Bagaimana mengatasi konflik? (Pdm Hendry Setiawan)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
Kembali kami datang di hadapan-Mu Tuhan, kami tahu kami datang pagi ini di hadapan Bapa yang kudus. Kembali Engkau menguduskan setiap roh, jiwa, dan tubuh kami ya Bapa. Kami bersyukur dan terima kasih untuk setiap pengampunan yang Tuhan sudah berikan. Bahkan Engkau tidak pernah mengingat salah kami dan sudah membuangnya ke tubir-tubir laut yang dalam.

Ajar kami terus Tuhan untuk mengerti setiap perintah-Mu, di mana Engkau mengajar kami mengampuni setiap yang bersalah. Biar pagi ini bila ada sesuatu yang tidak berkenan, tolong Tuhan angkat itu semua. Sehingga Engkau menjauhkan kami dari segala pencobaan, tapi bila ujian itu boleh ada, proses itu boleh kami lalui karena kami tahu kami tidak berjalan sendiri, karena rancangan Tuhan mendatangkan kebaikan bagi kami.

Engkau melepaskan dari segala yang jahat bahkan dari sakit penyakit, kesombongan, keangkuhan. Terima kasih Engkau terus menjaga kami tidak menyimpang, sehingga kami masuk dalam rancangan damai sejahtera-Mu.

Siapkan hati kami semua, kami siap untuk mendengar pesan-pesan-Mu. Roh Kudus, ambil alih semua, Engkau pakai lidah bibir hamba-Mu sehingga semua sungguh-sungguh berasal dari Tuhan. Berikan kami semua telinga seorang murid agar kami mengerti apa yang harus kami lakukan.

Amin.

Shalom, Tuhan berbicara kepada Bapa Rohani kita, tahun ini adalah Tahun Multiplikasi dan Promosi, dan tahun Mujizat akan terus menyertai kita. Bagaimana cara kita menerima Multiplikasi dan Promosi? Firman Tuhan katakan, "Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti, dan keluargamu akan diberkati Tuhan!” (Yesaya 48:18-19)

Hari-hari ini mari kita menjaga hati, lebih lagi rendah hati di hadapan Tuhan. Saudara percaya kita bisa lakukan itu? Amin! Apapun yang terjadi dalam setiap hidup kita semua, kita menyaksikan perbuatan tangan-Nya yang besar. Bukan karena kemampuan kita. Kalau itu kita terus ingat, saya yakin dan percaya kita pasti diberkati. Ganjaran kerendahan hati dan takut akan TUHAN adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan. (Amsal 22:4) Tuhan akan lipatgandakan kehidupan kita, yang sakit jadi sehat. Kalau rendah hati, segala apapun bisa kita atasi. Terutama yang sudah terjadi dalam hidup kita. Seringkali kita salah dalam jaga relationship, konflik terjadi di mana-mana, baik di pekerjaan kita, di rumah tangga kita, antara suami istri. Di dalam pernikahan konflik sering terjadi dan Saudara harus tahu bahwa pernikahan yang terbaik bukanlah pernikahan yang tanpa konflik, tapi bagaimana kita menyelesaikan konflik itu. Jangan pikir keluarga hamba Tuhan tidak pernah konflik, tapi bagaimana kita menyelesaikan konflik itu supaya di hari yang akan datang tidak mengalami konflik itu lagi. Di dalam gereja Tuhan pun terjadi konflik kepentingan dan sebagainya.

Kita mau belajar pagi ini bagaimana mengatasi konflik. Mungkin Saudara saat ini sedang mengalami konflik, tapi Kita bersyukur kita ada bersama-sama di tempat ini, untuk kita bisa sama-sama berdoa. Seandainya kita mengalami sesuatu yang tidak enak, kita percaya Tuhan akan menyelesaikan itu semua.

Sumber konflik

Yakobus 4:1, Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu? Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa. Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.

Apa saja sumber konflik?

  1. Keinginan yang tidak terpenuhi
    Mari kita renungkan, keinginan yang tidak diberikan entah oleh rekan bisnis, istrimu, siapapun juga, di situlah konflik terjadi. Terjadi karena apa yang kita inginkan tidak kita terima.
  2. Iri hati
    Iri hati juga akar konflik. Iri hati itu tidak bisa melihat orang lain senang. Ternyata bila itu kita rasakan, di situ sudah ada perbuatan jahat dalam diri kita.
  3. Mementingkan diri sendiri
    "Dunia boleh hancur asal aku tidak". "Semau-mau gue". Ini adalah akar-akar konflik. Ini sering terjadi dalam hubungan suami istri, bahkan hingga affair terjadi.

