Prinsip gembala yang baik (Pdm Himawan Hadirahardja)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Kita harus mengaplikasikan prinsip gembala yang baik (Yohanes 10:7-18) dalam kehidupan rumah tangga. Gembala yang baik adalah pintu, dia memberi makan, mengenal, dan rela berkorban bagi domba-dombanya!

Bapa, setiap waktu kami rindu untuk menyenangkan-Mu, bersekutu dengan-Mu. Kami akan mendapatkan kekuatan, penghiburan, kelimpahan. Kami pagi ini datang untuk mendengarkan firman-Mu, Roh Kudus bekerjalah di tengah-tengah kami karena kami adalah bait kudus-Mu. Amin.

Shalom Saudara, firman Tuhan katakan hati yang gembira adalah obat yang manjur! Beberapa waktu yang lalu saya menerima di email saya satu cerita yang luar biasa tentang seorang wanita yang menulis di diary-nya:

Waktu saya bangun tadi pagi saya berpikir apa yang menjadi rahasia kehidupan ini. Ternyata saya menemukan jawabannya di ruangan saya sendiri. Waktu saya lihat AC, seolah berkata tetaplah tenang. Waktu saya lihat atap rumah saya, berkata tetapkan tujuanmu tinggi-tinggi. Waktu saya lihat jendela, dia berkata lihatlah dunia. Waktu saya lihat jam, setiap menit itu berharga. Waktu saya lihat cermin, seolah cermin berkata, berpikir dulu sebelum bertindak. Waktu saya lihat kalender, tetaplah up-to-date. Waktu saya lihat pintu, seolah berkata, berusahalah yang kuat untuk mencapai tujuanmu.
Waktu saya lihat suami saya, dia bilang jangan belanja lagi hari ini!

Gembala yang baik

Yohanes 10:7-18,

Maka kata Yesus sekali lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu. Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka. Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu. Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu.
Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku.
Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.
Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. Tidak seorangpun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku."

Sedikit ilustrasi. Pada waktu Yesus ada di dunia ini, waktu mengatakan hal-hal di atas, seorang gembala itu punya kebiasaan menyimpan dombanya pada malam hari setelah seharian dia gembalakan. Pada masa itu ada dua cara untuk menyimpan domba. Di kota-kota yang relatif besar ada kandang-kandang yang bisa dipakai bersama-sama. 3-4 gembala bisa menggunakan satu kandang sekaligus. Kandang-kandang ini dijaga oleh seorang gatekeeper. Setiap pagi hari, gatekeeper itu akan membukakan kandang kepada gembala-gembala tersebut. Gembala-gembala tersebut kemudian akan berdiri di pintu dan memanggil domba-domba yang dititipkan di situ dengan nama mereka masing-masing.

Cara yang kedua yang paling banyak dilakukan, mereka menyimpan di tempat di kandang setinggi kandang batu. Ada celah sebagai pintu. Gembalanya akan berdiri di celah itu dan tidur di celah itu. Secara literal, gembala itu berfungsi sebagai pintu, sehingga tidak ada binatang liar dari luar yang bisa masuk tanpa melalui dia dan domba-dombanya tidak bisa keluar tanpa melalui dia.

Bagaimana prinsip-prinsip gembala yang baik ini kita aplikasikan dalam kehidupan rumah tangga?

Dalam 15 tahun belakangan, materi-materi mengenai keluarga semakin luar biasa, tapi serangan-serangan kepada keluarga juga semakin luar biasa. Semakin biasa perceraian terjadi, perselingkuhan. Yang saya semakin sedih, adalah semakin banyak gereja yang permisif terhadap perceraian. Gembalanya berkata bercerailah yang baik dalam Tuhan. Saya tidak habis pikir kok jemaat disuruh bercerailah yang baik dalam Tuhan?

Atau seringkali juga gereja memberkati tanpa mengecek dan ricek terlebih dulu latar belakang kedua calon mempelai. Sehingga kemudian muncul masalah demi masalah, entah pasangan yang ternyata sudah menikah sebelumnya atau banyak hal. Dan ini terjadi di sekeliling kita hari-hari ini.

Oleh karena itu, untuk membangun rumah tangga kita perlu belajar prinsip gembala yang baik ini. Sebutan gembala itu bukan hanya gembala di gereja, tapi kita semua adalah gereja. Setiap orang tua adalah gembala. Setiap gembala komsel adalah gembala. Setiap pemimpin perusahaan adalah gembala. Setiap supervisor dan eksekutif juga adalah gembala tas staf-staf di bawahnya. Orang tua adalah gembala anak-anaknya. Kakak adalah gembala bagi adik-adiknya. Setiap orang adalah gembala!

Menjadi pintu bagi domba-dombanya

Yohanes 10:9, Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat …

Gembala yang baik menjadi pintu bagi domba-dombanya. Fungsi pintu sangat penting. Bayangkan rumah yang megah tapi tidak ada pintunya atau Anda sedang berada di dalam gedung lalu tiba-tiba pintunya tidak berfungsi. Tidak ada artinya.

Waktu gempa di Padang, ada banyak yang mati di balik pintu rumahnya, karena pintu itu tidak berfungsi karena lis pintu itu bergeser akibat gempa sebelumnya dan tidak bisa terbuka. Mereka panik menghadapi kenyataan bahwa pintunya tidak bisa terbuka.

Pintu yang kokoh memberikan rasa yang aman. Waktu setelah kerusuhan 1998, banyak orang yang membangun pintu yang besar dan kokoh. Waktu orang setelah kerampokan, dia pasti segera memperbaiki pertama-tama adalah pintunya.

Gembala yang baik di dalam rumah tangga adalah yang menjaga domba-dombanya dengan doa-doa. Orang tua harus memproteksi anak-anak dengan doa-doa. Sangat ironis dan menyedihkan kalau ada orang yang bisa bersyafaat buat orang lain, gembala, teman-temannya, bangsa dan negara, tapi ternyata anak-anaknya tidak disebut. Betapa sedihnya anak-anak kalau tidak pernah disebut dalam doa-doa kita.

Banyak orang yang tidak mengalami apa-apa, karena dia tahu caranya berdoa, tapi dia tidak sepenuhnya percaya. Jangan meremehkan doa, karena doa itu punya kuasa yang luar biasa. Kalau bukan doa oleh istri dan anak-anak saya, mungkin banyak hal yang tidak bisa saya capai hari ini. Jadi, pagari istri, suami, anak-anak Anda. Berkati bisnis suamimu, pelayanan istrimu, berkati studi anak-anak kita. Waktu anak-anak kita keluar tembok rumah kita, kita tidak bisa ikuti dia terus 24 jam. Dia harus berinteraksi dengan teman-teman dari berbagai latar belakang sosial ekonomi, keyakinan. Waktu mereka keluar, mereka seperti domba yang dikirim ke tengah-tengah serigala. Kita tidak bisa karantina anak kita, tapi kita bisa jagai dengan doa, Tuhan bisa melihat dan perintahkan malaikat-malaikat untuk melindungi anak-anak kita, istri kita, suami kita.

Bangun mezbah keluarga, Anda bisa melakukannya pagi ataupun malam. Doa bersama keluarga bagi saya adalah sesuatu yang dinanti-nantikan. Hasilnya, ada accountability di rumah kami, anak-anak saya menjadi alarm apakah saya sudah berdoa atau baca Alkitab.

Domba-domba itu selama ada di kandangnya akan aman karena berada di lingkungan yang aman. Sebagai orang tua, kita menetapkan standar dan arahan dalam rumah kita, apa yang boleh dan tidak, jangan sampai Anda membiarkan dunia yang menetapkan standar untuk anak-anak kita. Lihat teladan Yosua dalam Yosua 24:15, "… Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!"

Gembala akan menetapkan standar kapan domba-dombanya akan makan di padang rumput hijau dan di mana. Gembala yang baik menetapkan aturan-aturannya. Kita yang akan membangun filter bagi keluarga kita terhadap dunia yang tidak menentu ini. Dalam rumah tangga kami, ada standar. Kalau anak belum bikin PR belum boleh pergi ke mana-mana. Kalau mau ikut pergi, harus sudah buat PR. Kalau kami mau pergi, kami pastikan dulu apakah ada PR atau tidak? Kalau PR-nya belum selesai, dia tidak boleh ikut pergi dan harus menyelesaikan PR itu dulu. Kami menentukan channel TV mana yang boleh ditonton, game playstation yang mana.

Kalau tidak dari kecil diajar, maka ketika sudah besarnya, seorang anak akan sulit diajar. Tetapkan standar dalam segala situasi firman Tuhan katakan ajarlah berulang-ulang dalam kitab Ulangan.

Efesus 6:4, Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.

Kita harus membuat filter, sehingga walau kita tidak ada di sekitar mereka, mereka sudah bisa memfilter sendiri mana yang benar atau tidak. Filter ini bisa tertanam pada mereka kalau kita mengajarkan firman Tuhan kepada anak-anak kita.

Memberi makan domba-dombanya

Yohanes 10:9b, ... dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.

Mazmur 23:1-2, Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;

Gembala yang baik memberi makan dengan membawa domba ke padang rumput yang hijau.

Memberi makan Ini berbicara mengenai dua hal. Pertama, makanan jasmani. Istri harus menyediakan dan memastikan makanan bagi keluarganya. Pastikan ketika suamimu pulang dari kantor ada cemilan di rumah dan pastikan keluargamu mendapatkan makanan yang bergizi. Suami-suami bekerjalah dan menyediakan keperluan keluargamu.

Dalam perjalanan saya ke Jawa Tengah, melewati sebuah kota kecil, dan saya menemukan hal yang menarik, ada sebuah label nama perusahaan yang digunakan di berbagai lini bisnis. Setinggi-tingginya pohon limau tidak akan bisa mengalahkan tingginya pohon jati. Kalau pohon limau ditaruh di kerumunan pohon jati, maka dia tidak kelihatan. Tapi coba kalau ditaruh di antara rumput hijau, pohon limau akan terlihat tinggi. Jangan gengsi. Mungkin engkau tidak bisa bisnis di Jakarta, tapi mungkin Tuhan mau kau ada di daerah. Banyak potensi yang sedang berkembang di daerah-daerah.

Firman Tuhan berkata, jangan malas. Ayo lakukan sesuatu, kerjakan sesuatu. Bahkan kebanyakan pebisnis besar memulai dari nol. Ayo para suami, sediakan keperluan rumah tanggamu, ayo bangkit! Krisis ekonomi adalah fakta. Tapi kebenaran firman Tuhan bisa mengalahkan fakta. Allah kita adalah Allah yang sanggup memberikan lebih dari cukup! Setiap fakta bisa kita kalahkan dengan kebenaran firman Tuhan!

Kedua, makanan rohani. Setiap pria sebagai kepala keluarga harus mengambil tanggung jawab untuk memimpin saat teduh. Jangan melempar tanggung jawab ini. Harap dibedakan antara melatih anak-anak kita berdoa, dengan kita tidak punya tanggung jawab untuk memimpin untuk mezbah keluarga. Untuk istri, adalah tugas sebagai istri untuk membangun dan menguatkan iman. Lihat contoh dalam 2 Timotius 1:5, Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu. Figur-figur wanita membangun keimanan yang luar biasa dari Timotius. Juga menjadi tugas ibu menolong suamimu dalam membangun iman anak-anak.

Gembala yang baik harus memberikan makanan rohani. Ingat, makanan rohani bukan sekedar Anda berkhotbah dalam mezbah keluarga. Tidak usah yang sulit, sekarang ini di toko-toko buku sudah banyak sekali buku-buku mengenai kisah-kisah yang berdasarkan firman Tuhan. Anda dapat membacakan cerita-cerita itu bagi keluarga Anda.

Mengenal domba-dombanya

Yohanes 10:14, Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku

Gembala yang baik mengenal domba-dombanya, dan domba-dombanya mengenal suaranya. Dalam bahasa aslinya ini dituliskan sebagai ginosko: pengenalan dari sebuah hubungan yang intim dan terus menerus.

Banyak orang yang percaya Yesus, tapi ginosko lebih dari sekedar kenal, tapi detail, kenal dan percaya 100%. Pengenalan yang dibangun intim dan terus-menerus.

Kalau Anda tidak pernah ginosko dengan anakmu, hubungan yang tiap hari dibangun dan terus-menerus, jangan kaget kalau anak-anakmu tidak mau mendengarmu. Tidak heran anak-anak lebih mendengar teman-temannya, televisi, karena orang tuanya tidak pernah ginosko dengan mereka.

Dengan mengenal anak-anakmu dan dunianya, teman-temannya, engkau bisa berkomunikasi. Ada orang tua yang anaknya berulang kali masuk ke panti narkoba. Mungkin ada benalu di anak-anak kita yang harus dicabut dari akar-akarnya. Coba cari tahu! Ginosko. Ada kekosongan dalam jiwa manusia yang hanya bisa diisi oleh Yesus Kristus. Ayo orang tua cari tahu, isi rongga-rongga yang kosong dalam anak-anakmu, ginosko dengan anak-anakmu.

Suami-istri juga harus satu sama lain ginosko. Tidak heran kalau tidak saling ginosko, sering ada miskomunikasi satu sama lain. Hati-hati kalau istri bilang "terserah", itu perangkap. Hati-hati kalau suami bilang "ngga ada apa-apa", biasanya justru "ada apa-apa"-nya!

Anda yang terlibat dalam pelayanan, hati-hati kalau Anda sering keluar dan lupa memagari waktu untuk keluargamu. Siapa yang mengasihi keluargamu kalau bukan engkau sendiri?

Rela berkorban

Yohanes 10:15, sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku.

Gembala yang baik rela berkorban bagi domba-dombanya. Bahkan Yesus menyerahkan nyawa untuk domba-dombanya.

Filipi 2:4, dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.

Gembala yang baik all-out, korbankan harga diri dan gengsimu. Apa artinya gengsi kalau keluarga menderita. Korbankan waktu Anda bagi keluarga, saling berkorban memberikan yang terbaik bagi pasangan Anda. Kita harus bayar harga demi sesuatu yang luar biasa.