Sikap hati mengalami Pencurahan Roh Kudus (Pdm Himawan Hadirahardja, MSc)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Yohanes 1:35-39, Murid-murid Yesus yang pertama,

Pada keesokan harinya Yohanes berdiri di situ pula dengan dua orang muridnya. Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah!" Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut Yesus. Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu cari?" Kata mereka kepada-Nya: "Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?" Ia berkata kepada mereka: "Marilah dan kamu akan melihatnya." Merekapun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat.

Saudara yang terkasih dalam Kristus, hari ini adalah hari pencurahan Roh Kudus, sebuah hari yang tepat untuk merenungkan pertanyaan seperti yang Yesus tanyakan kepada mereka itu, "Siapakah yang engkau cari?" Kalau ingin mengalami pencurahan Roh Kudus, siapa yang engkau cari sesungguhnya? Untuk apa engkau mendapatkannya?

Hari-hari ini banyak orang yang mengalami persoalan, dan ingin punya suatu solusi yang cepat! Ada yang karena merasa tidak tahan lagi, karena ada yang tergiur sesuatu, ada juga yang iri dengan orang lain yang bersaksi luar biasa. Semua mau yang instan dan cepat. Banyak yang datang ke rumah Tuhan dengan berbagai motivasi, banyak yang mengejar yang instan itu!

Memang ikut Tuhan Yesus pasti dapat berkat, bahkan kalau kepenuhan Roh Kudus itu luar biasa. Ingin mengalami pencurahan Roh Kudus tapi apa motivasinya tepat?

Ada seorang teman saya katakan bahwa hari-hari ini kalau tidak hati-hati, gereja bisa jadi perdukunan "rohani" modern. Karena semua mau mengalami mujizat. Kalau ditanya, "Kenapa mau mengalami mujizat?" Jawabnya tidak tahu kenapa, pokoknya pingin ngalamin. Ada yang merasa sudah begitu sesak, sakit tidak sembuh-sembuh, hidup tidak ada terobosan, ada yang sudah puluhan tahun mendoakan suaminya.

Banyak anak Tuhan datang ke gereja tapi mengalami pengharapan yang keliru, termasuk menginginkan pencurahan Roh Kudus dengan motivasi yang keliru.

Bagaimana sikap hati kita untuk mengalami Pencurahan Roh Kudus?

#1 Cari sumbernya

Kalau mau mengalami Pencurahan Roh Kudus, hal pertama yang perlu kita temukan adalah sumbernya! Jangan kejar sekedar pencurahannya, jangan kejar berkat-berkatnya kalau tidak tahu sumbernya! Kenapa? Karena tanda-tanda heran itu bisa dikasih oleh ilah-ilah lain juga! Prophecy, nubuatan, ramalan, juga bisa dikasih oleh ilah-ilah lain.

Cari dulu sumbernya!

Dua orang murid Yohanes Pembaptis ini akan menjadi calon-calon murid-murid Yesus yang pertama, sehingga ketika Yesus lewat, Yohanes Pembaptis langsung berkata, "Lihatlah Anak domba Allah!" Dengan kata lain, Yohanes Pembaptis mengatakan "Ini loh Orangnya yang benar!" Dia menunjukkan kepada murid-murid-Nya, "Inilah Dia!"

Hari-hari ini, siapa Yesus menurut Anda yang merupakan sumber? Ada yang mengira Yesus tukang laundry, kalau berdosa cari Yesus, kalau tidak berdosa ngga usah cari Yesus? Yesus dijadikan tukang cuci dosa!

Ada yang pikir Yesus adalah dukun. Kalau sakit baru cari Tuhan Yesus. Kalau flu cari obat biasa. Kalau sakit berat baru cari Tuhan Yesus, minta diurapi, minta didoakan tumpang tangan.

Mungkin ada lagi yang lihat Yesus jadi tukang sulap. Kalau cash flow kacau, cari Yesus, lalu "abrakadabra", rekening 5 digit biar jadi 6 digit.

Ada yang pikir Yesus adalah banker, mesin ATM. Kalau butuh uang, cari aja Tuhan Yesus. Kalau tidak ketemu, ya cari wakilnya Tuhan Yesus, cari gembalanya. Ngga bisa menyalahkan juga sih, kadang saking panik, ada orang yang datang ke gereja, lalu memanfaatkan belas kasihan anak-anak Tuhan. Mereka tahu persis orang Kristen itu diajari belas kasihan.

Beberapa waktu yang lalu, saya didatangi seorang Bapak setelah Ibadah. Dalam ibadah itu saya yang khotbah. Dia bilang, "Puji Tuhan, gereja luar biasa, pujian penyembahannya luar biasa, apalagi khotbahnya peduli pada orang lain." Itu tidak enaknya jadi pengkhotbah, kadang diingatkan dengan khotbahnya sendiri. Dalam hati, "Puji Tuhan, tapi orang ini mau apa ya?" Ujung-ujungnya dia bilang, "Saya mau minta tolong, ini ada surat dari sekolah anak saya, harus ikut ujian, dia belum bayar, bisa ngga gereja bantu?" Ngga menolong, nanti dibilang cuma bisa khotbah doang. Akhirnya hari itu kita bantu. Minggu depannya, dia datang lagi dengan kebutuhan uang yang lain lagi. Singkat cerita, pada hari Selasanya kami ketemu lagi dan saya tanyai dia. Saya dulu pernah belajar psikologi, pernah jadi HRD, pernah interview orang, jadi trik-trik wawancara itu saya pakai juga. Bapak ini terjebak dengan pertanyaan yang intinya sama yang saya tanyakan dengan bahasa yang berbeda, jawabannya juga berbeda-beda.

Saya doa bahasa roh dalam hati, untuk bagaimana caranya menangani masalah Bapak ini. Saya lalu minta ke Bapak itu untuk bertemu dengan keluarganya, dan Bapak itu berkelit-kelit terus, tidak bisa katanya. Kalau masalah transportasi, mau saya jemput. Apalagi ternyata dia tinggal tidak jauh dari gereja. Dia berkelit terus. Saya tanya lagi, apa ada kegiatan lain di hari Minggu? Apakah ada pekerjaan? Ternyata tidak ada. Selidik punya selidik, akhirnya dia mengakui bahwa istrinya pergi ke gereja lain. Saya bertanya-tanya loh kenapa tidak sekeluarga ke gereja sana? Singkat cerita, saya katakan bahwa saya mau bicara dengan leader-leader saya. Nanti Minggu kita janjian ketemu lagi.

Setelah itu, ada staf saya yang memberi tahu saya kalau ternyata dia mengenali Bapak itu, tinggal di dekat rumahnya. Ternyata Bapak itu memang sudah terkenal kerjanya itu minta bantuan dari gereja ke gereja. Hari biasa juga tidak bekerja apa-apa, dan hanya menyalahgunakan belas kasihan anak-anak Tuhan. Saya bergumul, harus bantu atau tidak? Roh Kudus bicara suruh didik Bapak itu. Akhirnya hari Minggu, saya bicara empat mata, saya khotbahi dia 20 menit sendiri. Dan itulah kunjungan terakhir dia ke gereja kami!

Bapak ini motivasinya tidak benar, tapi it happens! Di sekeliling kita banyak orang seperti ini yang menyalahgunakan kata-kata saling menolong, saling peduli.

Saudara, ada atau tidak ada masalah, tetap libatkan Dia dalam setiap aspek kehidupan kita. Mau apa pun tanya Tuhan dulu, seperti Daud yang tanya Tuhan dulu. Itu artinya kita jadikan Tuhan sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi kita.

Stop doing that, motivasi yang tidak benar, makanya tidak pernah ada terobosan, karena sikap hati yang keliru. Kalau mau mengalami pencurahan Roh Kudus, ubah dulu mindset kita kalau kita mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat. Libatkan Dia dalam setiap aspek kehidupan kita!

#2 Tahu persis siapa yang dicari

Yohanes 1:38, Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu cari?" Kata mereka kepada-Nya: "Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?"

Kedua murid ini tahu apa yang mereka cari, maka mereka tanya, "Di mana Engkau tinggal?" Kenapa? Karena kalau tahu di mana Yesus tinggal, maka mereka bisa mengalami intimacy dengan Tuhan.

Iblis pun tahu siapa Yesus, dia tahu persis, dan betapa frustrasinya dia ketika Yesus akhirnya mau tetap menggenapi kehendak Bapa, Yesus mau mati dan mengalahkan maut, menggenapi kehendak Bapa dalam kehidupan-Nya!

Iblis pun tahu itu! Masalahnya, orang Kristen yang tiap minggu ke gereja, do you know? Do you understand? Apakah kamu mengenal Tuhan atau cuma sekedar tahu?

Saya tahu Koordinator Saudara, Pak Sukirman, dan Pak Sukirman tahu saya. Pak Sukirman tahu saya punya anak tiga orang, karena toh saya memang kasih tahu. Dia tahu rumah saya di daerah Karawaci, memang saya kasih tahu. Tapi kami sekedar tahu saja. Tapi kalau mengenal, ada interaksinya. Mungkin seminggu sekali kami bersepeda bareng, ada fellowship, mungkin anak-anak kami main sama-sama. Ada kedekatan, ada intimacy.

Murid-murid Yohanes Pembaptis yang kemudian jadi murid Yesus, mereka tahu dan mau mengenal Yesus. Makanya mereka bertanya, "Rumahmu di mana?" Karena the best place untuk mengenal seseorang adalah di rumahnya sendiri.

Ada seseorang di kantor, yang kalau di kantor itu sikapnya begitu tegas, sampai sepertinya bukan Pendeta. Tapi kalau di rumahnya dia begitu santai banget. Begitu berbeda. Kita sampai bingung, kok bisa beda begitu. Dia yang di rumah inilah dia yang sebenarnya. Murid-murid Yesus juga demikian, mereka ingin mengenal Yesus di rumah-Nya!

Bagi Anda pagi ini, apakah Anda mau dipenuhi Roh Kudus? Renungkan dulu, Anda di gereja mau cari apa? Kalau cari entertainment, pulang juga dapatnya entertainment belaka. Yang diingat hanya yang main drum, worship leader-nya begini begitu, wow pujian penyembahan hari ini luar biasa, tata suaranya bagaimana, surround-nya luar biasa, layar LED-nya terbaru sampai wajah pengkhotbahnya terlihat seolah di depan saya. Tapi begitu ditanya isi khotbahnya apa? Ngga tahu. Hanya entertainment-nya yang diingat.

Kalau Anda di gereja hanya karena kewajiban, ya Anda tidak dapat apa-apa. Bisa-bisa jadi tukang kritik saja, lagunya kebanyakan, bahasa rohnya kelamaan. Cuma jadi "time keeper" saja. Karena ke gerejanya sudah terpaksa. Ada anak-anak yang dari sejak ikut Sekolah Minggunya sudah terpaksa, karena tidak boleh main game. Kalau ke gereja sekedarnya saja, ya tidak heran tidak dapat apa-apa

Kalau Anda ke gereja cari Tuhan, maka Anda tidak peduli siapa pengkhotbahnya, tidak peduli siapa usher-nya, pokoknya aku hari ini mau mengalami kepenuhan Roh Kudus. Motivasimu yang menentukan apa yang kau dapat waktu pulang! Kalau datang dengan motivasi cari Tuhan, hatimu terbuka! Walau musiknya hanya ada keyboard saja pun tidak ada masalah. Karena kita cari Tuhan! Kita mau ketemu Tuhan! Kita pasti dapat sesuatu dari pengkhotbah yang paling membosankan sekalipun.

Saya selalu katakan pada mereka yang baru hari pertama masuk sebagai fulltimer gereja, supaya jangan pikir semua orang yang ada di pelayanan adalah "orang suci" semua. Mungkin Anda melihat orang-orang yang melayani pada hari Minggu begitu luar biasa, tapi begitu sekantor dengan dia, mungkin kau akan melihat "the dark side" yang tidak dilihat orang lain. Kalau hari Minggu Haleluya-Haleluya, tapi hari lainnya "Halelupa". Kalau ke gereja, kau fokus pada pemimpin pujian, maka kau akan kecewa. Hari Minggu, jangan lihat orang, lihat Tuhan!

Saya katakan ke mereka, kami pendeta pun tidak sempurna. Bukan defense, bukannya kami tidak mau berubah, kami mau semakin disempurnakan seperti Kristus. Tapi manusia lama kami kan masih ada. Mungkin passion kami, kesabaran kami belum seperti yang diharapkan. Tapi jangan itu merusak ibadah pada hari Minggu.

Lalu kepada pelayan-pelayan Tuhan, saya katakan agar menjaga sikap, karena menjadi duta besar Allah, jangan sampai orang-orang down karena kamu tidak jaga sikap, tidak jaga hati.

#3 Datang dan lihatlah

Kalau ingin mengalami kepenuhan Roh Kudus setiap hari datang kepada-Nya dan lihat Dia bekerja. Waktu mereka datang pada Yesus, Yesus katakan, come and see!

Yohanes 1:39, Ia berkata kepada mereka: "Marilah dan kamu akan melihatnya." Merekapun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat.

Ada waktu-waktu di mana kita tidak tahu, mentok dan buntu. Tapi orang yang kepenuhan Roh Kudus, yang hidup dalam Roh Kudus, dia tahu tidak perlu pusing dan bingung. Ada waktu-waktu di mana dia mengalami hambatan demi hambatan, dia cuma datang pada sang sumber yaitu Tuhan Yesus Kristus. Dia hanya ingat datang, alami, cerita, dan berkata, "Benar Tuhan, I've done my part, sekarang silakan lakukan bagian-Mu," dan lihatlah Tuhan bekerja!

Hidup kepenuhan Roh Kudus bukan hanya dari bahasa rohnya saja. Tidak salah tapi juga tidak sepenuhnya benar juga. Bukan masalah Anda tidak bisa berbahasa roh saja. Orang yang dipenuhi Roh Kudus akan tahu, kalau tidak tahu harus doa apa, dia akan berbahasa roh. Dia tahu Roh Kudus akan membantu doa apa yang dia tidak dapat terpikir mau didoakan. Dia tinggal datang setiap hari datang pada Tuhan, setiap ada persoalan apa pun dia datang pada Tuhan. Kapanpun dia come to Jesus and see the miracle!

Dia yakin dan percaya, dia percaya bahwa Allahnya tidak akan mengecewakan, Allahku sanggup melakukan segala perkara. Dia percaya punya Bapa yang sanggup melimpahkan segalanya pada dia.

Satu kali kami berdoa untuk punya mobil baru. Kami sekeluarga hanya berdoa pada Tuhan, dan beberapa waktu kemudian tiba-tiba Tuhan kirimi uang, eh cukup untuk beli mobil. Puji Tuhan, Haleluya! Asyik, tapi kemudian muncul masalah baru. Karena pelayanan makin sibuk, mobil gereja pun semakin kerap dipakai untuk pelayanan. Saya tidak bisa "URC", unit reaksi cepat. Kalau ada yang menelepon untuk minta pelayanan, kadang mobil gereja tidak bisa saya pakai, karena sedang dipakai untuk pelayanan ke tempat lain ataupun untuk tugas kantor lainnya. Sementara pada saat yang bersamaan kadang mobil kami pun sedang diperlukan istri saya untuk mengantar anak-anak kami.