Konflik Kain dan Habel

Kejadian 4:1-8,

Kemudian manusia itu bersetubuh dengan Hawa, isterinya, dan mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan Kain; maka kata perempuan itu: "Aku telah mendapat seorang anak laki-laki dengan pertolongan TUHAN." Selanjutnya dilahirkannyalah Habel, adik Kain; dan Habel menjadi gembala kambing domba, Kain menjadi petani.

Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan; Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu, tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram.

Firman TUHAN kepada Kain: "Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya."

Kata Kain kepada Habel, adiknya: "Marilah kita pergi ke padang." Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia.

Ini adalah pembunuhan terencana, sehingga konflik keluarga terjadi. Ayat 5 katakan, tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram.

Alkitab katakan bahwa Kain dan persembahannya tidak diindahkan Tuhan. Ternyata persembahan kita bisa tidak diindahkan Tuhan! Tuhan memperingatkan Kain, "Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya." Tapi akhirnya Kain membunuh adiknya.

Bapa Rohani berpesan bahwa kunci untuk kita mengalami Multiplikasi dan Promosi adalah menabur. Kalau kita menabur, pasti kita menuai lebih dari yang kita tabur. Demikian juga, kalau Saudara tabur kejahatan, Saudara akan menuai lebih jahat lagi. Kalau Saudara menabur angin, maka Saudara akan menuai badai. Kita diminta intim dengan Tuhan, Saudara jangan merasa sombong saat menerima sesuatu dari orang lain. Mungkin Saudara punya duit berlimpah-limpah, tapi ingat “Ganjaran kerendahan hati dan takut akan TUHAN adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan.” (Amsal 22:4)

Ketika saya masuk ke tempat ini, saya melihat hamba-hamba Tuhan di tempat ini menghormati saya, dan ketika kita lakukan itu kepada orang lain, saya yakin kita juga akan menerima penghormatan itu kembali. Ketika kita berbuat baik, maka kita akan menerima yang lebih baik. Juga sebaliknya!

Alkitab katakan, jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu. Ketika dosa baru mengintip di depan pintu, Saudara harus meng-handle itu segera. Saudara yang businessman, mari handle di awal, kalau ada kerja sama usaha, buat Surat Pernyataan di awal supaya ketika Perusahaan berjalan, semuanya berjalan dengan baik.

Menangani kemarahan

Kain marah, hatinya panas.

Efesus 4:26-27, Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.

Jadi, kita boleh marah, tapi jangan sampai merusak, jangan menyakiti, jangan berbuat dosa. Marah dalam waktu terbatas. Jangan terus mengungkit-ungkit.

Yakobus 1:19, Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.

Kita seringkali merespons terlalu cepat. Suami belum selesai bicara, istri sudah menyambar dulu. Juga sebaliknya. Ketika kita melakukan apa yang Tuhan mau, kita harus bersyukur pagi ini Tuhan mengingatkan kita, cepatlah mendengar, lambat berkata-kata. Jangan sampai ketika kita marah, ternyata kita berada di luar kebenaran Allah.

Markus 3:3-4, Kata Yesus kepada orang yang mati sebelah tangannya itu: "Mari, berdirilah di tengah!" Kemudian kata-Nya kepada mereka: "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?" Tetapi mereka itu diam saja. Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: "Ulurkanlah tanganmu!" Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu.

Yesus marah dengan didasari oleh kesedihan atas kedegilan, sebuah respons atas ketidakbenaran, dan lihat, dalam marah itu Dia justru mengerjakan mujizat, menyembuhkan tangan orang yang mati sebelah tangannya itu. Mari kalau kita marah, berikan keuntungan bagi orang lain.

Paskah adalah hari kemenangan. Renungkan baik, ketika kita berkemenangan, apakah setiap langkah kita, kita sudah memiliki kemenangan itu. Kita bukan cuma sekedar jadi orang Kristen, tapi kalau tidak merasakan kuasa mujizat Tuhan, jangan-jangan orang itu cuma punya pengetahuan. Yesus mati dan bangkit untuk kita, bukan buat kepentingan Dia. Ada yang bilang, Yesus mati untuk mengalahkan Iblis. Saudara, Iblis tidak ada apa-apanya di hadapan Tuhan, tapi Iblis adalah musuh kita. Makanya Yesus mati untuk kita.

Berdamai lebih penting dari persembahan

Yakobus 4:2, Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa.

Jangan sampai juga kita salah berdoa. Jika kita menginginkan sesuatu, kita punya pengharapan. Beritahu Tuhan lebih dulu segala sesuatunya. Kenapa Kain tidak diterima persembahannya? Ternyata ada yang sesuatu yang Tuhan mau lebih lagi.

Matius 5:23, Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.

Ternyata, berdamai itu lebih penting dari persembahan. Percuma ke hadapan Tuhan dengan hati panas. Mari kita berdamai dulu, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu.