua Saudara sudah lebih cukup, kita pun tetap memberi. Kita bisa memberi waktu kita. Luangkan waktu, paling tidak seminggu sekali kunjungi. Mereka butuh kehadiran Saudara sebagai anak-anaknya.
- Ketiga, uang untuk persembahan amal. Waktu kita salurkan ini, maka justru bukan makin kekurangan, tapi makin diberkati berlimpah-limpah.
Firman Tuhan katakan dalam Amsal 11:24-26,
- Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan.
- Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum.
- Siapa menahan gandum, ia dikutuki orang, tetapi berkat turun di atas kepala orang yang menjual gandum.
Amin!