Saya bilang sama Tuhan, tidak cukup satu mobil, bukan mau gaya-gayaan, tapi memang kebutuhan. Ya kami doa lagi, dan tiba-tiba ada seseorang yang mau ganti mobil, ingat bahwa kami butuh mobil, sehingga dari yang order beli satu, jadi beli dua! Bulan Maret lalu mobil kedua datang. Senangnya luar biasa. Persis datang seperti yang kami doakan. Kami tidak ngomong mau mobil apa, kami juga tidak mengatakan pada orang lain bahwa kami butuh mobil. Kami minta ke Tuhan sebuah mobil buat pelayanan, dan Tuhan kasih persis yang kami harapkan!

Come to Jesus and see! Alami sendiri!

#4 Mengalami Yesus dalam hidup secara pribadi

Setelah mereka tinggal di rumah Yesus, kemudian dalam ayat-ayat selanjutnya, Yohanes 1:40-41, Salah seorang dari keduanya yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus. Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus)."

Mereka tinggal di rumah Yesus. Tuhan tidak mengatakan "Aku adalah Mesias." Dia hanya katakan come and see. Dan besoknya keduanya katakan, "Kami sudah menemukan Mesias!"

Saudara, kita jangan cuma bisa katakan "Yesus sanggup menyembuhkan, katanya." "Yesus bisa memulihkan, katanya." Katanya-katanya saja. Tidak! Alami sendiri. Bergaul dengan Firman-Nya setiap hari.

Kalau engkau katakan pengikut Kristus, tapi tidak pernah men-digest, mencerna Firman Tuhan baik-baik, engkau tidak akan pernah mengenal Tuhan. Dia mungkin di Sorga sana, tapi Dia tidak sejauh yang kau duga. Agama lain mungkin harus teriak-teriak, harus begini-begitu, tapi Tuhan Yesus tidak jauh-jauh. Hanya nyanyi sebentar, "Bapa engkau sungguh baik, …", kita sudah ketemu Yesus.

Bapa kita tidak birokratis. Maaf, kita bisa begitu birokratis, tapi Tuhan kita tidak perlu protokoler birokrasi. Kadang pendeta susah ditemui, tapi Allah kita luar biasa, gampang ditemui! Tapi Anda harus mengalami sendiri dan confess, mengakui, "Ya, Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat."

Saya katakan pada para pemimpin komsel, encourage setiap jemaat komsel. Berikan kesaksian yang tidak lebih dari 3x24 jam! Kenapa? Karena Tuhan kita itu fresh! Pengalaman dan kesaksian yang fresh itu yang menguatkan, bukti bahwa Yesus tetap bekerja. Tapi kalau setiap kali kesaksiannya 10 tahun lalu, 20 tahun yang lalu, tiap kali komsel selalu dulu-dulu-dulu, sekarang Yesusnya ke mana?

Maaf, saya tidak bermaksud sombong, tapi dari kesaksian seseorang, saya bisa pastikan bagaimana kehidupan pribadi seseorang dengan Tuhan. Tiap hari pasti mengalami sesuatu, kalau dia dekat dengan Tuhan. Dari sesimpel cari parkir aja. Tidak perlu yang spektakuler, dia peduli pada hal-hal kecil dalam hidup Anda.

Confess itu. Alami, lalu setelah mengenal Dia, confess!

Ayub 42:5, Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.

Ayub mengakui bahwa dia mengalami Tuhan. Tadinya agamawi, mengikuti hukum saja. Tiap pagi menurut hukum. Ayub salehnya luar biasa. Hidupnya benar, tapi dalam hukum. Sehingga ketika Setan datang dan Tuhan katakan, "Tuh lihat hamba-Ku Ayub luar biasa! Produk unggulan! Ini anak unggulan-Ku!" Lalu Iblis jawab, "Terang aja, coba kalau diambil semua. Hayo boleh ngga saya ambil?" Tuhan katakan, "Ok, tapi jangan ambil nyawanya!"

Ayub tidak goncang imannya. Tidak berbalik imannya, tapi dia mempertanyakan Allah, salah saya itu apa? Dan setelah dia berhari-hari berbulan-bulan bergumul, ketika Tuhan akhirnya berbicara, akhirnya dalam Ayub 42:5, Ayub katakan, "Dulu aku hanya mendengar, sekang aku tahu." Setelah mengalami sendiri, dia langsung tahu problemnya di mana. Dia langsung berdoa, minta ampun, buat teman-temannya, istrinya, bahkan Tuhan memulihkan Ayub, Alkitab mencatat, dua kali lipat.

Bagaimana dengan kita? Sudahkah mengalami Yesus sendiri setiap hari dalam hidupmu? Membagikan itu tidak perlu yang spektakuler! Setiap kali bagikan, setiap mau belanja bagikan.

Ada seorang nenek tua di Pontianak, jualan daging. Dia berumur 70 tahun dan jadi Kristen. Dia orangnya tidak banyak ngomong, tidak tahu banyak Alkitab. Setelah dibaptis, setiap kali dia jualan dan kasih bungkusan daging sama orang, dia sambil bilang, "Yesus sayang sama kamu." Dia sukacita, simpel. Cuma bilang begitu, dan dua orang segera dibaptis melalui pelayanannya! Simpel. Kenapa? Karena dia mengalami sendiri, maka dia confess.

Come and see. Datang dan lihat. Akui dia!

#5 Follow Him

Kelima, ikuti Dia! Ikuti Yesus. Mau dipenuhi Roh Kudus? Ikuti Firman Tuhan! Simpel. Ikuti saja. Ada orang yang bertanyanya rumit, tidak karuan. Boleh sih nanya, tapi masalahnya, kamu ikuti tidak?

Banyak yang mau kepenuhan Roh Kudus, mau mengalami berkat mujizat, tapi disuruh ikut Firman Tuhan, nanti-nanti melulu.

Yesus katakan pada dua orang itu, follow me, ikuti aku. Jalani saja. Tuhan sudah memberikan rancangan yang enak. Anda tinggal ikut!

Efesus 2:10, Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.

Hati-hati jangan cuma mau berkat-Nya, kepenuhan Roh Kudus kayaknya gagah. Tapi sebelum ke situ ikuti Firman Tuhan dulu.

#6 Lakukan hal yang besar

Yohanes 1:50, Yesus menjawab, kata-Nya: "Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu."

Ketika mengalami perjumpaan dengan Yesus, mengalami Yesus sendiri, dipimpin Roh Kudus, mereka melakukan hal-hal yang besar lebih dari yang mereka bayangkan. (Yohanes 14)

Ketika engkau mulai datang dengan sikap hati yang benar, dengan motivasi yang benar, maka berkat Tuhan akan dicurahkan. Engkau akan jadi kepala dan bukan ekor (Ulangan 28), ini bukan slogan, bukan janji omong kosong. Mari alami!

#7 Menjadi kebanggaan Tuhan

Setelah mengalami, lalu ketujuh, orang yang dipenuhi Roh Kudus akan melakukan hal-hal yang besar dan menjadi kebanggaan Tuhan!

Dalam Kisah Para Rasul, Stefanus yang dipenuhi Roh Kudus ketika akan dirajam batu dia katakan bahwa dia melihat langit terbuka dan Yesus Kristus berdiri di sebelah kanan Allah Bapa.

Kalau ada sebuah performance yang luar biasa, katakanlah pertandingan sepak bola yang luar biasa, biasanya penonton akan standing ovation, berdiri dan bertepuk tangan, karena luar biasanya.

Stefanus mengalami standing ovation dari Tuhan Yesus! Dia lihat Tuhan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah Bapa, karena dia melihat pada Tuhan Yesus.

Stefanus dipenuhi dan dipimpin Roh Kudus, ketika diadili di hadapan pemimpin-pemimpin agama, dia bela siapa itu Yesus. Dia tidak takut dihukum mati. Dalam Kisah 6:5 dikatakan bahwa Stefanus hidup penuh iman dan Roh Kudus, dan sampai akhirnya dia pertahankan imannya dengan luar biasa.

Saudara mau Tuhan Yesus lakukan standing ovation bagi Saudara? Come and see, dengan motivasi yang benar, cari sumbernya! Confess, follow him, lihat dan melakukan hal-hal yang benar.

Amin.